The First - Chapter 1 ( 2/4 )

290 30 5
                                    

" Menyakinkan sebuah cinta itu sulit. tapi, mengucapkan rasa suka itu sangat mudah "

~ was it love ~ | 29032021 | 15•23

-----------

Sebuah getaran dari sebuah smartphone canggih begitu terdengar.  karena ia tepat berada disebuah meja datar, yang hanya di temani oleh sebuah jam berbentuk persegi panjang yang menunjukan masanya. jam tersebut tau, bahwa waktu ingin segera membuatku terbangun dari suasana fokus yang berkepanjangan. Ia ingin menarikku untuk sebuah tanggung jawab yang diberikan oleh perusahaan tempat ku bekerja.

Ku raih handphone ku, ku buka sebuah pesan yang masuk ke nomor WhatsApp pribadiku.

" Astaga, kenapa sih di jam segini, mereka selalu meributkan gerbang kantor yang selalu terkunci ", ucapku dalam hati dan kemudian membalas pesan group WhatsApp yang meributkan akan hal itu hanya dengan emot ketawa.

Aku terbangun dan kemudian bersandar di tembok belakang yang menempel dengan kasur ku. Kemudian, penampakan pria kemarin itu kembali menghias di pikiranku.

" Apaan si ini, fokus Vin, fokus ", ucapku kepada diriku sendiri.

Aku kembalikan handphoneku di meja di mana ia selalu terletak nyaman. Aku berjalan menuju sebuah lemari plastik berwarna coklat untuk mengambil pakaian yang ingin ku pakai ke kantor hari ini.

" Yang mana ya ?", Ucapku bertanya kepada diriku sendiri.

Sebuah kemeja berwarna pink yang terletak di paling bawah tumpukan kemeja, membuat ku ingin memakainya. Seakan-akan ia memanggilku dan membuat mataku tertuju kepadanya.

" Baiklah, gak usah perduli dengan ucapan orang, waktunya pakai kemeja ini ", ucapku kepada diriku dan tangganku meraihnya secara perlahan.

------------

Seperti biasanya, aku menunggu sebuah mini trans untuk menuju halte busway untuk menuju ke kantor dan seperti yang sudah ku duga ini akan menjadi penantian yang lama.

" Selalu aja seperti ini, gak jelas ada apa enggak mini trans nya ", ucapku kesal karena sudah menunggu mini trans begitu lama.

Sudah 20 menit berlalu dan waktu sudah menunjukan pukul 07.52 di handphoneku. Aku membuka handphone dan kembali mengabaikannya, hanya untuk melihat waktu yang berjalan.

" Maaf ka, ini mini trans nya ada gak ?", Tanya seseorang perempuan dengan tas besar di bahunya.

" Kurang tau sih aku. Aku juga udah nunggu 20 menit gak Dateng Dateng ", jawabku kepadanya.

" Oh, makasih ka ", ucapnya kemudian membuka handphonenya.

Perempuan itu terlihat seperti sedang terburu-buru sekali. Sesekali aku melihat ia berjalan ke arahku, sesekali ia berjalan ke arah sebaliknya, hanya beberapa langkah saja. Kemudian, ia terlihat melihat hapenya kembali, lalu mengabaikannya.

Beberapa menit berselang. Seorang pria dengan jaket hijau berhenti tepat di depanku. Kemudian ia berkata, " mba Lucy ".

Aku menggelengkan kepala, perempuan itu menghampiri, " ia mas ", ucapnya.

" Ke harmoni ya mba ?", tanya pria itu yang ku tau adalah seorang ojek online.

" Ia mas, bisa cepet ya mas, saya telat ", jawab perempuan itu. Dan pria itupun bergegas maju dengan motor matic birunya.

" Astaga, ini mana sih mini transnya ", ucapku kesal.

Tak lama terlihat sebuah mini trans berwarna biru yang akan melintas, aku bergegas menuju tempat dengan tanda mini halte agar aku bisa menaiki mini trans tersebut.

Lalu, pria itu datang.

---------------

" Pagi, boss Que ", ucapku kepada atasan ku.

" Tumben lu gak telat ", ucap bossku memujiku.

" Hahahaha ", aku tertawa kecil kemudian duduk di mejaku.

" Si meka sama si nina kemana pak ?", Tanyaku kepada atasanku.

" Si meka lagi ada urusan dulu, udah ijin dia, kalau si nina belum dateng kayanya ", jawab atasanku.

" Oh.. tumben banget ya ", ucapku singkat. Kemudian, aku membuka komputer kerjaku dan berkata, " hari ini mau ngerjain apa pak, atau ada yang bisa dibantu ".

"Ntar deh Cong, gue lagi pusing, ntar siang aja gue info ", jawab atasanku. Ia selalu memanggilku Cong. Karena ia tau aku seorang gay. Tak ada yang ku sembunyikan dari atasanku. Bahkan, kadang aku bercerita soal hubunganku. Ntah, aku juga bingung kenapa terkadang ia tertarik dengan ceritaku dengan seseorang. Padahal, ia adalah pria normal dengan 1 anak.

" Oke deh pak, berarti aku santai nih ya. Kerjaan ku semua udah beres juga ", ucapku kepada atasku.

" Ia dah Cong, ia " kata atasanku singkat.

Aku mulai menyalakan musikku dan menggunakan earphone agar tak terdengar bising untuk yang lain.

Sekedar info, di kantor tempat ku bekerja. Ruangan divisi ku itu berada di tempat tersendiri dibanding devisi yang lain. Atasanku berkata, karena kita butuh privasi, dan dia gak suka dengan karyawan di devisi yang lain.

Oh iya, devisi kami adalah devisi promotion. Aku sebagai marketing communication and promotion staff, ada juga meka sebagai design staff, Nina sebagai admin sosmed and content creator, sedangkan pak Doni sebagai manager promotion staff.

----------

" Tok, tok, tok ", suara pintu terketuk. Kemudian, suara pintu terbuka.

" Sorry telat ", ucap nina.
" Tumben lu telat, mau ikutin gue ya nin ", ucapku sambil ketawa.
" Gue ada urusan tau " jawab Nina.

Sepertinya pak Sanusi masih belum menyadari kehadiran Nina.

" Woy, maaf maaf gue ada urusan jadi telat ", ucap meka yang tiba tiba hadir di beberapa menit berselang dari kedatangan Nina.

" Idih, lu berdua ada apaan nih. Dateng bisa berselang beberapa menit ", ucap ku curiga.

" Gak ada wey ", ucap meka singkat yang kemudian ia menuju ke meja kerjanya.

" Kebiasaan deh, selalu gue yang harus tutup pintunya, mentang mentang meja gue Deket pintu ", ucapku mengoceh.

Meka hanya tertawa. Sementara itu, pak Doni masih sibuk dengan komputernya.

----------

" Eh, Vin ", panggil nina.
" Apaan si nin ", jawabku.
" Ngaku lu ", ucap nina kepadaku dengan tangan menunjuk muka ku, dan mata yang seakan akan tau sesuatu.
" Ngaku apaan, lu kali yang ngaku ", jawabku berusaha tenang.
" Alah, tadi pas gue lagi jalan di jembatan penyeberangan, gue liat lu naik motor kan sama cowo, itu siapa ?", Tanya Nina yang membuatku terteguk.
" Aish, bukan siapa siapa !", Jawabku.
" Eh, lu tau kan gue siapa, dari liat senyum lu dimotor gue yakin, dia ... ", Sebelum Nina melanjutkan ucapannya.
Aku berkata, " oke, gue mau keluar, ada yang mau nitip makanan atau minuman ?".

Meka pun melihatku yang tiba tiba berdiri. Pak Doni pun kemudian melihatku dan berkata, " lu kenapa dah Cong ?".

" Jadi, cowo itu siapa ?" Ucap nina berbisik kepadaku.

-----

" Saat anda terbuka tentang siapa anda, disana tidak akan ada beban dan anda akan menjadi diri anda sendiri ".

~ Was It Love ~ | 31032021 | 13.50

Was It LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang