Snape baru saja menyelesaikan pekerjaannya sebagai guru, pria itu sudah memastikan bahwa ia telah mengajar semua kelas yang ada di jadwalnya, jadi sore ini ia bisa bersantai sambil menikmati sisa hari bersama Yuke di ruangannya.
Saat pria itu hendak kembali dan berjalan di sekitaran lorong sekolah, seseorang menepuk bahunya dari belakang, Snape berhenti dan berbalik untuk mengetahui siapa orang tersebut.
"Apa kabar, Severus?" Orang itu tersenyum menampilkan gigi putihnya dan melambaikan tangannya.
"Lupin, apa yang kau lakukan disini?" Snape menaikan sebelah alisnya keheranan.
Lupin mengacungkan sebuah perkamen. "Untuk membalas surat mu" jawabnya.
Snape bengong, namun tatapannya langsung beralih pada Sirius yang ada di samping Lupin, pria itu tidak sendirian, ia membawa sahabat lama bersamanya, Snape berdecak.
Sirius tak menatap Snape, ia tampak kesal dan agaknya tengah berharap supaya Lupin lebih mempercepat pembicaraannya dengan Snape.
Lupin menatap dua orang yang saling mengalihkan perhatiannya, Snape mencibir sedangkan Sirius terus merutuk dalam hatinya sehingga membuat wajahnya yang sangar terlihat lebih menyeramkan.
Lupin merangkul keduanya, menatap mereka dengan harapan bisa membuat hubungan jauh lebih baik dari sebelumnya.
"Teman-teman, ayolah, ada apa dengan kalian?" Pria berkumis itu menatap Snape dan Sirius.
Sirius berdecak. "Kau tidak bilang akan mengunjungi Snivellus, untuk apa aku ikut kemari?" Ia mendelik pada Snape.
"Kau bisa pergi jika mau" Snape berucap dengan suaranya yang dingin, tak akan pernah melupakan apa yang Sirius lakukan kepadanya di masa lalu.
Sirius mengepalkan tangannya, namun Lupin yang berada di antara mereka masih mencoba untuk menenangkannya.
"Teman-teman, coba pikirkan baik-baik, masa lalu sudah berakhir, perang tak ada lagi, dan semua orang mengharapkan kebahagiaan untuk kedepannya, lalu kenapa kalian masih menyimpan dendam masa lalu? Kita bisa menjadi teman yang baik di masa sekarang, lupakan semuanya"
Seketika Snape dan Sirius melepaskan rangkulan Lupin, menjauh satu sama lain.
"Berteman dengan pria berminyak ini? Kau pasti bercanda, James akan tertawa mendengarnya" ucap Sirius.
Snape menggertak. "Dan aku tak berharap akan berteman dengan para bajingan seperti kalian, kenapa kau tak menyusul Potter ke atas?" balas Snape.
Lupin menggaruk tengkuknya. "Ayolah, kalian bukan lagi seorang murid, cobalah untuk berifikir dewasa, jika kita melupakan segala sesuatu di masa lalu, tak ada satupun dari kita yang akan tersakiti lagi, kita bisa hidup dengan damai"
Snape memutar bola matanya. "setidaknya minta maaflah padaku atas apa yang kalian lakukan dulu!" sentaknya.
Sirius melangkah padanya. "Aku tak akan sudi minta maaf padamu, hanya karena kau menyelamatkan Harry, itu tak cukup untuk kau berteman denganku"
Snape mencibir. "Siapa juga yang mau berteman denganmu? Benar-benar tak bermanfaat"
Lupin mengacak rambutnya. "Baiklah baik, jika kalian belum siap untuk berdamai satu sama lain, mungkin sedikit waktu akan membantu"
Snape dan Sirius diam.
"Nah Severus, kau bertanya tentang bagaimana mengurus wanita hamil bukan? Sebelumnya aku ingin bertanya padamu, siapa yang hamil?"
Snape menatap Lupin keheranan. "Siapa lagi? Tentu saja Yuke, kau pikir Minerva?"
Sirius dan Lupin nampak shock, Sirius yang awalnya tak berniat bicara panjang lebar lagi dengan Snape nyeletuk. "Yuke hamil? Kau apakan dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
See you again [ Severus Snape Always 2 ]
Romanceketika kamu harus memilih keputusan yang berat untuk di tanggung sendirian, apa yang akan kamu lakukan? memilih salah satu dari mereka atau justru berlari menuju kehancuran?. Seandainya seseorang bisa memutar waktu dan memberi gadis itu kesempatan u...