05 - Pertemuan Kedua

46 9 0
                                    

Sudah sebulan semenjak pertemuan Jeon Jungkook dan Kim Taehyung, dan Taehyung tidak melihat sekalipun batang hidung Jungkook, begitupun sebaliknya. Anehnya, Taehyung selalu tersenyum sendiri saat mengingat momen ketika Jungkook memeluknya. Seperti saat ini, ia malah melamun sambil tersenyum dibanding membereskan meja. Membuat Seokjin kesal.

"Hei pendek, bantulah aku membereskan meja ini sebelum kusiram kau dengan air." Ujar Seokjin sembari memukulkan lap meja ke muka Taehyung.
"Yak! Asal kau tahu, kau juga pendek!" Ujar Taehyung dan kemudian membantu Seokjin sebelum sisi maungnya keluar kembali.

Tuntas sudah waktu beberes di kafe tempat ia bekerja. Saatnya ia pulang, namun sialnya hari ini hujan deras dan ia tidak membawa payung. Seokjin tadi sudah pulang dengan Namjoon, kekasihnya. Sebenarnya Namjoon sudah menawari tumpangan, namun Taehyung menolak dengan alasan tidak ingin kupingnya panas mendengar mereka saling menebar cinta. Sungguh, Taehyung trauma satu mobil dengan dua pasangan yang sedang di mabuk asmara itu.

Lebih sialnya lagi, gawai Taehyung kehabisan baterai. Lengkap sudah kesialannya malam ini. Akhirnya, ia memilih duduk di depan pintu kafe sembari menunggu hujan reda.

Sudah 30 menit berlalu dan hujan seakan tak ingin memberikan kesempatan bagi Taehyung untuk pulang. Bukannya reda, hujan itu makin deras dan udara mendingin. Ah, Taehyung jadi mengingat kembali masa kecilnya. Masa - masa di mana sang pelangi masih ada di sana. Masih memeluknya dengan kasih sayang, menyapanya dengan ketulusan, dan mengecupnya dengan cinta. Taehyung menangis.

Asik melamun, suara klakson mengagetkan Taehyung. Di hadapannya kini, ada sebuah mobil yang dipakai golongan atas. Taehyung heran, siapa pemilik mobil ini? Apa yang ingin dia lakukan? Apakah dia akan diculik? Pikiran buruk sudah berkecamuk di otak Taehyung. Tapi, pikiran itu seketika sirna ketika melihat wajah sang pemilik kendaraan.

"Jeon Jungkook?" Taehyung terkejut. Setelah sekian lama, akhirnya Taehyung bisa melihat wajah Jungkook secara nyata. Tidak dari media sosial saja.

Jungkook turun dari mobil, menghampiri Taehyung dan menarik Taehyung sembari melindunginya dari hujan menggunakan jaketnya lalu mendudukannya di kursi penumpang.

"Jungkook, apa yang kau lakukan?" Taehyung kebingungan. Tanpa menjawab Taehyung, Jungkook langsung saja menacapkan gas.

"Hei Jungkook, apakah kau akan menculikku?" Taehyung mulai meninggikan nada bicaranya. Ada sebesit rasa takut di sana.
"Apakah kau tidak mengenali jalan ke arah rumahmu?" Jungkook menjawab tanpa menoleh. Taehyung terdiam.

Memilih menolehkan pandangan ke arah jendela. Taehyung mengulum senyum. Taehyung akhirnya bisa melihat wajah seorang Jeon Jungkook lagi. Taehyung juga tidak mengerti perasaan apa ini. Yang  jelas, perasaan ini muncul setelah Jungkook memeluk Taehyung. Pelukan Jungkook sehangat pelukan ibunya. Taehyung melamun lagi, sampai sebuah tepukan pada bahunya, membuat lamunannya buyar.

"Kita sudah sampai kau tak ingin turun" Jungkook berujar.
"Ah i - iya juga." Taehyung merutuki dirinya, mengapa ia gugup saat ditatap oleh Jungkook.
"Boleh aku pinjam gawaimu sebentar?" Jungkook mengadahkan tangannya.
"Untuk?" Taehyung mengernyitkan alisnya.
"Tidak usah banyak tanya, aku takkan melakukan hal yang aneh." Taehyung memberikan gawainya pada Jungkook.
"Lain kali, jika butuh bantuan telpon saja aku." Ujar Jungkook sembari memberikan hapenya kembali pada Taehyung. Taehyung membulatkan matanya saat melihat nomor Jungkook bertanggar di kontaknya.
"Turunlah, sudah malam. Tidur yang nyenyak!" Jungkook mengucapkan sembari tersenyum.

Taehyung turun dari mobil Jungkook dan mulai masuk saat mobil Jungkook menghilang dari pandangannya. Entah kenapa, hati Taehyung sangat berbunga - bunga. Berkali - kali ia melihat kontak Jungkook yang bertanggar di  gawainya. Ia melemparkan dirinya di ranjang, dan menatap langit - langit kamarnya sembari tersenyum seperti orang gila. Taehyung menghentikan tingkah anehnya itu, saat kantuk menyerangnya.

KASIH PRESIASI DENGAN CARA PENCET BINTANG, KAK!

Hujan, Pelangi, dan Petir (KookV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang