Part 11/ MEET Daniel, my ex

82 3 0
                                    

"Mr. Alvaro tolong cepat sedikit!!!"

Mauren berteriak kesal menunggu aku yang tengah berganti pakaian, tidak butuh waktu lama aku keluar kamar berhadapan dengan mauren memakai kaus yang lebih baik dari pada yang tadi.

"cepet Ren, tar keburu sore" aku menarik pergelangan tanganya, mengajaknya keluar Apartment,

Mengunci pintu apatement lalu pergi menuju basement, kami pergi ke super market menggunakan mobil milik Mauren, mobil yang feminism dengan balutan warna merah mencolok.

"mana kunci mobilnya?" tanyaku

ia memberikanya dengan cara di lempar seperi melempar bola pada sasarannya. Aku tangkap dengan tepat dan secepat kilatku buka pintu mobil, lalu menyalakan mesinnya.

Mauren telah duduk di sampingku sejak tadi, begitu juga dengan mobil ini yang telah melaju di jalanan kota, ini pertama kalinya lagi bagiku berjalan- jalan di tengah kota New York, udara kebebasan memenuhi indra penciumanku, gedung- gedung tinggi menghiasi kota ini.

"Val, gue punya usulan." Ujar Mauren di tengah keheningan di dalam mobil

"apa?"

"sebaiknya kita biasain ngomong aku- kamu, gue takut kita keceplosan, kaya tempo lalu"

"ide yang bagus, dimulai sejak kapan?"

"sekarang"

"oke"

Lalu aku kembali mengemudi dengan konsentrasi penuh, tapi mengapa pikiran ini malah melayang pada saat aku dan Mauren berciuman tadi, aku harap Mauren tidak marah padaku, karena aku telah melanggar perjanjian itu.

"Ren, soal tadi gue..emmm, maksudnya aku minta maaf"ujarku penuh dengan kehati- hatian,

Kulirik Mauren yang tengah asyik dengan ponselnya, tiba- tiba mengehentikan aktivitasnya, dan melihat padaku sekilas.

"tolong jangan bahas itu" ujarnya tanpa nada lalu kembali membisu

"Maaf" maaf untuk apa? Untuk ciuman itu, atau karena telah membahasnya Reval, entahlah aku hanya takut ia sedikit berubah karena aku sedikit mendekat padanya.

Akhirnya kami telah sampai di super market yang di maksud Mauren untuk membeli beberapa makanan untuk menyambut pak Roby yang datang ke rumah, dan kita hanya di selimuti rasa bingnung ketika berhadapan dengan beberapa sayuran mentah, dan bahan- bahan mentah lainnya.

"kita bakal masak?" tanyaku , sambil memegang troli yang masih kosong,

"entahlah" lalu Mauren mengambil sayuran yang tesusun rapi secara acak.

Ia mengambil rempah- rempah, buah- buahan dan daging mentah, dan memasukanya ke troli yang sedari tadi ku dorong mengikutinya.

"Ren aku pengen bir, kamu mau gak?" tawarku pada saat melewati rak jajaran minuman beralkohol

"boleh, ambil aja yang banyak Val, sekalian sama rokok, dan beberapa cemilan Val, di rumah bener- bener gak ada makanan"

Lalu aku pun meninggalkan Mauren dan troli untuk mengambil barang- barang yang Mauren maksud, kulihat beberapa merek bir, berikut kandungan aklholnya, akhirnya kupilih beberapa bir yang biasa aku minum, dan beberapa cemilan manis.

Pada saat aku akan berjalan ke arah rak jajaran cemilan aku melihat Daniel sedang memilih cemilan juga, sial bagaimana bisa aku bertemu Daniel pada saat aku bersama Mauren di tempat seperti ini, dan bagaimana reaksi Daniel jika ia tahu aku ada di new York sejak lama, yang ada ia akan menayakan tempat tinggalku dan sering mengunjungi aku, dan manamunkin aku memberi tahu alamat rumahku jika saat ini aku tinggal seatap dengan Mauren.

MARRIAGE FOR INHERITANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang