Selamat membaca...
.
.
.
[Kediaman Keluarga Park]
Setelah melalui hari-hari yang melelahkan, hari ini, Yien berniat menghabiskan waktunya untuk beristirahat. Ia ingin menikmati hari liburnya dengan tenang. Sayangnya, keinginan kecil pemuda itu sulit untuk diwujudkan. Kunjungan mendadak Jinyoung dan sang suami siang ini justru mengacaukan harinya.
.
.
TOK TOK TOK
Ketukan pada pintu adalah awalnya.
"Yien-ah-Keluarlah dan temui saudaramu-Jinyoung dan Jaebum baru saja tiba-" suara sang ibu.
BUGH
Kesal, Yien melemparkan ponsel ditangannya kelantai hingga benda pintar itu mengalami keretakan pada bagian atasnya.
Suara decakan pun terdengar kemudian.
TAP TAP TAP
Yien memacu langkahnya menuju pintu dan membukanya dengan kasar.
CEKLEK
"Aku sedang sibuk-Ada tugas yang harus segera aku kerjakan-" suara pemuda itu langsung, tanpa ada niat untuk menunggu sang ibu-si pemilik ketukan, mengungkapkan maksudnya.
Sikap bar-bar Yien ini rupanya segera memberikan sinyal kepada Ny. Park jika sang putera tidaklah sudi mengikuti keinginannya. Meskipun demikian, wanita ini tidaklah menyerah untuk membujuk Yien.
GREP
"Yien-ah, untuk kali ini saja tolong penuhi permintaan ibu-Turunlah dan temui saudaramu-jangan membuat Jinyoung merasa sedih-Dia sangat kecewa kemarin karena kau menolak untuk makan malam bersama kami-" dengan kedua tangan yang sudah menggenggam erat jari jemari Yien, sang ibu memohon pada pemuda itu.
Sayangnya, nada penolakan dari sang putera segera ia dapatkan. "Ibu-Tidakkah ibu mendengarku? Aku sibuk-" suara Yien.
Helaan nafas pasrahpun terdengar. Pemiliknya ialah Ny. Park. Wanita itu menyerah sekarang. Tidak peduli bagaimana pun ia bersikap lemah lembut dan memohon pada puteranya itu, sang putera tetaplah keras kepala.
"Baiklah-Ibu mengerti-" wanita itu membalik tubuhnya dan mulai melangkah menuju tangga.
.
.
"Ibu-Hm-Yien tidak turun?" tanya Jinyoung ketika mendapati sang ibu yang baru saja memasuki ruang makan.
Ny. Park menggeleng pelan. Raut kecewa jelas menghiasi wajah wanita itu.
Mengetahui betapa buruknya perasaan sang ibu, Jinyoung pun segera melemparkan senyumannya. Kamudian, pemuda itu berkata, "Tidak apa-apa bu-Mungkin, Yien sibuk sekali-Aku pun sebenarnya juga sibuk-Ada banyak sekali tugas akhir semester yang harus aku selesaikan-". Sebuah senyumanpun turut ia tampakkan diakhir kalimatnya dengan maksud menenangkan hati sang ibu.
"Ah-Benarkah?" ini suara Ny. Park. Meski sulit, wanita itu membalas senyuman sang putera.
Jinyoung bergumam pelan. "Sungguh banyak dan menyulitkan-" ujarnya seraya mendesah panjang.
Tingkah sang putera membuat Ny. Park kembali mengulum senyumnya.
.
.