Malam Yang Tak Terduga - chapter 2 ( 1/4 )

257 22 1
                                    

" Cinta adalah kata apa yang menjadi kenapa dan bagaimana "

~ Was It love ~ | 01042021 | 22.06

-----------

Seorang pria dengan motor Vixion ya tepat berada di depanku. Ia menggunakan jaket coklat dengan kaos putih didalamnya.

" Hai, Vin ", ucap pria itu.

Aku yang baru saja membuka gerbang terkejut dengan ucapan itu.

" Sandy ?", Jawabku terkejut.
" Yaps, ini aku", ucapnya setelah mendengar perkataan ku.
" Ngapain disini ?", Tanyaku sambil menutup gerbang.
" Gue abis dari mall Deket sini, terus gue gak sengaja inget aja sama lu, kali aja lu mau bareng pulang Ama gua, kan searah ", jawabnya atas pertanyaan ku.

" Ehem ", terdengar suara perempuan dengan tas biru di bahunya. Perempuan itu mendorong gerbang hingga terbuka.

" Apaan si nin ", ucap ku kepada Nina menjawab dentuman batuknya.
" Gapapa, btw siapa nih Vin ?", Tanya Nina kepadaku. Seakan akan ia tak mengetahui siapa orang yang ada di depanku ini.

" Mulai kepo kan lu ", ucapku menjawab.
" Aduh, gak mau dikenalin ke gue, Vin ", ucap Nina kepadaku.

Seketika aku ingin menjitak kepala Nina.
" Oke, oke. Gue kenalin ", kataku kepada Nina.

" San, kenalin ini temen gue dikantor, seorang ahli content creator di perusahaan ini, namanya Nina. Dan Nina, ini Sandy temen gue ", ucapku kepada mereka berdua.

" Ohh....  temen ", ucap Nina dengan nada meledek ku.
" Wait, udah kenal kan Nin ", ucap sandy yang membuatku terkejut.
" Oh ia bener ", jawab Nina kepada Sandy.
Pernyataan itu membuatku kaget dan terkejut.
" Serius mereka udah saling kenal ", ucap ku dalam hati.

Tiba-tiba Nina memukul pundak ku dan berkata, " maksudnya tuh udah kenal dia Ama gue, kan tadi lu nyebut nama gue mulu ".

Sandy pun tertawa kecil mendengar itu.

--------

Begitu banyak kendaraan di jalan ini yang menuju ke arah yang sama denganku. Lampu merah memaksa semua yang menuju kearah depan untuk berhenti. Aku melepas genggaman tanganku yang sedang memeluk pinggang Sandy. Aku begitu malu. Sesekali aku melihat kebelakang. Kemudian, aku melirik ke arah kanan dan kiri sekitarku. Aku takut ada yang melihat dan berpikir aneh akan hal ini.

" Kenapa di lepas, ntar jatuh loh ", ucap Sandy.
" Apaan sih, san. gak lah. Kan lagi berhenti. Lagian takut yang lain mikir aneh, gak usah pegangan deh ", jawabku.
" Kenapa harus mikirin ucapan orang lain. Udah pegangan ", ucapnya lagi.

Aku hanya diam tak meng-ia-kan dan melakukan hal yang ia ucapkan.

Lampu berubah menjadi kuning. Kemudian, dengan cepat berganti warna hijau. Sandy mengendari motor nya lebih cepat. Membuatku sedikit takut. Aku berpegangan pada bagian belakang jok motor agar tidak jatuh.

Sandy melajukan motornya dengan lebih cepat. Kadang, ia membalap motor yang ada didepannya dan menyelip mobil yang berjalan tidak secepatnya.

" Sandy, pelan pelan ", ucapku sambil memegang pundaknya.

Ia mulai menurunkan kecepatannya. Tak lama, ia memberhentikan laju motornya ke sebuah jembatan besar dengan lampu warna warni.

Dan, ia menyuruhku untuk turun.

-------------

" Untuk tau, apakah kau masih menjadi manusia atau tidak. Tunjukan lah rasa sedihmu "

~ Was It love ~ | 01042021 | 23.11

Was It LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang