Prolog

603 14 0
                                    

Prolog

Revaldo pov.

Kesekian kali, aku menolak untuk mengikatnya dalam ikatan pernikahan.

kami yang sedang duduk berhadapan dengan skat meja yang dihiasi dua cangkir kopi latte miliknya dan kopi mocca yang sedang kusesap.

suasana coffee yang sangat ramai membuat kami saling diam.

"gue tau, kalau ini terlalu terburu- buru, tapi loe mau kan ?" tiba- tiba dia mengeluarkan suaranya, masih mencoba mempengaruhiku untuk menikah dengannya.

"ini ga mudah Ren, pokoknya gue tetep GAK MAU !"

Aku tetap mempertahankan pendirianku untuk tidak menikah dengannya, aku masih membutuhkan kebebasan hidup, dan perjalanan karier yang harus di bangun.

Aku tahu jawaban ini pasti berat untuknya, yang telah menaruh harapan penuh terhadapku.

Lalu Ia tertunduk lama untuk bisa menerima jawaban yang kulontarkan. Ia menutup mukanya dengan telapak tangan lama, Air mata pun membasahi pipi Mauren ketika ia membuka telapak tangan dari wajah yang berpoles make up yang menyempurnakan paras cantiknya

Ia menagis

Tapi untuk apa ?

"Ren? Loe baik- baik aja kan?"

Aku memastikan keadaanya, tetapi suara tangisnya semakin nyaring.

Sebisa mungkin, aku coba menenangkan perasaannya dengan mengusap pundaknya, tapi ia tepis dengan kasar

"KAMU JAHAT VAL! ,aku gak sanggup menanggung ini semua" dia berbicara sambil menagis, sesenggukan

Perkataanya sungguh tidak ku mengerti.

"aku MENGANDUNG ANAK KAMU VAL! APA KAMU TEGA KALAU ANAK INI LAHIR TANPA AYAH?" suaranya berubah menjadi teriakan, membuat seisi coffee memperhatikan kami, dan mengeluarkan opini yang buruk tentang dirikku, bagaikan suara gerobolan tawon memenuhi pendengaran.

"dasar semua cowok sama ,BERENGSEKNYA!!!"

"kasihan yah ceweknya"

"emang cowok mau ENAKNYA AJA"

"kamu harus bertanggung jawab, ini anak kamu Val" katanya sambil mengelus perutnya yang rata

dia terus menodongku dengan perkatan yang tidak aku mengerti, membuatku bibirku bungkam seribu bahasa.

MARRIAGE FOR INHERITANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang