Aku kesemsem banget sama Taeyong di video yang ada di mulmed. KEK CAKEPNYA GAK MANUSAWI WOOOY CAKEP BANGET ASTAGAAAA
*
*
*Seleksi sekolah spesialis yang akan diikuti Haikal sebentar lagi akan dimulai. Persiapan yang matang adalah usaha terbaik yang harus dia lakukan selain tentunya berdoa kepada Tuhan. Kuota untuk spesialis anak sangat sedikit sementara jumlah pendaftar bejibun.
Kedua orang tuanya juga memperingatkan Haikal agar tidak lengah karena persaingan yang sangat kompetitif. "Kamu jangan ngarep Papa bantuin supaya bisa lulus, ya. Usaha sendiri." Begitu papa Haikal berkata. Beliau sudah paham betul isi kepala anak tunggalnya. Punya seorang ayah yang merupakan guru besar di fakultas kedokteran ternyata tidak banyak membantu.
Mata Haikal mulai lelah. Dia meletakkan kembali alat tulis ke dalam pencil case. Dia mematikan lampu belajar. Tak lupa dia meletakkan kembali buku yang baru saja dibacanya ke bookshelf. Sebagai pria yang menyukai kebersihan dan kerapian, melihat barang-barang terletak di tempat yang tidak semestinya membuat pikiran Haikal tidak tenang.
Buku tahunan SMA-nya yang terletak di sisi paling kiri karena ukurannya yang lebih besar menarik perhatian Haikal. Dia mengambil buku tersebut dan membawanya ke tempat tidur. Rasa kantuk yang tadi sempat datang kini menghilang entah ke mana. Sembari bersender pada headboard, Haikal mulai membuka satu persatu halaman.
Walaupun bersekolah di SMA Negeri, tetapi sekolahnya merupakan salah satu SMA paling bergengsi di Jakarta. Haikal bisa bilang hampir setengah dari murid di angkatannya adalah teman-teman Haikal baik saat SD maupun SMP. Kalau dipikir-pikir ternyata circle pertemanannya kecil juga.
Haikal terkekeh begitu tiba di halaman tempat foto murid-murid di kelasnya terpampang. Wajah dia dan teman-temannya masih sangat polos. Belum tersentuh kerasnya kehidupan-sekarang juga belum terlalu keras, sih. Dia jadi ingat saat-saat dulu sempat bolos dan berujung kejar-kejaran sama satpam sekolah, ketahuan merokok di warung belakang sekolah, dan ikut geng mobil.
"Anjing gue alay banget."
"Eh setan gue behelan dulu. Astaghfirullah."
"Ya Allah gue kurus banget kayak ayam teletubbies yang nggak diurus majikan."
"Demi apa ini foto gue tidur sambil mangap ternyata terabadikan!"
Ternyata dia dan Ruby memang selengket itu. Semua foto bareng teman-teman sekelasnya, Ruby selalu berada di sebelah Haikal. Saat itu Haikal harus akui dia bangga bisa disukai oleh cewek secantik Ruby. Bukan apa-apa, Ruby adalah cewek paling cantik yang ada di SMA itu. Kulit putih kemerahan, rambut hitam dan tebal, bibir merah, wajah tirus, dan-fakta ini termasuk pengetahuan umum di SMA saat itu-Ruby adalah cewek yang paling wangi. Kalau dia lewat tuh harumnya tercium sampai beberapa belas meter. Haikal tidak tahu pasti soal jaraknya. Tetapi kurang lebih seperti itu.
Dari SD hingga SMP, Haikal memang sangat cuek dengan keberadaan Ruby. Dia masih biasa saja dengan Ruby yang selalu berada di sampingnya. Namun begitu SMA-puberty it was-dia merasa lebih keren saja karena berhasil membuat cewek secantik dan sepopuler Ruby menyukainya. Teman-teman segeng Haikal dulu juga gencar sekali menjodohkannya dengan Ruby. Kata mereka cocok karena sepadan dan nggak banting.
Ada-ada saja memang. Haikal jadi malu mengingatnya.
Ruby memang hampir sempurna. Back then, no, sampai sekarang, she is a girlfriend material. Every guys wouldn't mind craving for her attention .Tetapi ada satu hal yang saat SMA dulu-atau mungkin sampai sekarang-tidak bisa Ruby lakukan. Dia tidak bisa membuat Haikal takut merasakan sesuatu.
Dan hal itu tidak disangka-sangka justru mampu dilakukan oleh seorang cewek berbando biru muda yang tersenyum tipis di deretan paling ujung kiri foto kelasnya. Cewek itu tidak secantik dan sepopuler Ruby and the gank. Cewek itu juga tidak terlalu banyak bicara di kelas. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di mejanya, mengerjakan soal-soal masuk perguruan tinggi, membaca komik atau memakan bekal makan siang.
![](https://img.wattpad.com/cover/261723255-288-k356050.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NO LONGER
Genç Kız EdebiyatıAmanda dan Haikal adalah teman sekelas saat SMA. Mereka jarang bertegur sapa karena circle pertemanan yang berbeda hingga suatu ketika Haikal butuh bantuan dan cuma Amanda yang saat itu bisa membantunya. Pandangan Amanda terhadap Haikal perlahan ber...