PROLOG - PERTEMUAN

33 0 0
                                    

Penerjemah : Zen Quarta
Editor : -
Sumber English : J-Novel Club

- Di pertengahan bulan ke-5, tahun 1547, CC -

Tomoe, yang telah ditinggal di kota dekat perbatasan dengan Kekaisaran Ortodoks Lunaria, datang ke pasar sore bersama dengan pengawalnya, Inugami. Seekor kui pembawa pesan telah mengirimkan pesan bahwa Souma dan yang lain baik-baik saja dan akan membawa Tomoe bersama mereka ke tempat tujuan selanjutnya, Republik Turgis, jadi dia harus menunggu mereka bertemu dengannya. Namun, sepertinya akan sayang jika dia hanya duduk menunggu mereka, jadi dia dan Inugami memutuskan untuk melihat-lihat pasar yang penuh hiruk-pikuk itu.

Berkat letaknya yang dekat dengan perbatasan, para pedagang yang bepergian diantara kedua nagara itu berkumpul disini, sehingga barang-barang dari kedua negara ada disini.

"Hei, gadis cilik," kata salah satu pedagang. "Kenapa kau tidak meminta Papa untuk membelikan jepit rambut ini?"

"Aku punya banyak makanan kering, kau tau?" seru pedagang lainnya. "Silahkan lihat-lihat jika kau mau."

Saat Tomoe dan Inugami berjalan di tengah pasar itu, para pedagang di kedai mereka memanggil keduanya dengan gaya bicara pedagang. Sepertinya mereka salah paham dan menganggap Tomoe dan Inugami sebagai orang tua dan anak. Wajah mereka memiliki bentuk yang sangat berbeda, tapi dikalangan para beastman, bentuk wajah yang berbeda antara pria dan wanita adalah hal yang wajar, jadi mungkin itulah sebabnya mereka dikira sebagai orang tua dan anak.
Tomoe mendongak dan terkikik, "Inugami-san, mereka pikir kamu adalah papa-ku."

"Ya, bu," katanya. "Mungkin saya tidak layak mengatakan ini, Adik Kecil, tapi akan menguntungkan bagi kita jika mereka mengira kita memiliki hubungan seperti itu. Jika seorang pria terlihat berjalan dengan seorang gadis yang cukup muda untuk menjadi anaknya, tapi ternyata bukan, orang-orang akan mulai memikirkan hal-hal yang tidak kita inginkan."

Dengan kata lain, dari pada dia dianggap sebagai seorang penculik, akan jauh lebih baik jika dia dianggap sebagai ayah Tomoe.

Tomoe mendongak ke arahnya. "Um... Kalau begitu bukankah akan lebih baik jika kamu berbicara kepadaku dengan lebih santai, seperti yang akan dilakukan seorang ayah?"

"Tidak... saya tidak bisa melakukannya..."

"Kamu tidak bisa?"

"B-Bukan berarti saya... tidak bisa. Kamu mungkin benar, Tomoe." Karena Tomoe telah memohon kepadanya, Inugami menghentikan gaya bicara formalnya.
Tomoe terkikik. "Baiklah kalau begitu, 'Papa.'"

"Apa itu, 'putriku'?"

"Hari ini aku ingin melihat toko seperti apa yang dibuka oleh para pedagang dari negara lain disini."

"Hm... Kalau begitu, mungkin disana ada salah satu toko seperti itu." Inugami menunjuk ke arah sebuah toko yang dimiliki oleh seorang pria gemuk. Sepertinya dia menjual buah kering yang akan membuatnya lebih tahan lama.
Tomoe memiringkan kepalanya. "Bagaimana kamu bisa tau?"

"Kamu lihat aksesoris dengan simbol Agama Lunaria yang dia pakai di dadanya?"

Setelah Inugami mengatakan hal itu, dia melihat bahwa pria gemuk itu memang memakai aksesoris dengan simbol yang terlihat mirip seperti gabungan dari bulan purnama dan bulan sabit di dada kirinya.

Tomoe tidak mungkin mengetahui hal ini, tapi Mary, orang yang telah dikirim sebagai utusan dari Kekaisaran Ortodoks Lunaria, juga mengenakan kalung dengan simbol yang sama.

"Para penganut setia Agama Lunaria selalu membawa aksesoris itu," jelas Inugami. "Kamu juga bisa melihat kalau benda itu juga memiliki warna yang bagus, kan? Itu juga merupakan tanda dari seseorang yang telah membuat kontribusi yang cukup besar kepada gereja utama."

"Oh, aku paham. Itulah sebabnya kamu tau kalau dia berasal dari Kekaisaran Ortodoks Lunaria, huh."

"Itu benar. Apakah kamu mau melihat-lihat toko itu?"

"Ya!" seru Tomoe.

Keduanya berjalan ke arah kedai itu. Ada beberapa buah kering dan kacang di bagian depan, dan di bagian belakang ada banyak drum dimana pria itu menyimpan buah-buahan nya di dalam madu.

"Halo, gadis kecil, aku mempunyai banyak manisan buah disini," kata pemilik toko itu sambil tersenyum. "Kenapa kau tidak membeli beberapa buah?"

Menanggapi hal itu, Tomoe bertanya, "Kamu datang dari luar negeri, kan, paman? Apakah kamu memiliki cerita yang menarik tentang negaramu?"

"Huh?" Pemilik toko itu kebingungan dengan pertanyaan yang tiba-tiba itu.

"Hei, tidak sopan kalau kamu tiba-tiba bertanya seperti itu kepadanya!" seru Inugami.

Saat dia membeku karena diteriaki, Inugami mengangkatnya dengan cara memegang bagian belakang kerudungnya. Tomoe sama tidak berdaya nya seperti anak kucing yang diangkat ke udara.

Inugami menunjukkan senyum palsu dan membungkuk berulang kali kepada pemilik toko itu. "Aku minta maaf, pak. Kami punya sedikit urusan di Republik Turgis, tapi ini adalah pertama kalinya putriku ikut, dan dia jadi sangat bersemangat. Setiap kali dia melihat sesuatu, dia tidak bisa diam dan selalu bertanya 'Ini apa?' 'Itu apa?'..."

"Oh... Hahaha, senang rasanya melihat seorang anak yang penuh rasa ingin tau."

"Benarkah begitu? Oh, aku akan membeli sedikit manisan buah itu."

"Terima kasih! Datang lagi ya!"

Masih sambil mengangkat Tomoe, Inugami membayar buah yang dia beli, kemudian menerima sepotong melon yang direndam di dalam madu dan meninggalkan kedai itu sambil tersenyum.

Setelah mereka sampai ditempat yang tak dapat dilihat pemilik toko itu, Inugami menurunkan Tomoe, menyilangkan tangannya, dan menatap langsung ke mata Tomoe. "Saya minta maaf karena telah meneriaki anda. Tapi Adik Kecil..."

"Y-Ya...?"

"Kenapa anda menanyakan sesuatu seperti itu?"

Inugami bertanya dengan nada setenang mungkin agar tidak membuat Tomoe takut.

Tomoe menatapnya dengan mata sayu, lalu dia berkata dengan ragu-ragu, "Kupikir jika aku ingin bisa membantu Oni-chan dan yang lain, aku harus mempelajari negara lain. Itulah sebabnya... um... aku ingin bertanya kepadanya..."
Suara Tomoe perlahan mengecil saat dia mengatakan hal itu.

Inugami menghala nafas. "Ada banyak mata-mata yang menyamar sebagai pedagang. Jika dia adalah salah satu dari mereka, anda mungkin akan ditandai untuk diberi perhatian lebih karena anda menginginkan informasi itu. Itu sangat berbahaya."

"A-Aku minta maaf..." Tomoe tampak benar-benar menyesal, dan telinga serigalanya terkulai ke bawah.

Melihatnya benar-benar kehilangan semangat, Inugami meletakkan tangannya di bahu Tomoe. "Jadi, jika kamu ingin tau tentang negara lain, katakan padaku. Aku akan memberitahu segala yang aku tau. Tentu saja, aku tidak bisa memberitahukan informasi rahasia kepadamu, sih."

Kemudian Inugami mengulurkan mangkuk berisi buah yang direndam di dalam madu kepada Tomoe. Dia mengambil satu, menggigitnya, dan tersenyum.

"Ini sangat manis, 'Papa.'"

"Sudah pasti itu manis. Apalagi untuk 'putriku.'"

Setelah percakapan itu, mereka berdua tersenyum. Bagi siapa saja yang melihatnya, mereka hanya akan terlihat seperti seorang ayah dan anak yang akrab.

Hari berikutnya Souma dan yang lainnya tiba dan bertemu dengan keduanya.

Genjitsushugisha no Oukokukaizouki Arc 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang