No Edit.
.
Baca doang, votmen kagak.
.°°
Limario sedang terduduk saling berhadapan dengan seorang gadis disalah satu restoran mewah, mereka sedang menikmati hidangan yang tersedia didepan. Gadis didepan lelaki itu tengah tersenyum menatap kearahnya.
Lelaki itu menikmati hidangannya dalam diam. Melirik Joy yang tengah menatapnya, rasanya memang sudah beda, tidak seperti dulu.
Joy tahu Limario ke bali bersama seorang gadis, tapi ia tak bertanya siapa gadis itu. Ia takut jawaban yang dilontarkan dari belah bibir lelaki itu menyayat hatinya, jadi dia belum berniat bertanya. Lagi pula Limario dengan senang hati menghabis kan waktu dengannya, kemarin malam dan sekarang.
Bukannya berarti lelaki itu meninggalkan gadis itu karena ingin menghabiskan waktu bersamanya? Berfikir bahwa lelaki didepannya itu merindukan dan masih menyayanginya.
"Kau pulang kapan?" Joy tersenyum setelah menyesap minumannya, bibirnya terangkat untuk tersenyum manis kearah depan.
"2 hari lagi" jawab Limario singkat melirik sekilas sosok didepannya lalu kembali menikmati hidangannya.
"Apa aku harus pindah berkuliah ditempat yang sama denganmu? Aku ingin memulai hidup baru denganmu. Sekarang tak ada lagi yang melarangku untuk tetap stay di korea" jelasnya seraya mengaduk-aduk nasi gorengnya, ia masih tersenyum membayangkan betapa indahnya jika dirinya dan Limario kembali merajut kasih.
"Aku ingin memelukmu sebentar" kata Limario lalu beranjak dari duduknya menghampiri Joy. Dengan senang hati gadis itu menyetujuinya, Limario memeluk erat Joy. Lelaki itu berusaha memecahkan siapa yang berada dihatinya.
Agaknya Limario mengangguk dalam pelukan seolah tahu jawabannya, dengan segera melepaskan pelukannya lalu duduk kembali.
"Kau ingin menetap di Indonesia hanya karena aku?" Joy mengangguk memberi jawaban. Limario menghela nafasnya pelan.
"Aku tidak bisa kembali bersamamu, jika kau ingin pindah karena ada aku disini aku rasa tidak usah Joy. Aku tahu cita-citamu ada dinegeri sana, jangan karena aku, kau tidak dapat meraih cita-citamu" Limario menatap tulus bola mata milik Joy.
"Aku memang ingin bersamamu, itu adalah alasan kuat dari diriku Lim, tidak masalah yang penting aku bersamamu, karena itu yang aku tunggu selama ini."
"Dengarkan aku dulu Joy, jika kau benar-benar melakukan itu usahamu akan sia-sia saja. Aku disini bersamamu bukan berarti ingin kembali bersama-sama lagi, aku hanya rindu denganmu, rindu sebagai seorang kakak ke adik. Sekarang aku menganggapmu sebagai adik perempuanku" seketika Joy terdiam, bola matanya memanas lalu berkaca-kaca.
"Kau benar-benar sudah tak ada rasa untukku?" Limario segera menggeleng pelan. Menjawab pertanyaan gadis itu.
Joy merasa hatinya sakit, baru saja merasa bahagia karena bertemu kembali dengan Limario. Dan sekarang ia harus merasa sakit kembali.
"Apa alasannya? Dulu kau sangat mencintaiku bukan?" Joy bertanya dalam isak tangisnya, menatap Limario dengan mata yang memerah, memang dari wajah Joy terlihat menyedihkan sekali sekarang.
"Aku sudah beristri, maafkan aku baru memberitahu mu" tubuh Joy menegang mendengarnya, ternyata orang yang ia cintai selama ini telah berpaling darinya.
Saat bertemu pertama dengan Joy, Limario memang sangat terkejut, ada rasa senang-haru melihatnya kembali. Bahkan ia meninggalkan istrinya demi gadis itu, dia berfikir apakah ia masih mencintainya? Atau hanya rindu semata?
Jawaban itu telah terungkap sekarang, meski rasanya senang saat bersama. Namun rasanya telah berubah, tak seperti dahulu, bahkan ketika ia berpelukan dengan Joy jatungnya pun sudah tak berdetak kencang seperti dulu.
Limario sadar, Joy hanya sekedar masa lalunya, sosok yang memang pernah singgah dihatinya. Namun sekarang sosok itu telah tergantikan oleh Jennie, yang tak lain istrinya sekarang.
Hatinya mengatakan bahwa dirinya hanya mencintai Jennie, menyayangi Jennie, dan ingin melindunginya.
Namun apakah Limario menyadari jika dirinya telah menyakiti hati Jennie?
"Kau paham kan?" Tanya Limario, menatap iba gadis itu yang masih terisak dalam tangis.
"Aku paham. Apa memang tak ada kesempatan lagi untukku?"
Limarko menghela nafasnya lagi lalu berseru "maafkan aku, kau hanya sebagian dari masa laluku. Rasa yang pernah ada dulu, dan sekarang telah berubah Joy. Tolong pahami aku"
°°
Setelah menghabis kan waktu untuk menyelesaikan masalahnya selama 2jam. Limario kembali menuju villa nya, ia juga membeli beberapa makanan untuk gadisnya.
Setelah memakirkan mobil, ia beranjak masuk kedalam villa.
"Jennie?" Panggil Limario keras, menoleh kesana-kemari mencari presensi istrinya, ia mengitari rumah lalu memasuki kamarnya yang ternyata nihil, Jennie tidak ada didalam villa.
"Sayang kau dimana?" Masih berusaha mencari, lalu dia terdiam menatap koper Jennie yang telah lenyap. Ia mengingat dengan betul, koper miliknya bersebelahan dengan milik Jennie.
"Argh!" Dengan emosi bercampur ketakutan, dia segera menghubungi nomer Jennie, lagi-lagi dia menggeram tatkala nomer Jennie tak aktif.
"Maaf kan aku."
Limario memang telah mengganggu acara liburan mereka, ia lebih memilih menemani Joy timbang Jennie. Sekarang ia sadar, bahwa ia benar-benar keterlaluan. Menyesal, sangat menyesal.
Seharusnya ia jangan egois, jangan hanya terlampau senang melupakan sekitarnya. Pasti Jennie sangat kecewa dengannya karena dengan gamblang dirinya lebih memilih berjalan dengan waktu lama dengan Joy.
°°120 vote
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH MUDA [JENLISA]
Fanfiction[] Cerita tentang percintaan sepasang remaja, terkadang mereka memang aneh namun siapa sangka mereka juga bisa membuat orang disekitarnya iri akan 'uwu' nya hubungan mereka. Namun suatu ketika mereka terciduk entah melakukan apa sehingga segera din...