Keesokan harinya eliza masih memikirkan soal sekar sampai seketika telfon eliza berdering.
“hallo assalamualaikum za”
“waalaikumussalam nando”
“kamu dari kemarin kenapa sih kok aneh banget ? ada masalah ?”
“nando ntar keluar ya,aku mau ngomong sama kamu”
“oh oke boleh boleh nanti aku jemput”
“yaudah assalamualaikum”
“waalaikumussalam”. Eliza menutup telfonnya. Tepat setelah nando menutup telfonnya,di susul dengan sekar yang juga menelfon eliza. Tangan eliza gemetar,pikiran eliza bingung. Ia tak tahu apa yang harus dikatakan nanti ketika sekar bertanya.
“maaf sekar aku gak bisa angkat dulu,aku harus ngomong dulu sama nando”. Sampai akhirnya eliza membiarkan dering telfonnya mati dengan sendirinya. Setelah mati dengan sendirinya,eliza mematikan ponselnya.
“nomor yang anda tuju sedang tidak aktif”. Sekar terkejut dengan tidak aktifnya ponsel eliza secara tiba tiba.
“pasti ada yang salah,pasti eliza menyembunyikan sesuatu dari aku,yaAllah semoga bukan kabar buruk”. Sekar melanjutkan pekerjaannya.
.................
Hari hari di tempat kerja sudah dilalui. Eliza berniat bertemu nando untuk menceritakan segalanya.
“udah siap ?”
“udah yuk berangkat”
“mau kemana ini ?”
“jalan aja dulu”. Eliza menjawab dengan muka kaku. Nando yang berusaha untuk mengerti eliza dia tidak banyak bertanya. Nando membawa eliza ke suatu tujuan.
“loh kok lewat sini sih ?”
“ya abisnya kamu nyuruh aku jalan aja yaudah terserah aku ikutin aja akunya”. Eliza terdiam lagi sampai mereka berada di tempat tujuan.
“kok kesini sih ?,ini tempat apa ?”. eliza bertanya kebingungan
“ini rumah pohon,aku udah siapin rumah ini jauh sebelumnya sih,niatku nanti kalau memang Allah mengizinkan kita untuk berdua aku mau nunjukkin ini ke kamu setelah nikah. Tapi karena hari ini kamu kayaknya butuh tempat yang tenang banget yaudah aku bawa kesini. Bukannya dari kecil kamu selalu mengidamkan rumah pohon ? dulu masih kecil za jadi gak tahu cara bikinnya hehe”
“nando,ini bagus banget. Kalau bukan aku yang jadi istrimu gimana ?”
“ya,tetep aku tunjukin,intinya rumah pohon ini buat kamu”. Eliza hanya membalasnya dengan menyeringai.
“jadi kenapa ?”. eliza menghela nafas dan mulai menceritakan semuanya. Nando menyimak dengan baik. Saat eliza selesai cerita nando memberi saran pada eliza untuk segera menelfon sekar agar semua ini selesai. Namun eliza terlalu takut untuk mengatakan. Pada akhirnya nando yang menelfon sekar.
“assalamualaikum nando kenapa ?”
“waalaikumussalam sekar,enggak sih gak ada apa apa,kamu apa kabar ?”
“hmm baik baik. Oh iya eliza kenapa ya kok kayak aneh gitu ?”
“sekar”
“iya ?”
“aku mau ngomong serius sama kamu”
“iya aku dengerin”. Sementara perasaannya tak karuan mendengar nando berkata seperti itu.
“aku dan eliza menerima perjodohan antar keluarga,kalau Allah dan semesta merestui insyaAllah kami akan melangsungkan pernikahan”. Sekar terkejut dan meneteskan air mata. Seketika tangannya lemas untuk mengankat ponselnya namun ia berusaha kuat.
“halo..sekar..sek...”tiba tiba terpotong oleh suara sekar.
“oh iya nando maaf,alhamdulillah selamat ya untuk kalian berdua,semoga ini yang terbaik dan ujung dari perasaan kalian. Kalau udah mau mendekati hari H bisa hubungi aku siapa tahu aku bisa bantu,kalau gitu udah dulu ya aku mau urusin nilai ujian murid murid aku,assalamualaikum”. Eliza menatap nando dengan penuh harapan.
“gimana ?” tanya eliza.
“aku gak tahu dia gimana,dari kalimatnya dia baik baik aja,tapi dari nada bicaranya kayaknya dia gak baik baik aja,jadi ini gimana ?”
“aku takut buat ngehubungin dia lagi,jadi untuk sementara waktu aku gak mau ganggu dia dulu,biar aja kayak gini sampai waktu menyembuhkan dia”. Nando menganggukan kepala dan mendongakkan kepalanya melihat langit.
“za,lihat deh bintangnya banyak”. Eliza ikut menatap langit.
“heem banyak,cuacanya lagi bagus”. Tak lama telfon nando berdering.
“halo assalamualaikum,iya ma ?”
“waalaikumssalam,lagi dimana nak ?”
“ini ma sama eliza,lagi suntuk dia di kos jadi aku ajak keluar”
“pas banget ini mama lagi main ke rumah bunda eliza,untuk ngomongin rencana kalian berdua selanjutnya”. Nando menatap eliza. Tampak wajah eliza kebingungan.
“nando...haloo...”
“oh iya ma iya,jadi gimana ?”
“ya kalau kamu bisa cuti dan eliza juga bisa cuti mama harap kalian berdua pulang,kita bicara lagi”
“iya ma,nanti nando bicara dulu sama eliza ya ma”
“iya nak iya,yaudah mama tutup ya telfonnya,assalamualaikum”
“walaikumussalam”. Nando memberitahu eliza tentang bunda dan mama nando. Lalu eliza dan nando sepakat untuk ambil cuti dalam waktu dekat.
.................
Sementara sekar yang masih terkejut dengan kabar tersebut,ia berusaha menenangkan diri.
“yaAllah,apa ini rencana-MU ? jika memang iya tolong tabahkan,beri petunjuk”. Begitu yang terucap dalam hati sekar. Tak lama sekar terdiam sejenak lalu ia beranjak dari kamarnya dan menemui ibunya.
“ada apa nak ?”
“bu,sekar mau di perkenalkan dengan laki laki pilihan ibu dan ayah,insyaAllah sekar siap”
“alhamdulillah,nanti ibu bicarakan sama ibunya ya”. Sekar hanya menganggukan kepala lalu pergi meninggalkan ibunya.
“sekar”
“ya bu ?”
“kamu kenapa ?”
“enggak bu sekar gak ada apa apa,sekar Cuma capek mau istirahat dulu”. Sekar meninggalkan ibunya yang tampak khawatir dengan sikap anaknya itu.
Sekar menata bantalnya dan membaringkan tubuhnya,ia menghela nafasnya seakan dia lelah dengan perasaan yang tak kunjung ada akhirnya.
“bagaimana ? bagaimana caranya melupakan ? bukan bukan,bukan melupakan namun mengikhlaskan,bagaimana ? jika ini jalan-MU tolong mudahkan”
Begitu batinnya bicara. Sekar tak punya pilihan lain selain memperkenankan diri untuk bertemu dengan laki laki pilihan ibu dan ayahnya. Lalu sekar terpikir sesuatu
“apa ilham tau masalah ini ya ? bukannya eliza dan ilham saling suka ? tapi kenapa tibanya ke nando ? gimana kalau ilham tau ?”
Tak lama sekar memilih untuk keluar rumah. Ia terlalu pusing dengan banyaknya beban pikiran
“ibu sekar keluar dulu ya,assalamualaikum”
“waalaikumussalam,hati hati nak”
Sekar pergi meniggalkan rumah. Ia memilih untuk membawa kameranya dan memotret segala yang ia lihat. Sejauh ini sekar adalah gadis yang hobi sekali dengan hal hal berbau fotografi. Saat sekar sedang memotret kaca sebuah cafe tak lama ia melihat hasil potretannya. Ia menemukan sesuatu di dalam fotonya.
“loh ini...ini...” sekar memperbesar hasil fotonya.
“ilham ?” lalu sekar melihat kaca cafe tersebut dan benar disana ada ilham. Ia sedang duduk dan menikmati secangkir teh. Sekar langsung menghampirinya.
“ilham ?”
“loh sekar,apa kabar ?”
“alhamdulillah baik,kamu sendiri ?”
“alhamdulillah,lagi apa disini ?”
“oh ini lagi minum teh aja sih,kamu ngapain ?”
“ini aku gak sengaja motret kaca cafe trus tiba tiba aku lihat kamu di fotonya”
“ohh,kamu mau berdiri aja ?”
“boleh duduk ?”
“bukan kursiku kalau mau duduk ya duduk aja”. Sekar pun duduk di samping ilham. Mereka lumayan banyak bercerita tentang karir dan masa sesudah sekolah. Lalu terpikir ilham untuk memannyakan sesuatu pada sekar.
“oh iya,kalian bertiga gimana ?”
“bertiga apanya ?”
“itu,kamu,nando,sama eliza”. Sekar terdiam untuk beberapa saat lalu disambung dengan pertanyaan ilham lagi.
“kenapa ?”
“oh enggak gak apa apa. Hmm aku sama mereka baik baik aja sih baru kemarin telfon telfon”
“oh iya sekar,sebenernya aku ada rencana untuk dateng ke rumah eliza,pingin ngomongin masalah ynag serius sih,Cuma ya aku kayak masih pikir pikir aja gitu kayak takut”
“takut kenapa ?”
“ya takut aja gitu kayak masih belum siap untuk kasih dia kepastian”
“kamu terlalu banyak dihantui bayang bayang takut sampai sampai kamu terlambat untuk ngomong sama eliza”. Sekar berbicara sambil menatap kaca.
“terlambat maksudnya ?”. sekar hanya senyum dan mulai berdiri membawa kameranya
“pada akhirnya kamu gak bisa nyelamatin perasaanmu,orang yang kamu cinta,perasaanku dan orang yang aku cinta,kamu terlambat,mungkin ini sudah takdir Allah,aku pergi assalamualaikum”. Ilham memikirkan kalimat sekar. Ia merasa ada yang aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELABUHAN TERAKHIR
Romancekisah seorang 4 pelajar yang mengubah setengah sisi hidupnya. terkepung antara masa depan dan perasaan,bagaimana akhirnya ? siapa yang akan menjadi pelabuhan terakhir dalam hidupnya ?