BAGIAN 7

6 2 0
                                    

Keberangkatan ilham ke Cirebon terdengar begitu cepat. Begitupun nando sudah berada di Yogjakarta dan sekar baru kemarin siang telfon dia sudah berada di Malang sedang eliza dia akan berangkat ke Tanggerang besok pagi diantar oleh bundanya. Hari berlalu begitu cepat,menurut eliza semua sudah berjalan dengan normal dengan kepergian ilham di cirebon dia mulai bisa melupakan perasaannya pada ilham namun tak bisa dipungkiri bahwa ilham adalah cinta pertamanya sebisa apapun dia bisa melupakan pasti tetap terkenang. Singkat cerita. Mereka mulai menjalani aktivitas kuliahnya masing masing. Lama sekali tidak pernah ada kabar karena sama sama sibuk. Oh iya,ada bagian terlewat ketika eliza hendak berangkat tes seleksi dia sempat memiliki nazar,begini kira kira “kalau saya lolos tes seleksi dan diterima di kampus impian saya maka detik itu juga saya putuskan berhijab” jadi untuk saat ini dan seterusnya eliza memutuskan untuk berhijab. Ditengah kesibukannya tiba tiba telfon eliza berdering.
“halo assalamualaikum, bunda gimana bun kabarnya ? maaf ya bun eliza akhir akhir ini sibuk ngerjain tugas kuliah,eliza di kosan aman aman aja kok bun”
“waalaikumussalam,baik nak kabar bunda baik alhamdulillah,oh iya bunda mau ngasih tau kamu kalau minggu depan bunda ada pertemuan di tanggerang sama rekan kerja bunda bisa kan kamu jemput bunda ? anterin bunda ke hotel deh”
“oh bisa bisa bun,kalau sampai bandara telfon eliza aja ya bun”
“siap anak bunda,yaudah kalau gitu kamu hati hati ya jaga diri baik baik,assalamualaikum”
“waalaikumussalam bunda”.  Eliza menutup telfonnya dan melanjutkan tugas kuliahnya.
......................
Hari hari telah berlalu,tanpa adanya ilham,nando,sekar membuat eliza teringat kembali akan masa SMA nya ketika dia sendiri. Tak lama telfonnya berdering
“hallo assalamualaikum eliza”
“waalaikumussalam,astaga nando kemana aja sibuk banget ya sekarang pak dokter yang ini hehe”
“wee enggak gitu,kamu yang kemana aja nih,oh iya denger denger kamu berhijab ? alhamdulillah semoga istiqomah ya”
“denger dari siapa ih ? doain ya” tiba tiba ada panggilang masuk dari bunda eliza yang akhirnya memutus pembicaraan mereka.
“eh yaudah ya bunda nelfon nih nanti lagi assalamualaikum”
‘waalaikumussalam” eliza mencoba menelfon ibunya kembali.
“eliza bunda sudah di bandara jemput bunda sekarang ya” eliza bergegas menuju bandara dan menjemput bundanya. Tak lama eliza bertemu bundanya dan langsung saling berpeluk,selesai itupun eliza mengantar bundanya ke hotel. Kenapa enggak di kosan eliza aja ? karena eliza enggak kos sendirian melaikan bersama temannya yaitu arum.

Sekar,nando,eliza,dan ilham sedang menikmati masa masa mereka menjadi mahasiswa baru sebelum dipusingkan oleh skripsi. Singkat ceritanya eliza hanya mengambil pendidikan selama 3 tahun alias diploma 3 atau D3,menjalani hari hari dengan disibukkan oleh kuliah dan skripsi tiba saatnya eliza lulus dan diwisuda.bundanya datang ke Tanggerang untuk menyaksikan putrinya di wisuda. Setelah wisuda eliza kembali pulang ke Surabaya,dalam perjalanan eliza mendapat telfon dari sekar dan nando yang mengucapkan selamat dan maaf karena tidak bisa hadir. Sesampainya di rumah eliza benar benar kangen dengan suasana rumahnya di Surabaya. Setelah mandi dan membersihkan badan eliza merebahkan tubuhnya di atas kasur yang telah lama tidak ia temui.
“haaaaa astagaaaa bundaaa ini beda banget sama kasur kosan yang enggak empuk”
“yaudah istirahat aja dulu”. Tak lama bundanya pun meninggalkan kamar eliza dan melanjutkan pekerjaan rumah. Setelah bebrapa jam bunda eliza mendengar ada suara bel rumah berbunyi bunda langsung menuju keluar rumah ternyata itu adalah sebuah kurir
“atas nama eliza mawarni ?”
“iya pak betul saya bundanya”
“ini ada paket bu,tolong tanda tangan disini ya bu’
“oh iya iya pak” bunda eliza menandatangi dengan bingung. Segera bunda eliza membangunkan putrinya itu
“eliza sholat ashar dulu nak ayo”
“iya bun” eliza bergegas mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat ashar,setelah sholat ashar eliza menuju kamar. Tiba tiba dia melihat sebuah bungkusan yang entah isinya apa dia segera memanggil bundanya.
“bundaaa,ini apa bun?”
“loh ? bunda enggak tahu. Bunda pikir itu kamu yang pesen”
“kurirnya enggak bilang dari mana bun ?”
“enggak,bunda juga enggak tanya”
“yah bunda,yaudah bun kalau gitu makasih ya”
“iyaa habis ini ayo turun makan,kamu belum makan siang tadi”
“siap bunda” eliza segera membuka isi paketnya dan ternyata isinya adalah sebuah al-quran dan kerudung berwarna hitam lalu ada sebuah surat yang isinya begini
“selamat eliza atas wisudamu,semoga sukses selalu dan dapat kerja di area surabaya kasihan bundamu sendiri hehe,ini ada hadiah kecil yang insyaAllah bermanfaat sampai kapanpun. Eliza,tak dapat dipungkiri kamu adalah cinta pertamaku sulit sekali mengikhlaskan rasa ini tapi karena Allah aku merasa dimudahkan. Oh iya semoga istiqomah berhijab ya. Jangan lupa selalu istikhara minta petunjuk yang baik ke Allah –ilham-“
Ternyata suratnya berasal dari ilham. Eliza terkejut dan menangis membaca suratnya. Bagaimana tidak ilham pun adalah cinta pertama eliza. Ia hanya bisa berharap apapun yang terbaik untuk ilham dan dirinya. Sejak hari itu eliza mulai mencoba istiqomah dalam menjalankan istikhara memohon apapun yang terbaik untuk dirinya,ilham dan kedua temannya itu.
....................
Singkat cerita setelah satu bulan eliza lulus kuliah saatnya dia menerima pengumuman penempatan kerjanya. Eliza pun di tempatkan di salah satu kantor instansi keuangan di daerah Malang. Eliza segera mengabari sekar dan meminta tolong pada sekar untuk mencarikan tempat kos.
“di sini ya,kalau butuh apa apa telfon aku aja”
“makasih ya sekar”
“sama sama yaudah aku balik dulu ya assalamualaikum”
‘waalaikumussalam”. Setelah di kosan eliza menelfon nando. Saat eliza menyebut nama nando sekar tak sengaja mendengarnya dan segera balik ke pintu kosan eliza untuk mendengar percakapan mereka. Sekar merasa bahwa mereka masih berhubungan baik dan nando tidak pernah peduli dengan perasaan sekar sampai kapanpun. Sekar yang menyadari hal itu segera pergi meninggalkan eliza.
................
Terdengar kabar ilham yang juga sudah lulus dari sekolah pelayarannya dan dengar dengar juga ilham sekarang bekerja di salah satu kapal penyebrangan penumpang di pelabuhan daerah banten. Eliza turut senang dengan adanya berita itu. Sekar dan nando pun juga di sibukkan oleh skripsinya karena sudah mulai memasuki semester 8. Sementara sekar,ada satu cerita dari sekar saat ia sedang melakukan tugas kuliahnya. Memasuki semester 8 sekar makin sibuk. Sekar sering keluar ke sekolah sekolah untuk mencari bahan skripsinya. Saat sedang di suatu sekolah dasar,sekar bertemu dengan seorang guru agama islam yang bernama pak basril. Suatu hari sekar sedang bertemu dengan anak anak di suatu kelas yang distu juga sedang ada pak basril. Tanpa sepengetahuan sekar pak basril terus memperhatikannya sampai suatu hari masa sekar di sekolah dasar itu sudah habis,pak basril memanggilnya menuju ruang kantornya.
“ada apa pak ?”
“sekar,panggil saya mas aja usia saya enggak jauh beda dari kamu mungkin bisa dibilang saya kating kamu waktu kuliah”
“oh gitu ya pak..eh hmm,mas maksudnya”
“sekar sebelumnya saya minta maaf kalau saya lancang bilang ini ke kamu. Tapi saya punya niatan baik ke kamu untuk silahturahmi antar keluarga”
“maksudnya gimana ya mas?”
“saya ini mengajak kamu ta’aruf,kalau di perkenankan izinkan saya mengenal kamu lebih dalam lagi dan mempertemukan kedua keluarga kita”
“tapi mas...”
“kalaupun ta’aruf ini harus berhenti juga enggak masalah kalau misal di tengah jalan kamu enggak yakin dengan hubungan ini”
“saya bicarakan baik baik dengan keluarga saya dulu ya mas,saya tidak mau gegabah mengambil keputusan. Kalaupun nanti saya diizinkan insyaAllah saya akan langsung mengirim biodata saya ke mas basril”
“alhamdulillah,yaudah enggak papa silahkan dibicarakan dulu dengan ayah dan ibunya sekar”
“kalau gitu saya pamit pulang dulu mas,assalamualaikum”
“waalaikumussalam” selama di jalan sekar terus memikirkan kalimat pak basril dia bingung bagaimana harus menjelaskannya pada ayah dan ibunya. Sesampainya di kos an sekar menelfon ayahnya.
“halo assalamualaikum ayah”
“waalaikumussalam nak,ada kabar apa ?”. sekar meceritakan semua kejadian bersama pak basril dan sang ayah menanggapi dengan serius lalu berkata semua terserah kepada sekar,ketika sekar nyaman dengan hal tersebut silahkan dilakukan namun pesan sang ayah jangan lupa untuk selalu beristikhara memohon petunjuk pada Allah apa yang terbaik untuk dirinya,dan jangan lupa untuk membicarakan ini pada ibundanya. Sekar pun menelfon ibunya,dan ibunya sekar memberi jawaban yang sama seperti ayah sekar. Sampai suatu ketika sekar melakukan shalat istikhara dan menemukan jawabannya. Setelah itu ia menelfon pak basril untuk bertemu dan tidak lupa untuk mengajak sesama mahramnya. Karena sekar tidak memiliki saudara di malang sekar pun mengajak eliza.
“begini mas,saya sudah memutuskan soal ta’aruf ini”
“alhamdulillah bagaimana jawabannya ? saya siap mendengarkan”
“mohon maaf,saya minta maaf yang sebesar besarnya. Untuk saat ini saya ingin yang terbaik untuk orang tua saya dan diri saya sendiri jadi saya putuskan untuk melanjutkan kuliah saya dahulu dan bekerja dengan baik. Lagi pula kalau mas basril menunggu saya sampai lulus kuliah dan bekerja itu membutuhkan waktu yang lama dan enggak baik juga taaruf terlalu lama,untuk saat ini mohon dimengerti”
“yasudah enggak masalah,semoga sukses,doa terbaik dari saya untuk kamu dan orang tuamu,kalau gitu saya pamit dulu assalamualaikum”
“waalaikumussalam” pak basril meninggalkan sekar dengan perasaan kecewa.sementara eliza dan sekar segera kembali ke kosan. Sekar mengucapkan terimakasih pada eliza yang mau menemaninya bertemu pak basril. Saat di perjalanan sekar melamun dan memikirkan sesuatu dalam hatinya ada sesuatu yang mengganjal. Tak sanggup ia katakan pada siapapun. Perasaan merasa bersalah,kecewa,dan menyesal campur menjadi satu. Pada akhirnya saat dia sampai di kosannya,ia menuliskan sesuatu pada buku diarynya,begini kira kira isinya :
“aku rela menolak lelaki yang berani memberi kepastian demi kamu yang tidak akan pernah datang dalam hidupku. Aku masih belum mendapat jawaban dari Allah bagaimana akhir perasaan ini,selama belum menemukan titik terang,namamu akan selalu aku diskusikan ke Allah untuk mendapat jawaban dan disitu juga aku akan menunggu –u/nando-“

PELABUHAN TERAKHIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang