8. Closer

9.1K 2K 161
                                    

Setelah tahu lebih banyak lagu-lagunya NCT, aku suka pake banget nget nget nget nget sama lagu Limitless. Bagus banget lagunya apalagi chorus-nya bikin nagih huhuhu. Ini jaman 127 squad masih jamet tapi Taeyong tetep ganteng hahaha

Happy reading
*
*
*

Haikal sedang mengerjakan soal-soal latihan untuk seleksi masuk perguruan tinggi di kelas. Lalu terdapat satu soal matematika yang tidak bisa dikerjakannya. Dia sudah mencoba berbagai cara, melihat soal-soal yang serupa tetapi tetap tidak bisa memecahkannya.

"Mir, lo bisa ngerjain ini nggak?" tanya Haikal pada Emir yang juga sedang latihan soal.

Emir melirik buku soal Haikal. Dia mencoba mencoret-coret di catatannya.

"Susah, Kal. Nggak kebayang gue kalau semua soal seleksi masuk kayak gini semua. Bisa-bisa gap year gue nih," keluh Emir.

"Amit-amit. Jangan dong. Yang ada diusir gue dari rumah kalau sampai gap year. Tau sendiri bokap gue gimana," curhat Haikal pada sahabatnya.

Kedua orang tua Haikal, terutama sang papa, sangat strict terhadap beberapa hal. Apalagi jika menyangkut soal masa depan putra semata wayangnya. Papanya memang mengizinkan Haikal untuk berteman dengan siapa saja, sesekali main dan liburan keluar kota atau luar negeri, dan hal-hal entertaining lainnya. Tetapi target-target yang diberikan papanya pada Haikal menyeramkan.

Begitu lulus SD, papanya menentukan SMP mana yang harus Haikal masuki tanpa menanyakan pendapat anaknya. Begitu pula saat SMA. Untuk kuliah nanti, papanya juga menentukan Haikal untuk mengambil jurusan kedokteran, mengikuti jejak papa dan kakeknya.

Tidak hanya soal pendidikan, papanya juga cukup keras di rumah. Di meja makan tidak boleh berisik, berbicara dengan orang tua harus sesantun mungkin, menerapkan kebersihan bukan hanya untuk tubuh sendiri tetapi lingkungan di sekitar. Saat SMP yang merupakan awal mula pubertas para lelaki, Haikal pernah membantah ucapan papanya yang melarang Haikal untuk terlalu aktif di ekstrakulikuler karena sering pulang malam. Waktu itu papanya marah besar bahkan hampir menamparnya. Untung mama Haikal langsung melerai. Papanya tidak berbicara pada Haikal seminggu penuh dan memotong uang jajannya.

Beberapa orang mungkin punya ayah yang hangat, berbeda halnya dengan Haikal. Itu sebabnya kadang Haikal cabut dari kelas, sekarang untuk have fun dan melepas stres. Walaupun kalau ketahuan papanya sudah pasti kena hukum di rumah.

Tetapi dia memilih mensyukurinya saja. Dia terus menanamkan pada diri sendiri bahwa yang dilakukan papanya adalah karena beliau sangat menyayangi Haikal dan ingin yang terbaik untuk masa depan anaknya. Lagian Haikal mendapat fasilitas yang sangat baik. Uang jajan banyak, kendaraan sendiri ada, gadget lengkap.

"Tanya sama Amanda aja. Tuh dia lagi sendirian," saran Emir sembari menunjuk Amanda yang sedang membaca komik.

Tanpa banyak berpikir, Haikal membawa buku soal, catatan, dan alat tulis ke meja Amanda. Cewek itu terlihat kaget. Amanda langsung menyimpan komiknya ke dalam tas.

"Kenapa, Haikal?" tanyanya yang mungkin heran dengan kedatangan Haikal ke mejanya.

Haikal menunjuk soal matematika yang tidak bisa dia kerjakan. "Lo bisa ngerjain ini? Gue buntu banget."

Amanda membetulkan letak kacamatanya. Dia membaca soal yang diberikan Haikal kemudian mencoret-coret angka di buku catatannya. Haikal menunggu dengan sabar tanpa bertanya.

"Jawabannya B," kata Amanda lalu menyerahkan buku catatannya pada Haikal.

Haikal mengamati tulisan Amanda. Astaga. Kok bisa-bisanya dia nggak kepikiran ngitung kayak yang dilakukan Amanda?

NO LONGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang