8. Jangan memancingku di pagi hari

3.2K 547 114
                                    

"Zenn~! Bangun" Ainsley adalah yang pertama membuka mata di pagi hari.

Segera setelah bangun, hal pertama yang dilakukan wanita itu adalah mencubit pipi putih dan kenyal Zen untuk membangunkannya.

"Emh.." Zen mengerang pelan, seperti kucing kecil yang tak ingin tidur paginya diganggu.

Ainsley tertawa kecil. Karena cubitan tak bisa membangunkan pria itu, Ainsley memajukan wajahnya dan mengecup bibir Zen.

Meski hanya sebatas menempelkan bibir mereka saja, Ainsley berniat melakukannya sampai Zen terbangun.

Dan untungnya, hanya dalam beberapa detik, Zen langsung membuka matanya.

Menyadari bahwa bibirnya dan bibir Ainsley menempel, dia spontan menarik mundur kepalanya dan duduk.

"A-Aile..? Apa yang kau lakukan.." Zen berusaha menutupi wajahnya yang tersipu dan itu membuat Ainsley tertawa kecil.

Wanita itu juga ikut duduk lalu merentangkan tangannya. "Mau peluk~!" Keluhnya manja.

Zen berdecak, berusaha menahan senyumnya ketika melihat tingkah manja Ainsley.

Mereka bahkan bukan sepasang kekasih. Mereka benar benar belum pernah membicarakan tentang status gigolo dan nyonya-nya meski mereka sudah sedekat ini.

Benar benar.. Zen dari hari ke hari semakin mengharapkan lebih, dan itu membuatnya sedikit frustasi.

Dia benar benar tak bisa menolak Ainsley sama sekali.

Kenapa?

Entahlah, Zen tak peduli. Dia bergerak maju dan memeluk Ainsley, mengubur kepalanya di dada bidangnya lalu mencium puncak rambutnya yang harum.

"Aku benar benar ingin menyimpanmu didalam selimutku selamanya" Ainsley berkata. Dagunya menempel di dada Zen, sementara dia mendongak dan menatap pria itu.

Zen menunduk, balas menatap Ainsley lalu tertawa. "Ini aneh" Katanya.

"Kenapa?" Ainsley mengedipkan matanya bingung.

"Bukankah kalimat itu seharusnya diucapkan oleh pria?" Zen balas bertanya.

"Harusnya begitu, jika pria yang menanggung wanita. Tapi kau tidak perlu begitu. Aku bisa menanggungmu selama sisa hidup kita. Aku akan bekerja keras dan membawa banyak berlian pulang untukmu. Bagaimana? Bukankah kedengarannya bagus?" Ainsley bertanya dengan senyum riangnya.

Tapi hal itu justru membuat Zen manyun. "Bukankah itu sama saja mengatakan aku tidak berguna?"

"Hahahahahaha" Ainsley tertawa tiba tiba hingga merebahkan tubuhnya kembali ke ranjang dibelakangnya.

Mendengar wanita itu tertawa, Zen semakin mendengus. "Apakah itu lucu? Aku juga ingin berguna untukmu, Aile"

Ainsley kembali duduk setelah tawanya mereda. Kemudian dia menatap Zen dengan tatapan menggoda. "Kalau begitu, bagaimana dengan menghangatkan ranjangku setiap malam?" Tanyanya.

Zen langsung menahan dahi Ainsley. "Jangan memancingku, Aile. Ini masih pagi!" Kesalnya.

"Hahahaha iya iya, aku minta maaf" Ainsley mengelak dari tangan Zen lalu turun dari ranjangnya.

"Aku akan pulang malam hari ini, kamu harus tidur duluan. Jangan tidur terlalu larut malam, oke?" Ainsley tersenyum dan mengingatkan.

Zen masih tidak puas dengan hasil percakapan mereka, tapi dia tetap tersenyum dan mengangguk. "Ya, Aile. Hati hati dan jangan memaksakan diri"

"Tentu saja. Sampai nanti, Zen" Ainsley berkata sebelum keluar dari kamar.

Setelah Ainsley keluar dari kamar, Zen langsung menghela nafas.

Psst! The Villain Duchess Found a Gigolo!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang