012

5 2 0
                                    

"Naraa, Denan dateng itu mau jemput kamu."

"Hah, perasaan gue ga dikasih tau mau berangkat bareng deh.. "

"Iya maa, bentar ini aku turun!"  Ucapnya membuka pintu kamar.

"Denan, jangan ngebut loh ya. Anak tante suka ga pegangan kalo naik motor." Mama Nara sudah sering bertemu dengan Denan. Tapi dirinya tidak pernah absen untuk berkata "jangan ngebut!".

"Iyaa tan, Nara kalo sama saya pegangan pinggang terus kok." Ucapan Denan membuat dia perempuan di depannya terkejut. Nara langsung bergegas memukul pundak Denan. Sedangkan mama Nara? ia hanya tersenyum ke arah Denan.

"Deket-deket terus ya kalian, tante suka." Katanya. Ia tertawa kecil dan memberi kode ke Denan "Tante dukung kamu. " dan pergi ke arah dapur

"Denann! suka aneh ya lo kalo ngomong depan mama." Denan tertawa sambil memegang helm. "Tapi bener kan? lo suka meluk gue?" Nara langsung memutar bola matanya kesal.

"Alah udah cepet, keburu siang. Pake gih. " Helm yang ada di genggamannya tiba-tiba langsung di jatuhkan ke kepala Nara. Helm itu hampir membuat Nara terjungkal ke belakang. Denan tidak membantu, ia hanya tertawa.

Denan sedikit tersadar dengan keberadaan kacamata hitam Nara. Tidak biasanya ia memakai kacamata. "Lo kenapa? abis nangis ya?"

"G-ga, gue cuma mau make aja." Ucap Nara memegangi kacamatanya. Denan tidak percaya semudah itu, ia membuka kacamata Nara dan melihat mata Nara bengkak karena menangis.

"Nangis kenapa?"

"Ga ada." Jawaban Nara membuat Denan sedikit kesal. Hingga akhirnya laki-laki itu pergi keluar rumah dan segera menaiki motornya.

"Eh engga-engga bercanda!!"

"Iyaa iya nanti gue ceritain. "

"Bro, lagi ada masalah akhir-akhir ini? " Revan menepuk-nepuk pundak Denan. Setelah itu, ia duduk di sebelah nya.

"Ga ada. " Raut wajah Denan terlihat datar. Ia sedang memikirkan Nara. Terlintas percakapan dengan Nara, yang membuat Denan selalu mengingat nya.

"Dia bilang kangen Nan. "

"ARGHH. " Denan geram dengan apa yang Nara ucapkan saat itu. Emosi nya selalu meluap-luap saat mengingat kata-kata Nara.

"LO KENAPA ANJIR? " Revan panik. Ia segera menarik pundak Denan untuk duduk kembali. "GILA LO YA? " Lanjutnya.

Wajah Denan memerah, ia harus bagaimana? sejujurnya, Denan masih bingung dengan perasaannya sendiri. Hal itu lah yang membuatnya ragu mengungkapkan perasaan Denan ke Nara.

"Cara tau kita suka sama orang tuh gimana? "

"Cara tau kita suka sama orang tuh gimana? "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tentang kita ; long restTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang