BAGIAN 12

6 1 0
                                    

Tak terasa sudah beberapa bulan sejak eliza pergi kembali ke malang dan bundanya sudah mulai sehat. Saat pukul setengah 3 pagi eliza segera mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat tahajjud,tak lupa ia juga beristikhara meminta jawaban pada Allah untuk segera di beri jawaban. Siapa sangka hari itu adalah sholat istikhara terakhir eliza untuk meminta jawaban. Sudah berkali kali eliza beristikhara namun jawaban selalu menuju ke nando. Pada akhirnya eliza memantapkan hati untuk menerima perjodohan antara ia dan nando. Ia ingin memberi tahu nando namun menurut eliza berbicara hal seperti ini tidak layak untuk lewat telfon. Setelah eliza bersiap untuk berangkat kerja,tiba tiba ia terkejut dengan adanya mobil nando di depan kosnya. Eliza segera menghampiri nando.
“ngapain ?”
“za,aku anter ya sekalian aku pingin ngomong sesuatu sama kamu”
“iya iya kebetulan aku juga mau ngomong sama kamu”
“yaudah masuk”. Eliza segera masuk ke mobil nando dan selama setengah perjalanan mereka terdiam sampai pada akhirnya...
“sebenernya aku...” mereka mengucapkan secara bersamaan.
“yaudah kamu dulu aja ngomong” ucap nando.
“jadi gini,kamu tau kan ini sudah lama banget setelah kita ngomongin perjodohan itu. Hmm.....aku udah nemuin jawabannya”. Nando tersentak dan menghentikan mobilnya secara mendadak.
“aduh,gimana sih ? kenapa ?” tanya eliza yang kaget.
“apa jawabannya ?”
“hmm insyaAllah ini yang terbaik,aku terima perjodohan ini”,eliza tertunduk malu. Nando yang tampak bingung namun senang dengan pernyataan eliza segera menjalankan mobilnya kembali.
“kamu...kamu..yakin ?”
“yakin,emang kamu sendiri gimana ?”
“iya sebenernya aku juga mau ngomong tentang ini,aku juga udah memantapkan diri untuk ini,za aku takut kalau ini gak sesuai sama.....”
“sssstttt,sesuai atau gak sesuai lama lama juga bakalan terjadi nando,aku yakin ini yang terbaik buat aku dan kamu juga keluarga kita. Semoga ini ujung dari perasaan kita”. Nando hanya tersenyum.
“sudah sampai,hati hati ya za,semangat kerjanya”
“makasih ya,kamu juga,assalamualaikum”
“waalaikumussalam”. Saat eliza meninggalkan mobil nando,tampak nando yang sedang kegirangan dan memukul setir mobilnya menunjukkan bahwa dia sedang senang. Saat nando sedang menari kegirangan tiba tiba eliza kembali mengetuk kaca mobil nando. Nando yang kaget segera menghentikan sikapnya itu. Nando segera membuka kaca mobil dan melihat wajah eliza yang tampak bingung.
“ada apa ?” tanya nando
“i...itu..tasku hpku ketinggalan”
“oh ini..yaudah sana ati ati” sambil menyodorkan hp eliza
“nando kamu gak ada masalah kan ?”
“e...enggak. yaudah za sana nanti telat aku mau pergi dulu,assalamualaikum” nando segera menutup kaca mobil dan pergi meninggalkan eliza yang masih terdiam bingung melihat tingkah laku nando. Setelah itu eliza segera pergi menuju kantornya. Saat istirahat tiba tiba bunda eliza menelfon.
“ya bunda ? ada masalah ?”
“enggak,lagi apa kamu ? sibuk ?”
“enggak bun,ini lagi istirahat ko,lagi ngumpul sama temen temen”
“oh,bunda cuman kangen sama kamu aja”
“bunda gak kerja ?”
“kerja,ini lagi di kantor”
“ohh,hmm bun..eliza boleh ngomong gak ?”
“ngomong aja,ada apa ?”
“soal eliza dan nando,eliza..itu...hmm gimana ya ?”
“kenapa ?”
“eliza,mau menerima perjodohan ini bun”
“ha ? kamu serius ? kamu yakin ? kalau memang kamu yakin bunda segera menelfon mama nando untuk membicarakan hal ini”
“soal itu terserah mama nando sama bunda aja deh”
“nandonya gimana ?”
“nando juga sama kayak eliza,dia menerima perjodohan ini”
“alhamdulillah,yaudah kalau gitu bunda tutup telfonnya ya assalamualaikum”
“waalaikumussalam”. Eliza menghela nafas dan ia terpikir untuk menelfon nando.
“ada apa za ?,ada kabar ?”
“hmm aku udah ngomong ke bunda tentang kita”
“oh iya tadi barusan mama juga telfon katanya kalau memang iya mama mau ke rumah kamu untuk ngomongin ini sama bundamu”
“iya bunda juga bilang gitu”
“eh hmm yaudah ya aku tutup udah waktunya kerja lagi,assalamualaikum”
“waalaikumussalam”. Seketika jantung eliza berdebar memikirkannya. Namun tiba tiba terlintas dalam pikiran eliza bagaimana sekar dan bagaimana ilham ? apa ini ujung dari segalanya ? apa ini yang terbaik ? pikiran eliza tak karuan memikirkannya.
.................
Waktu sore tiba,sekar yang sudah pulang dari kerjanya mulai merebahkan tubuhnya karena capek. Tak lama ia dipanggil oleh ibunya.
“ya bu ?”
“makan dulu sini sekar”. Sekar segera menghampiri ibunya. Saat sekar selesai makan ibunya langsung membicarakan suatu hal.
“sekar gimana ? kamu masih gak mau kenalan dengan anak temen ibu itu ?”
“buuuu....nanti ya”
“sekar apa salahnya sih Cuma kenalan aja ?” ucap ayah sekar.
“sekar..hmmm...”
“kenapa ?” tanya ibu sekar
“sekar punya laki laki yang sedang sekar tunggu bu,sampai saat ini sekar gak bisa secara instan melupakan dia. Sekar berusaha,sedari SMA sekar sudah menghindar dari dia. Tapi apa? Sampai detik ini sekar masih memperjuangkan namanya di sepertiga malam sekar”. Ayah dan ibu sekar yang terkejut dengan pernyataan sekar dan mereka saling tatap. Tak lama kemudian sekar berdiri.
“yaudah sekar mau beresin sisa piring makan,abis itu sekar mau ngerjain nilai murid murid sekar,permisi yah,bu”. Sekar pergi begitu saja. Saat selesai mengerjakan tugasnya sekar masuk ke kamar untuk menyelesaikan pekerjaannya,namun sekar sangat tidak fokus tiba tiba ia terpikir untuk menelfon eliza.
“assalamualaikum za”
“waalaikumussalam,ada apa kar ?”
“baik ?”
“alhamdulillah baik,kamu sendiri ?”
“alhamdulillah”
“ada apa ini ?”
“za,aku gak ngerti harus cerita ke siapa lagi”
“kenapa ? ada masalah ? cerita aja”
“ibu sama ayah....”
“kenapa ? mereka sakit ?”
“enggak,ibu sama ayah jodohin aku,sedang kamu tau kan soal aku dan nando ?”. seketika eliza terdiam mendengar sekar berbicara. Ia terlalu takut untuk mengatakan yang terjadi antara ia dan nando.
“za,halo...zaa masih disana kan ?”
“hmmm iya iya sekar”
“ada yang salah ?”
“e..eng..enggak”
“kenapa sih ?”
“sekar...anu”
“hei kenapa ?,ngomong aja”
“sekar,aku...”. tiba tiba terdengar suara bunda eliza yang juga menelfon eliza.
“hmm sekar,nanti aku hubungi lagi ya bunda nelfon,assalamualaikum”
“loh za lanjutin..za... yah mati” sambil menatap ponselnya sekar kebingungan mendengar nada bicara eliza. Seperti ada yang dia sembunyikan.
“ada apa eliza kok kayak takut gitu sih suaranya?”.tanya bunda eliza namun eliza terdiam
“ada apa eliza ?”
“bunda sebenarnya....” eliza mulai menceritakan segalanya ke bundanya. Mulai dari soal ilham,sekar sampai nando. Bunda eliza terkejut mendengarnya. Ia tak tahu harus berkata apalagi pada anaknya itu.
“tunggu...jadi ini ceritanya kalian terlibat cinta segi empat ?”
“ih bunda,kayak di film film aja”
“saran bunda kamu mending cerita apa adanya ke sekar,dengan menutupi segala sesuatu tidak akan menyelesaikan masalah. Sebaik baiknya tupai melompat akan jatuh juga. Sama kayak gitu,suatu saat sekar pun akan tahu soal ini. Dia akan lebih sakit hati saat tahu semua ini dari mulut orang lain daripada dari kamu sendiri. Selesaikan semua nak,supaya dia juga bisa menentukan pilihan hidupnya,dengan begini bukan hanya kamu dan nando yang bertemu ujung perasaanmu,tapi juga sekar dan ilham”. Eliza terdiam mendengar saran bundanya. “bunda,eliza gak tau ngomongnya harus gimana ?”. Bunda eliza menghela nafasnya.
“segalanya,segalanya dari awal nak. Terus terang jangan ada yang ditutupin,nanti yang rugi juga kamu,nando dan sekar”. Eliza menganggukan kepalanya. Bunda eliza tiba tiba mematikan telfonnya karena sebenarnya ia sedang sibuk. Seketika tangan eliza gemetar melihat nama sekar di handphone eliza. Ia tak tahu bagaimana caranya dan harus mulai darimana.
“yaAllah jika ini memang jalan-MU dan ini yang terbaik tolong mudahkan”. Batinnya

PELABUHAN TERAKHIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang