3) Tidak Selera

72 10 6
                                    

Ayasha yang tersadar suaminya telah kembali, dengan cepat gadis itu menetralkan wajahnya. Kemudian Ayasha teringat sesuatu dan tersenyum lau berkata, "Mas tadi berkata jika Mas masih tahu tentang agama, tapi Mas seperti nya lupa jika agama melarang adanya perselingkuhan." Setelah mengatakan itu Ayasha buru-buru kembali ke kamarnya dengan wajah jahil tanpa pamit. Entah keberanian dari mana Ayasha bisa mengatakan itu dengan lancar, Ayasha pun juga bingung.

Azka mendengus, apakah Ayasha sedang menyindirnya? Oh tentu!

___
Bau harum tercium dari dapur rumah Azka. Saat ini Ayasha sedang membuat sarapan untuk dirinya dan Azka. Ayasha tahu jika Azka pasti akan memarahinya, mengingat bahwa Azka tidak mau Ayasha melakukan kewajiban sebagai seorang istri. Tapi bagi Ayasha, kewajiban itu tetap kewajiban yang harus ia jalankan.

Sebenarnya Azka sudah memperkejakan Bu Darmi sebagai ART, tetapi sehari sebelum menikah, Bu Darmi izin untuk pulang kampung seminggu karena anaknya sedang sakit. Hal itu Ayasha ketahui dari ibu mertuanya.

"Nah selesai." Ayasha bertepuk tangan kecil menyambut hasil masakannya yang terlihat menggiurkan.

Ayasha menempatkan nasi goreng itu ke 2 piring dan ia bagi nasi gorengnya sama rata. Setelah itu Ayasha menaruhnya di meja makan.

Sekarang Ayasha bingung, apakah ia harus membangunkan suaminya itu? Apa Azka tidak akan marah? Tapi ini sudah jam 8, sudah waktunya Azka untuk sarapan.

Dengan keberanian yang Ayasha punya, ia melangkahkan kakinya menuju ke kamar Azka. Setelah sampai tepat di depan pintu kamar Azka, Ayasha jadi ragu dan hendak mengurungkan niatnya. Tapi Ayasha membulatkan tekadnya dan mengetuk pintu kamar Azka dengan pelan. "Mas, bangun," ucap Ayasha sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar Azka. Tak kunjung mendapat sahutan, Ayasha mengetuk pintu kamar Azka sedikit lebih keras, namun tetap tidak ada hasilnya.

Ayasha tidak tahu bahwa sebenernya Azka sudah bangun sedari tadi, hanya saja Azka tidak ingin keluar kamar dan melihat wajah Ayasha yang mengingatkannya pada Rachel. Dengan menikahi Ayasha, Azka membuat Rachel sangat kecewa. Itu sebabnya Azka masih menyalahkan Ayasha atas semua yang terjadi, egois memang.

"Mas bangun mas, ini sudah pagi!" Azka sangat terusik dengan teriakan Ayasha, dengan perasaan yang sangat kesal dia membuka pintu kamarnya.

"Sudah saya bilang, kamu tidak usah mengurusi hidup saya! Mengapa kamu keras kepala?! Apa yang kamu mau?!"

Ayasha yang terkejut dengan bentakan Azka terdiam sejenak. Seketika dirinya merasa sangat takut dengan Azka, dimana keberaniaanya tadi? "Ma-Mas, Aku hanya mau bilang, aku udah nyiapin makanan dimeja makan," ucap Ayasha dengan penuh hati-hati.

Mendengar itu Azka langsung melangkahkan kakinya kearah meja Makan. Ayasha yang mengetahui itu merasa sangat senang, setidaknya dugaanya salah yang mengira Azka akan memarahinya habis-habisan. Bahkan Azka tidak berkomentar apapun dan lamgsung menuju meja makan, ternyata Azka masih mau menghargai usahanya. Dengan senyum yang tercetak dibibir, Ayasha mengekor dibelakang Azka.

Sampai dimeja makan, Azka mengambil salah satu piring yang berisi nasi goreng dan membawanya. Ayasha seketika bingung dan mencoba menghentikan Azka, "lho, lho mas! Mau dibawa kemana itu nasi gorengnga?" pertanyaan Ayasha terjawab ketika dia melihat sendiri bagaimana dengan entengnya Azka membuang hasil masakannya ke dalam tong sampah yang ada di dapur. Seketika Ayasha merasa sangat kecewa dan marah. Ayasha menghampiri Azka.

"Mas itu apa-apaan?! Gapapa mas gasuka sama aku, tapi kenapa makanan itu yang dibuang?! Mas gatau apa, diluaran sana banyak orang yang butuh makan! Mereka kelaparan! Mas dengan seenaknya buang makanan itu! Seenggaknya kalau emang mas nggak mau makan, Mas bilang ke aku, biar aku kasih ke orang yang lebih bisa menghargai daripada Mas!" Karena emosinya uang meluap, Ayasha dengan sengaja menendang lutut kiri Azka dengan keras.

Cinta Tak SampaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang