04 - Pagi

45 9 0
                                    

Jungkook mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya matahari yang menelusup tak sopan ke matanya. Ia terkejut karena tidak berada di halte, namun berada di ranjang. Dan diherankan lagi, ini bukan ranjang apartemen maupun ranjang kamar Jimin. Ranjangnya kurang empuk dibanding ranjang kedua tempat tadi. Jungkook mendengar suara berisik di dapur, daripada mati penasaran, Jungkook keluar kamar dan memeriksa. Siapa tahu ia disekap? Pikir Jungkook.

Membuka pintu kamar dan melihat Taehyung tengah berkutat dengan bahan masakan. Tanpa disuruh, ia langsung saja duduk di kursi meja makan. Hal itu jelas - jelas mengagetkan Taehyung.

"Ah, kau sudah bangun rupanya. Cucilah mukamu dulu, aku akan menyiapkan sarapan." Taehyung kembali memfokuskan membuatkan sarapan untuknya dan tamu itu.

Tanpa mengucapkan sepatah kata, ia berdiri dan menuju kamar mandi. Ia langsung tahu di mana kamar mandi tersebut berada. Flat ini sangat kecil, ia sangat yakin di sana kamar mandi. Benar saja dugaannya, di sana kamar mandinya berada.

«« H P P »»

Taehyung menyiapkan sarapan di meja makan. Ia membuat lebih banyak porsi dari sebelumnya. Oh ayolah, ia memang bukan dari kalangan orang berada, tapi perasaannya lebih berada. Tak mungkin ia membiarkan tamunya kelaparan. Ia melirik Jungkook yang baru saja keluar kamar mandi, masih dengan pakaian yang sama. Taehyung refleks menutup hidung.

"Gantilah pakaianmu, itu sangat bau." ujar Taehyung.
"Tapi aku tidak membawa pakaian." balas Jungkook.
"Aku mempunyai baju yang kebesaran, jangan membuat bau masakanku yang lezat ini jadi kalah dengan bau alkohol." Lantas, Taehyung langsung saja melenggang menuju kamarnya. Mengambil pakaiannya yang kebesaran dan sebuah kantong plastik.

Jungkook mengambilnya dan kembali lagi ke kamar mandi. Meninggalkan Taehyung yang duduk dan memainkan handphone. Taehyung terkejut saat melihat Jungkook sudah berada di hadapannya. Ia mempersilahkan sang tamu untuk makan.

"Jadi, bagaimana aku bisa berakhir di sini?" Jungkook bertanya tanpa menatap Taehyung. Hell, Taehyung bingung. Jadi, siapa yang Jungkook ajak bicara? Nasi itu atau Taehyung?
"Kau mabuk dan seperti orang gila semalam. Jadi aku membawamu kemari." Taehyung juga membalas tanpa menatap Jungkook.
"Ah begitu, terima kasih. Omong - omong siapa namamu?" Jungkook kini menatap Taehyung."
"Kim Taehyung, kau?" ucap Taehyung disertai sebilah senyuman.
"Jeon Jungkook." Taehyung membulatkan matanya tak percaya. Orang yang di depannya? Jeon Jungkook? Oh hell, bagaimana bisa Taehyung tidak mengenal dia?
"K - kau? Putra dari Jeon Donghae?" Taehyung masih tak percaya. Jungkook hanya membalas dengan deheman. Selanjutnya, hanya suara dentingan piring dan gelas yang terdengar.

Taehyung membereskan piring kotor bekas mereka. Sedangkan Jungkook sibuk memainkan ponselnya. Taehyung melihat bahwa tangan Jungkook mengepal. Taehyung penasaran, tapi ia enggan bertanya.

"Sialan kau Park Jimin!" Ah, nama itu lagi. Ada apa sebenarnya dengan Park Jimin dengan Jeon Jungkook? Apakah mereka sepasang musuh? Ah, Taehyung malah memikirkan hal itu. Setelah berkata seperti itu, Jungkook berdiri.

"Aku pamit, terima kasih atas pertolonganmu." Ia kemudian pergi sembari meninggalkan sebuah amplop di meja makan. Dasar tamu tidak sopan. Habis kenyang, pulang. Gerutunya dalam hati. Ia pun mengambil amplop itu dan melihat setumpuk uang sekitar 5 juta. Hell, itu gaji Taehyung selama 5 bulan. Ah, beruntung juga dia. Uang simpanannya juga hampir habis. Taehyung pun memilih untuk mandi, hampir pukul 9 pagi, waktunya ia bekerja.

AYO DIKASIH JEJAK DULU!!!
EGX DULU SAMA DARK READERS

Hujan, Pelangi, dan Petir (KookV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang