7

925 93 121
                                    

Yuke terbangun dengan tubuhnya yang masih bertelanjang dan tanpa pakaian, begitupula dengan Snape yang tidur di sampingnya.

Yuke mencoba untuk mengambil pakaian yang semalam ia jatuhkan di lantai, kemudian memakainya sebelum Snape terbangun dan membuatnya tak bisa memakai baju untuk yang kedua kalinya.

Gadis itu menatap dirinya di depan cermin, sambil merapikan rambutnya dan mengikatnya kebelakang seperti ekor kuda.

Namun kini bayangan di cermin itu bukan hanya dirinya, melainkan Snape yang tengah tersenyum sambil memeluknya dari belakang.

"Selamat pagi.." bisiknya, bahkan Yuke tak tahu kapan pria itu terbangun.

Yuke menatap Snape lewat kaca di depannya. "Selamat pagi.." ia membalas sapaan pria itu.

Snape menatap pantulan dirinya dan Yuke di cermin, seketika pria itu menghela nafas ketika dirinya lebih mirip seorang ayah dibanding seorang pacar saat bersama dengan gadis itu.

Lalu Snape mengalihkan pikirannya dan menatap leher gadis itu yang tampak bersih, tak bisa menahan diri untuk tidak menghisapnya dan memberikan tanda kemerahan disana, pagi itu akan menjadi pagi yang sangat menggairahkan kalau saja Yuke tidak memprotes bahwa dirinya harus menyiapkan sarapan.

Namun pria itu tak melepaskan nya begitu saja, Snape memeluknya semakin erat dan kembali menghisap lehernya hingga gadis itu memekik.

"Severus, hentikan itu" Yuke memohon.

Snape menghela nafasnya. "Biarkan aku melanjutkannya lima menit saja" pria itu kembali mencium dan menghisap lehernya. Yuke mengerang kecil ketika Snape kembali membuat tanda kemerahan di area sensitif nya.

"Sudah cukup, aku akan membuatkan mu sarapan" gadis itu berbalik dan mendorong tubuh kekar Snape yang sangat keras.

"Aku menginginkan mu untuk sarapan pagiku" ia menyeringai.

Yuke merotasikan bola matanya. "Aku serius Profesor Snape, berhentilah melakukan ini dan kau harus memakan makanan sehat supaya bisa cepat sembuh!" Gadis itu menyentak di akhir kata.

Snape dengan tak rela akhirnya mau melepaskan gadis itu untuk pergi ke dapur, pria itu mengikutinya dari belakang dan mendudukan dirinya sambil menatap Yuke yang siap-siap bekerja.

Gadis itu berbalik. "Kau mau teh hangat?" Tanyanya.

Snape mengangguk sebagai jawaban, lantas gadis itu memberinya secangkir teh hangat seperti yang di inginkannya. Lalu kembali melanjutkan acara memasaknya selagi Snape menunggunya.

Tetapi pria itu tak bisa hanya terus duduk dan menunggu, akhirnya ia berdiri dan menghampiri Yuke untuk memeluknya dari belakang sambil menyandarkan dagunya di bahu gadis itu. Yuke bisa merasakan nafas hidung Snape yang hangat.

"Apa kau tak bisa duduk diam dan menunggu?" Tanya gadis itu.

Snape terkekeh masih sambil memeluknya, lantas menatap leher gadis itu yang tampak menggoda, ia tak suka jika harus menganggu Yuke yang tengah sibuk memasak, tetapi jauh di lubuk hatinya ia ingin sekali menerkam gadis itu dan membuat dirinya merasa puas, semalam tidak begitu cukup untuknya.

Karena pria itu tak tahan melihat lehernya, ia memutuskan untuk melepas ikatan rambut yang tadi dibuat Yuke, setidaknya rambut panjangnya tak akan membuat Snape begitu tergoda untuk membuat sebuah tanda kemerahan disana.

Yuke sedikit menoleh kebelakang. "Apa yang kau lakukan?"

Snape merapikan rambut gadis itu dengan tangannya. "Aku lebih suka kau yang seperti ini, jangan ikat rambutmu ketika kau tak ingin bermain denganku"

See you again [ Severus Snape Always 2 ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang