5. Not So Interesting Topic

8.5K 1.9K 138
                                    

Salah satu lagu favoritku selain Love Talk. Intro Moonwalk keren banget!!!

Happy reading
*
*
*

"Kalau cuma demam kayak gini mendingan kamu minum bodrexin aja deh," omel Haikal pada Ruby.

"Emangnya aku anak-anak," Ruby memanyunkan bibir. "Anyway makasih udah mau periksa kondisi aku."

Awalnya Haikal ragu untuk langsung ke rumah Ruby karena dia tahu gadis ini suka melebih-lebihkan. Demam dua hari minta cek darah. Kakinya tergores ujung meja sudah ketakutan bakal meninggalkan bekas permanen. Kepalanya pusing sudah takut kena penyakit berbahaya.

Tetapi karena yang menelepon adalah asisten rumah tangga Ruby dan mengatakan kalau majikannya demam tinggi dan tidak bisa bangkit dari tempat tidur maka Haikal langsung bergegas ke rumah ini.

Masa udah bertahun-tahun gue nggak sadar mulu dikibulin si Ruby, Haikal berkata pada dirinya sendiri.

"Kalau demam gini obatnya ya istirahat aja. Nggak terlalu tinggi juga kok. Kecapean kali kamu," ucap Haikal kemudian. "Baru pulang dari Bangkok langsung terbang ke Bali buat nonton konser. Sampai di Jakarta bukannya istirahat malah lembur di studio. Jelek banget schedule kamu."

Ruby bekerja sebagai fotografer di studio yang dia bangun bersama dua teman kuliahnya. Bujukan papa Ruby agar anaknya mau menjadi dokter tidak berhasil. Untungnya Ruby punya adik yang mau menuruti permintaan orang tuanya. Adik Ruby sekarang sedang kuliah kedokteran di Salemba.

"Aku dikejar deadline, Kal," ucap Ruby dengan nada manja. Seperti biasa. Haikal sudah hafal. "Tapi makasih loh. Aku seneng kamu perhatian gini."

Haikal menghela nafas. "Of course I do. Manja-manja gini kan kamu temenku. Dari kecil. Lagian kalau aku nggak datang pasti kamu ngadu ke mamaku. Terus mamaku bakal ngomel ke aku."

"Temen doang nih?" Ruby terlihat mulai merajuk.

"Jangan drama deh. Sekarang kamu istirahat aja. Udah makan?"

Ruby menggeleng.

"Aku ambilin deh. Sekalian minum obat. Abis itu kamu tidur."

Tanpa menunggu jawaban Ruby, Haikal meninggalkan kamar teman kecilnya. Dia menuju dapur, mengambil sepotong roti dan mengolesinya dengan selai stroberi, mengambil obat penurun panas di kotak P3K yang memang tersedia di rumah ini, dan sebotol air.

Haikal menggelengkan kepala melihat Ruby yang bukannya istirahat malah sudah duduk bersandar di headboard dengan laptop di pangkuan. Diletakkannya nampan di nakas lalu mengintip apa yang sedang dikerjakan Ruby.

"Itu yang kamu kerjain di Thailand?" tanya Haikal.

Ruby mengangguk. "Temenku baru ngirim editannya. Dia minta aku buat cek."

"Makan dulu, minum obat, tidur. Insya Allah besok sembuh. Besok aja diperiksa," ucap Haikal sedikit lembut agar Ruby menuruti sarannya.

"Five minutes. Bentar, ya. Jangan pulang dulu pokoknya entar aku ngambek."

"Serah lu dah, Neng."

Karena Ruby asik dengan laptopnya, Haikal memilih mengecek ponsel. Ada pesan dari Johnny yang meminta dia untuk menonton televisi besok siang. Katanya Johnny akan muncul di sebuah  program kesehatan di salah satu televisi swasta dalam negeri.

Haikal terkekeh. Hebat juga seniornya ini. Johnny benar-benar memanfaatkan sosial medianya dengan baik untuk memberikan edukasi seputar kesehatan. Ditambah dengan penampilan fisik Johnny yang menarik, followers akun Instagramnya terus bertambah. Sudah hampir setengah juta.

NO LONGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang