07 - Sebuah Perasaan

45 6 0
                                    

Sudah tiga bulan ini Jungkook dan Taehyung dekat. Mereka masih saja bertelepon ketika Taehyung pulang kerja. Taehyung pun merasa bahagia dengan datangnya Jungkook. Dunia yang telah lama abu, kini mulai berwarna. Taehyung tak lagi kesepian. Begitupun Jungkook. Hidupnya yang selama ini ia habiskan untuk menghamili wanita dan uke di luar sana, sudah tak ia lakukan lagi. Kehadiran Taehyung membuat dunianya tak lagi redup.

Hari ini, Taehyung memutuskan mengambil satu cutinya. Hari ini dia dan Jungkook berjanji akan menghabiskan waktu bersama sebagai 'teman'. Taehyung kini sibuk berkutat di dapur. Menyiapkan bekal sederhana dan berharap Jungkook menyukainya. Jungkook sebenarnya menolak untuk membawa bekal, hanya saja Taehyung menolak dengan tegas. Bagai anjing dan tuannya, Jungkook menurutinya.

Hanya seporsi nasi goreng, dengan potongan telur, sosis, dan timun yang ia buat dengan wajah tersenyum. Taehyung bertepuk tangan heboh melihat hasil karyanya di kotak bekal. Sembari menunggu Jungkook menjemputnya, ia memainkan gawainya.

Suara klakson mobil mengagetkannya. Dengan tergesa ia memasukkan lagi gawai ke sakunya dan membawa bekal yang sudah ia buat. Ia duduk di samping sang supir dan menatapi makhluk Tuhan di sebelahnya yang begitu indah. Hanya kaos hitam panjang dan celana denim yang ia pakai, namun pesonanya membuat Taehyung terpana. Jungkook yang ditatap pun hanya tersenyum.

"Berhentilah menatapku, nanti kau jatuh cinta." Ujar Jungkook sembari menyalakan mesin mobilnya.

Acara menatap Jungkook yang diadakan oleh Taehyung langsung usai. Taehyung memilih menolehkan kepalanya ke jendela samping sembari menyembunyikan rona merah di pipinya. Ayolah, kenapa pipinya tidak bisa diajak berkompromi sekarang.

Selama perjalanan, tak henti - hentinya Jungkook menggoda Taehyung. Mulai dari mengatakan dia pendek, sipit, pesek, dan lain - lain. Yang digoda membalas dengan mencubit lengan sang penggoda.

"Kau cantik." Ujar Jungkook disela cubitan Taehyung. Taehyung terdiam, menatap netra Jungkook yang legam.
"Yak pabbo! Aku seorang namja!" Dan Taehyung semakin ganas menyubiti Jungkook.

•••

Taehyung dan Jungkook kini sudah berada di taman. Taman ini cukup luas. Banyak yang hanya berjalan, dan ada juga yang berpiknik. Sebelum ikut berpiknik, Taehyung dan Jungkook memutuskan untuk berjalan - jalan sebentar. Sesekali, Taehyung menyuruh Jungkook memotretnya. Dan jalan - jalan itu usai saat Taehyung mengeluh kelaparan.

Mereka memilih berpiknik di bawah pohon apel yang cukup rindang. Taehyung mengeluarkan kotak bekal yang ia bawa, dan Jungkook mengeluarkan setoples biskuit dan dua kotak susu pisang.

"Wah, ini cantik!" Jungkook tersenyum dengan bekal buatan Taehyung.
"Sungguh?" Taehyung senang jika Jungkook menyukainya.
"Ya, ini mengingatkanku pada bekal yang sering ibuku buat pada saat aku sekolah dasar." Ada sebesit rasa pilu di kalimat yang ia lontarkan.

Taehyung merasa sedih dengan hal itu. Bagaimanapun, Jungkook dan Taehyung mengalami nasib yang sama. Masih kecil, sudah ditinggal sang ibunda. Namun untungnya, Jungkook masih disayang oleh sang ayah, namun tidak bagi Taehyung. Ia tidak pernah mendapat kasih sayang dari sang ayah.

Jungkook memakan bekal yang dibuat oleh Taehyung. Lagi - lagi ia tersenyum. Rasa nasi goreng buatan Taehyung, persis dengan buatan ibunya. Ia menatap Taehyung sembari tersenyum. Jungkook mengikis jarak antara Taehyung dan Jungkook. Menyatukan kedua hidung mereka, kemudian menyatukan bibir mereka. Dua benda kenyal itu saling bertubrukan. Jungkook merasakan rasa manis dari bibir Taehyung. Taehyung sendiri hanya memejamkan matanya saat tanpa aba, Jungkook memberinya sebuah kecupan. Kecupan yang tidak singkat.

"Aku tidak tahu perasaan apa ini, tapi aku selalu bahagia saat di dekatmu." Ujar Jungkook menyudahi sesi kecupan itu. Meninggalkan sejuta pertanyaan di lubuk hati Taehyung. Apakah Jungkook memiliki perasaan yang sama terhadapnya? Apa mereka saling jatuh cinta? Hal itu menjadi tanda tanya besar di hati dan pikirannya. Dua anak adam itu baru pulang saat jingga lembayung terlukis.

BIASAKAN TINGGALKAN JEJAK, YA!

Hujan, Pelangi, dan Petir (KookV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang