Cahaya matahari menembus gorden-gorden ruangan yang tengah di tempati oleh Alan, pria itu membuka matanya karena silaunya cahaya pagi, ia merasakan tubuhnya begitu kaku dan punggungnya sakit, kursi yang di tiduri nya sangat keras dan membuatnya tidak nyaman.
Alan membuka gorden nya, cahaya mentari semakin menyilaukan, namun setelah beberapa lama ia menatap matahari yang terbit, itu tiba-tiba tergantikan oleh kegelapan yang hitam pekat, langit tiba-tiba mendung dan Alan langsung menutup gorden dengan cepat.
Alan menatap langit-langit ruangan. "Apakah pertempuran sedang berlangsung di atas?" Ia bertanya pada dirinya sendiri.
Pria itu berjalan perlahan menuju ke arah kursi yang tadi di tidurinya, mengambil tongkat sihir di meja dan berjalan perlahan ke kamar Snape.
Alan menghembuskan nafasnya sebelum ia mengetuk pintu, namun ketukan itu tak bisa membangunkan dua makhluk yang berada didalam, sekali lagi ia mengetuk pintu dan tak ada jawaban yang membiarkannya masuk.
"Yuke, bolehkah aku masuk?" Akhirnya ia berteriak dari luar.
Masih tak ada respon, akhirnya Alan membuka pintu itu dengan paksa, lalu dapat melihat Yuke yang tertidur di samping tempat tidur Snape, dengan tangan kiri sebagai bantal dan tangan kanannya menggenggam erat pergelangan tangan Snape.
Alan kembali menghela nafasnya, ia benar-benar tak percaya kalau harus melalui semua ini, ikut terjebak kedalam dunia yang bahkan tak pernah ia percayai kalau ini benar-benar nyata.
Alan mendekat ke arah Yuke, menggendong tubuh mungilnya dan membawanya keluar kamar, ia sedikit tak rela jika harus meletakan Yuke di tempat tidur tepat di samping Snape, karena itu ia membawa nya ke sofa yang semalam ia tiduri.
Alan menurunkan Yuke dengan hati-hati, takut kalau gadis itu akan terbangun dengan suara kecil yang ia keluarkan.
Saat Alan hendak meninggalkannya dan menjauh darinya, Yuke langsung menarik lehernya dan membuat hidung mereka yang sama-sama mancung hampir bertemu, Alan menelan ludahnya dengan susah payah.
"Yuke?" Ia memanggil dengan suara pelan, melihat Yuke yang masih tertidur pulas namun kedua tangannya merangkul leher Alan dengan erat.
"Tetaplah disini.." Yuke berbicara dalam tidurnya, Alan semakin tak kuasa menahan gairah nya ketika bola matanya menatap intens bibir gadis itu.
Alan menghela nafasnya, apa yang ada dalam kepalanya pagi ini benar-benar tidak masuk akal, dia tak boleh menyukai Yuke karena gadis itu tak akan pernah menyukai nya.
Tapi lamunannya buyar ketika Yuke menariknya semakin dekat.
"Severus.." gadis itu kembali bergumam.
Alan tertawa renyah, lalu melepaskan diri dari Yuke dengan hati-hati, takut membangunkan gadis yang tampaknya tengah memimpikan pangeran pujaannya.
Pria itu hendak melangkah ke arah dapur, namun ia tampak ragu sejenak dan berbalik menghadap Yuke, gadis itu masih tertidur dalam damai, Alan kembali mendekatinya, ia berlutut di samping Yuke yang tengah tertidur, membelai rambutnya pelan dan rambut itu terasa begitu lembut di tangannya.
Yuke mengerjap ketika merasakan sentuhan hangat di kepalanya, sangat nyaman hingga rasanya ia ingin kembali terlelap kedalam mimpi indahnya, gadis itu menoleh ke samping dan menatap siapa yang tengah membelai rambut tipisnya.
Alan yang menyadari kalau gadis itu sudah sepenuhnya sadar, ia langsung menarik lengannya dari rambut Yuke, berdiri dan menatap sekeliling dengan gugup, asal tak menatap mata gadis yang ada di hadapannya.
"Selamat pagi" Yuke menyapa dengan sama gugupnya, Alan hanya mengangguk membalas sapaan pagi nya.
"Kau sudah sarapan?" Yuke bertanya pada pria yang masih mematung di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
See you again [ Severus Snape Always 2 ]
Romansaketika kamu harus memilih keputusan yang berat untuk di tanggung sendirian, apa yang akan kamu lakukan? memilih salah satu dari mereka atau justru berlari menuju kehancuran?. Seandainya seseorang bisa memutar waktu dan memberi gadis itu kesempatan u...