Terlelap

1K 135 11
                                    

.
.
.
.
.

"Hida-Ichinomiya, Hida-Ichinomiya,"

2 sosok berseragam itu turun dari Shinkansen, perjalanan 1 setengah jam dari Tokyo tidak terasa karena mereka tertidur akibat terlalu lelah bermain Sugoroku yang selalu dimenangi oleh Shoko semalam suntuk.

"Jadi, kita kemana?" Tanya Satoru tidak sabaran sambil menguap.

"Ada yang akan menjemput, harusnya sudah disini," Suguru mengetik pesan dengan smartphonenya, tak lama sesosok pria dengan baju setelan jas hitam menghampiri mereka.

"Tuan Gojo Satoru dan Tuan Geto Suguru? Saya Ichirou Shiki yang akan mengantarkan Anda sekalian sampai tujuan. Mari, mobilnya disebelah sini,"

Suguru mengangguk dan mengikuti arah sosok pria yang sudah mengenalkan dirinya tadi. Sementara Satoru berjalan lunglai di belakang Suguru, lalu menyanggakan dagunya di bahu pria bersurai hitam di depannya, "Suguru, ngantuk, gendong,"

Suguru terkejut, jarang sekali ia melihat seorang Gojo Satoru tanpa pertahanan seperti sekarang, "Ha-hah?! Ogah—! Masa aku harus menggendongmu di tempat umum begini,"

"Jadi kalau nggak di tempat umum boleh?" ujar Satoru yang masih belum terkumpul nyawanya.

Ujung telinga Suguru terlihat memerah tanda malu. Sayang Satoru tidak bisa melihatnya karena terlalu nyaman bersandar di bahu Suguru, "Tsk, baiklah! Sekali ini saja,"

"Hmm..," Pria bersurai platina yang setengah sadar itu melingkarkan kedua lengannya ke leher Suguru, matanya terpejam erat ketika Suguru membopongnya di punggung.

Walaupun dengan tinggi yang hampir sama, berat pria bersurai platina itu ternyata lebih ringan daripada yang ia duga. Pikirannya berkelana liar ketika Satoru membenamkan wajahnya ke leher pria malang itu. Ia bergidik karena bisa dengan jelas merasakan hembusan nafas Satoru di ceruk leharnya.

'...tahan, Geto Suguru, tahan,'

Perjalanan dilanjutkan menuju kuil Hidaichi-no-miya Minashi, atau yang lebih dikenal sebagai kuil Minashi tidaklah jauh, bahkan dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari stasiun. Menurut Shiki, kuil itu adalah tempat para pemuja Ryomen Sukuna menemui sang wadah. Sebuah kuil yang berdiri ketika provinsi Takayama masih dikenal sebagai Provinsi Hida, dan merupakan kuil dengan rangking tertinggi atau biasa disebut Ichinomiya di wilayah ini.

Dalam misi ini Yaga sudah memperingatkan mereka untuk tidak membuat keributan, dan tampaknya mereka memang harus memeriksa perimeter terlebih dahulu sebelum melaksankan misi mereka. Terlebih karena kalau ingin masuk dan bertemu dengan sang wadah, mereka hanya bisa masuk di jam jam tertentu saja.

Suguru meminta Shiki untuk memarkirkan mobilnya di tempat yang agak jauh dengan kuil. Dengan begitu ia bisa menyusup tanpa dicurigai nantinya. Sejujurnya itu hanya alasan yang dibuat-buat oleh Suguru karena sang penerus keluarga Gojo masih tertidur pulas dipangkuannya bagaikan kucing. Dan ia tidak ingin membangunkannya.

Sementara pria yang masih lelap dipangkuan Suguru bermimpi, ia melihat 2 sahabatnya bercengkrama di balkon. Sang wanita menyenderkan tubuhnya ke tubuh pria yang ia kagumi. Bercengkrama dibawah sinar bulan yang tertutup samar asap rokok. Raut wajah mereka tak terlihat, tapi satu yang pasti. Dirinya tidak ada di sana. Disamping pria bersurai hitam. Yang ada hanyalah wanita itu.

Deg.

'Aah, rasa sakit apa ini?'
.
.
.
To be continue
.
.
.
Maafkan chapter ini sedikit😭 Soalnya chapter selanjutnya agak panjang dan banyak 'bonus'nya. Ditunggu, ya!

[SuguSato] Strawberry And CigarettesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang