11 - Seminggu

30 6 0
                                    

Jungkook dan Taehyung sudah resmi menjadi sepasang kekasih selama seminggu. Jungkook kini selalu menyempatkan diri untuk datang ke kafe tempat Taehyung bekerja saat istirahat. Memberinya makan, sekaligus mencuci mata katanya.

Jungkook sendiri sudah menyuruh kekasih semoknya itu untuk berhenti bekerja. Namun Taehyung menghiraukan itu. Dia terlanjur cinta dengan pekerjaannya, katanya dia bisa terhindar dari sifat malas. Maklumlah, Jungkook adalah seseorang yang kaya. Maidnya bukan hanya satu. Tidak bisa dipungkiri, akan betapa malasnya Taehyung nanti.

Malam ini, Jungkook dan Taehyung sedang berada di apartemen. Ya, Taehyung pindah semenjak mereka bersama. Taehyung pindah ke tempat yang lebih layak ketimbang kontrakan sebelumnya. Dia tidak lagi tertidur di atas kasur spons, namun tidur di atas kasur busa.

"Aish Mr. Jeon, sudah berapa kali aku ingatkan. Jangan makan di atas kasur, spreimu nanti kotor, dan siapa yang akan membereskannya? Aku." Taehyung mencubiti lengan Jungkook. Taehyung kesal sekali dengan kekasihnya ini. Dengan santainya ia makan popcorn sembari menonton televisi di atas kasur. Sungguh tidak bersih sekali.

"Aish Mrs. Jeon, jika kau lelah, aku bisa melaundry sprei ini." Jungkook menghiraukan ucapan Taehyung dan lanjut memakan popcornnya.

"Huft, terserah kau saja. Aku akan tidur di sofa." Taehyung merajuk, mengambil bantal dan guling dan meletakannya di sofa. Ia memunggungi Jungkook.

Saat matanya hendak terpejam, ia merasakan sesuatu melingkar di pinggangnya. Baru saja Taehyung hendak membalikkan badan, tubuhnya sudah ditindih oleh Jungkook. Jarak wajah mereka sangat dekat, bahkan hidung mereka saling bersentuhan.

Taehyung terdiam mematung menatap wajah tampan Jungkook. Pahatan wajah yang sempurna. Rahangnya yang tegas, matanya yang sipit, dan gigi kelinci yang menjadi keunikan di dirinya.

Begitupun Jungkook, ia memandang lekat pada Taehyung. Bagaimana eloknya paras sang kekasih. Matanya yang indah, hidung mancungnya, dan bibirnya yang merah dan tebal.

Jungkook kini semakin menindih badan Taehyung, bibir mereka kini bersentuhan, dan tanpa aba Jungkook meraup bibir seseorang yang ditindihnya. Taehyung refleks mencengkram pundak Jungkook. Jungkook menghisap bibir Taehyung, agar dia membuka mulutnya.

Tepat ketika Taehyung membuka mulutnya, Jungkook meloloskan lidahnya dan menautkan lidahnya dengan lidah Taehyung. Taehyung memejamkan mata menikmati permainan lidah Jungkook. Bahkan, tangannya kini melingkar di leher Jungkook. Mereka tak lagi memperdulikan saliva yang menetesi dagu mereka.

Taehyung memukul dada Jungkook pertanda ia kehabisan nafas. Jungkook melepaskan ciumannya dan menatap Taehyung. Ah, Jungkook benar - benar menikmati pemandangan ini. Bibir Taehyung semakin merah dibuatnya. Ia mengusap pipi Taehyung.

"Tidurlah bersamaku sayang, atau aku akan menidurimu di sofa ini, sekarang." Jungkook menatap Taehyung dalam. Memberi tanda bahwa dia tidak mau dibantah.

Taehyung yang peka terhadap perubahan nada suara Jungkook, langsung mengiyakan saja. Ia tidak mau keperawanannya diambil. Ia tidak mau, apalagi mereka baru jalan seminggu.

Jungkook tersenyum, ia menggendong Taehyung ala bridal menuju ranjang. Sebelumnya, ia melepas sprei dulu sebelum sang bidadari mengomel dan membuat telinganya sakit. Jungkook melingkarkan tangannya di pinggul kekasihnya. Taehyung mencari posisi ternyaman dan membenamkan kepalanya di dada Jungkook.

"Good night Mrs. Jeon"
"Good night too, Mr. Jeon"

HAY AKU KEMBALI!
BERIKAN AKU VOMENT!

Hujan, Pelangi, dan Petir (KookV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang