3. Pria pria misterius

2.9K 514 51
                                    

Huh.. Huh..

Nafas Ainsley dan Zen menderu tak karuan sementara kening mereka saling menempel.

"Apa kau sangat suka berciuman?" tanya Ainsley. Pasalnya, pria itu sangat bersemangat selama menciumnya, dirinya bahkan dibuat sampai lupa bernafas.

"Ma-maaf.." Zen sedikit meringis karena malu.

Ainsley menarik kepalanya menjauh kemudian tertawa. "Lain kali, kau tak perlu minta izin. Sudah kubilang, kau bisa melakukan apapun padaku" ujarnya.

Zen berkedip dua kali sebelum mengangguk. Aroma harum milik Ainsley masih berputar di dalam rongga mulutnya, jadi dia tanpa sadar tak ingin membuka mulutnya, takut takut kalau aroma itu akan hilang.

Ainsley kemudian beralih pada pohon besar berdaun biru sekali lagi. Dia mengangkat tangannya, menautkan keduanya, memejamkan mata, dan mulai berdoa dalam hatinya.

Zen hanya memandanginya dari samping dengan tenang, ketika tiba tiba cahaya biru yang berasal dari pohon mengitari tubuh Ainsley yang sedang dalam keadaan berdoa.

Fenomena itu terjadi cukup lama. Dan sampai seolah olah cahaya biru tadi terserap sepenuhnya oleh tubuh Ainsley, cahaya itu menghilang kemudian.

Ainsley menhela nafas pelan dan perlahan membuka matanya. Dia tersenyum, menatap pohon biru besar didepannya sekali lagi sebelum menarik tangan Zen dan berjalan pergi.

"Sudah selesai, ayo kita pergi sekarang" katanya.

●○

Kereta Aestheta berhenti didepan sebuah restoran kecil yang berada di kota dekat hutan ristal.

Kota ini cukup ramai karena sering menjadi tempat persinggahan para pemburu dan pedagang di hutan ristal.

Ainsley turun bersama Voila dan Zen dengan mengenakan jubah putih. Tentu saja, wajah mereka juga tertutupi oleh tudung.

Karena tempat ini ramai, dan yang singgah di restoran biasanya adalah warga biasa, kedatangan bangsawan kaya pasti akan mencolok dan akhirnya menjadi masalah. Jadi mereka masuk dengan memakai jubah.

Ketiganya baru saja duduk ketika seorang pelayan datang mendekat.

"Nyonya dan tuan, ingin pesan apa?" tanya pelayan itu.

"Apa menu yang paling enak disini?" tanya Voila.

"Udon kaldu jamur kami adalah yang terbaik disini, nyonya"

"Baiklah, buatkan tiga untuk kami"

"Minumannya?"

"Air jeruk limun tiga" Ainsley tiba tiba berbicara.

Pelayan itu mengangguk. "Tolong tunggu sebentar, kami akan segera menyajikannya" katanya kemudian pergi.

Voila melirik Ainsley. "Duchess, kenapa anda tiba tiba ingin makan di tempat seperti ini?" tanyanya bingung.

Ainsley memangku dagunya dengan satu tangan dan tersenyum simpul. "Kenapa? Tak ada salahnya mencoba makan di tempat seperti ini sesekali kan?"

Voila hanya diam, tak bisa berkata kata.

Setelah menunggu sebentar, pelayan akhirnya datang dan menyajikan makanan.

"Harumnya~ Makanan dari timur memang tak pernah mengecewakan" puji Ainsley.

Dia memasukkan suapan pertama kedalam mulutnya ketika matanya tiba tiba menangkap sosok pria tua sedang makan sepiring kentang goreng di meja yang berada di sudut ruangan.

Psst! The Villain Duchess Found a Gigolo!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang