Malam ini, pukul 10 Nara sudah tertidur pulas. Jarang-jarang ia sudah tertidur di jam seperti ini. Mungkin karena tadi Nara sedang mengerjakan tugas-tugas nya yang terkumpul, jadi ia kelelahan dah pergi ke kasur untuk istirahat.
Tubuhnya kini sedang dibalut selimut. AC kamarnya masih berada di suhu yang sangat dingin, hingga akhirnya Nara terbangun dan merasa kedinginan.
"Farel, Farel!!" Teriak Nara yang tengah duduk di atas kasur dengan tingkat kesadarannya yang belum sempurna.
"Hh ya ampun dingin banget." Tangannya bergerak mengambil ponsel disamping nya untuk melihat pukul berapa sekarang.
"Wow, jam 12? Gue tadi ketiduran ya abis belajar... " Ucapnya sambil mengusap-usap wajahnya.
Hingga akhirnya Nara tersadar dengan apa yang ia katakan saat terbangun tadi. Farel. Tangannya kemudian menutup mulutnya tidak menyangka. Bagaimana mungkin dia mengucapkan nama mantan saat kesadarannya masih belum stabil?
"FAREL? GUE NGOMONG FAREL?" Hingga paginya, ia masih tidak menyangka dengan apa yang ia katakan.
.
.
.
"Pagi Nay." Sapa Nara lemas. Seperti biasa, kakak laki-laki nya itu mengebut saat mengantar Nara ke sekolah. Hingga akhirnya roti bakar yang seharusnya ia makan terjatuh di jalan. Perutnya kini masih kosong tak berisi apapun, yang membuat badannya lemas tak ber energi.
"Pagi Ra, tumben lemes." Nay yang sedari tadi tengah membaca buku kemudian beralih pada Nara. Ia sudah bisa menebak jawaban dari wajah Nara saat ini.
"Abang gu-" Belum selesai Nara menjawab, Sahabat nya itu sudah peka dan malah menjawab nya sendiri.
"Iya gue tau, abang lu kan? pasti ada hubungannya juga sama makanan." Ucapnya sambil tersenyum meledek.
"Makanan gue jatuh ke aspal Nay." Sebelum ini, Nay masih biasa-biasa saja dan tak mengira suatu hal terjadi pada makanan Nara. Ia hanya menyangka bahwa Nara belum makan dan kakak nya sudah terburu-buru.
"HAH, DEMI??" Dua kata itu adalah dua kata terakhir sebelum Naya beralih tertawa terbahak-bahak. Sahabat nya ini sudah membayangkan bagaimana ekspresi Nara saat makanannya jatuh ke jalanan disaat ia belum memakannya sama sekali.
"Gila lu malah ketawa, gak liat gitu temen lu kelaperan lemes begini?" Nara yang merasa sakit hati dengan Nay kemudian angkat bicara. Tangannya tidak berhenti menunjuk ke arah dirinya sendiri.
"Oiya, gue lupa ada titipan dari calon doi lu." Setelah Nay berhenti tertawa, tangan kanannya bergerak ke arah laci dan mengambil sebuah kertas. Nara yang melihat nya sudah tidak sabar, apalagi ketika ia mendengar perkataan Nay tadi.
"Hah, calon doi? Siapa coba?" Badan Nara sekarang sudah berusaha melihat ke arah laci meja. Tetapi sudah berhasil ditutupi oleh badan Nay.
"Baca sendiri noh, gue belum buka tapi." Ucapnya sambil menaruh kertas surat ke meja bagian Nara. Nara kemudian langsung membukanya dan mencoba untuk membaca surat itu.
"Pagi Ra, ini gue Denan. Maaf, boleh minta waktunya nanti pulang sekolah? gue mau curhat sama lu. Ternyata gue nyaman cerita masalah kemarin sama lu Ra. Ga keberatan kan? oh iya, kalo lu belum sarapan, gue traktirin sini. Gue lagi di kantin. Anyways, gue tunggu jawaban lu ya Ra." Setelah selesai membaca surat yang diberikan Denan, Nara sedikit terkejut. Ia langsung menutup kembali surat itu dan menaruh nya ke laci.
"Gimana?" Naya bertanya penasaran. Sedangkan temannya itu masih terpaku memahami isi surat yang dikirim Denan tadi.
"Gue pamit ke kantin dulu Nay." Ucap Nara sambil menepuk-nepuk pundak sahabatnya. Ia kemudian berlari ke arah kantin secepat mungkin.
"Eh Ra, beneran belum makan?" Sesampainya di sana. Nara disambut dengan pertanyaan Denan yang membuat perut Nara semakin berbunyi. Tapi sedikit tertutup karena dirinya yang sedang ngos-ngosan.
"Belum Denan." Nara yang sedang memegangi lututnya itu kemudian menjawab pertanyaan Denan. Setelah nafasnya perlahan mulai bisa di atur, ia berjalan ke arah Denan dan duduk di sebelahnya.
"Sini duduk, gue traktir." Melihat Nara yang seperti tidak bisa mengatur nafasnya kemudian menepuk-nepuk kursi disamping nya. Setelah melihat
Nara duduk, Denan kemudian pergi untuk memesankan makanan untuk Nara."Ra, mau makan apa?" Tanya Denan yang tengah mengintip sedikit ke arah Nara.
"Soto aja." Ucapnya sambil menelan air putih yang sudah diberikan Denan.
i'm back bestiee, rindu ngga? hrs dongg hehe. Maaf br update, krn di sekolah ku lg ada ujian. Itung-itung udh update lah yaa, nanti aku lgsg nulis eps selanjutnya kok. Btw happy kartini's dayy ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang kita ; long rest
Teen FictionKata Denan, "di pertemanan seorang laki-laki dan perempuan pasti akan ada salah satu dari mereka yang jatuh hati. Seperti aku, yang jatuh hati dengan sepasang mata yang kutatap setiap hari, dan kuanggap sebagai teman. Namun nyatanya tidak, hati ini...