BAGIAN 10

8 2 0
                                    

Semua berlalu begitu saja. Nando yang masih berduka di hari raya berpikir untuk membawa mamanya ke malang agar ia tidak sendirian. Namun mamanya menolak tawaran anaknya itu.
“gak usah nak,mama disini aja,kamu pun suatu saat pasti pulang kan,rumah ini pun juga punya banyak kenangan. Kamu besar disini,kamu jadi dokter pun juga awalnya dari sini. Mama akan tetap disini aja ya nak”. Nando hanya tersenyum dan mengelus pundak mamanya. Sambil membawa tas dan kunci mobil nando meninggalkan mama dan rumahnya. Nando kembali beraktivitas seperti biasa. Sementara eliza,sejak meninggalnya ayah nando,cuti nando bertambah jadi eliza kembali ke malang naik kereta. Sesampainya di malang,nando langsung menelfon eliza.
“assalamualaikum za”
“waalaikumussalam,gimana ndo ? udah di malang ?”
“udah za,lagi kerja ya ? aku ganggu gak ?”
“gak kok lagi istirahat,kamu gimana ?”
“aku gakpapa,aku minta maaf ya,kamu jadi pulang sendiri naik kereta”
“yaelah nando,namanya musibah kita gak pernah tau”
“oh iya kalau gak sibuk nanti malem kita bisa jalan gak ? aku mau ngomong sesuatu sama kamu”
“oh oke oke nanti malem telfon lagi aja ya”
“oke za,lanjut kerja,semangat ya,assalamualaikum”
“waalaikumussalam”. Nando menutup telfonnya dan merebahkan diri di atas kasur kosannya. Perasaannya tak karuan memikirkan ayahnya,mamanya,tentang eliza. Nando tidak yakin jika harus membicarakan masalah ini ke eliza nanti malam. Sampai malam pun tiba. Nando menghubungi eliza dan mereka bertemu. Nando membulatkan tekad untuk membicarakan soal perjodohan ini pada eliza dengan apapun resikonya.
“hmm za,aku mau ngomong sesuatu ke kamu”
“yaelah ngomong aja kali,kayak lagi sama siapa formal banget”
“za,aku ngomong ini ngumpulin begitu banyak keberanian aku siap menerima resikonya nanti”
“kenapa sih ndo bikin penasaran aja,cepetan ih”
“ bunda belum cerita masalah tentang...itu...hmmm gimana ya ngomongnya ?”. eliza hanya diam memandangi wajah nando yang tampak bingung.
“masalah perjodohan”
“jodoh ? bentar bentar gimana ini maksudnya ? siapa yang dijodohin ?”
“jadi kemarin pas aku lagi makan sama bundamu di rumah itu,bunda bilang kalau sebenernya mama sama bunda punya rencana buat jodohin kita....”
“ha ? kita ?”
“bentar dulu dengerin dulu za,terus mama bilang kalau mama sama bunda juga gak maksa kalaupun salah satu di antara kita ada yang kita suka. Jadi ya aku juga kaget sih ini mendadak banget.”
“kamu tau kan soal aku sama ilham ?”
“iya za aku tau,aku juga bilang ke mama soal itu,kata mama juga yaudah”.
“gini deh,aku mau tanya sama kamu,perasaan kamu soal perjodohan ini gimana ?”. nando hanya diam,ingin mengatakan namun takut pada bayangan
“aku..hmm sebenarnya aku itu...”
“nando,ada yang kamu sembunyiin dari aku ? plis lah kita itu temenan udah lama banget,kenapa pake rahasia segala sih,bilang aja”. Nando mulai menghela nafasnya.
“gini za,sebenernya aku itu udah suka sama kamu sejak lama. Asal kamu tau yang di acara makan malam sekolah waktu itu aku mau ungkapin perasaanku ke kamu tapi waktu itu kamu malah cari ilham dan sekar..sekar pun ungkapin perasaannya ke aku sedangkan kamu,kamu juga suka sama ilham dan ilham pun juga suka sama kamu. Kalau kalian saling suka ya mau gimana lagi ? aku ini udah kayak kakakmu kan ? jadi aku hargai segala keputusanmu”
“oh masalah itu,sebenarnya aku juga udah tau kalau kamu suka sama aku,sekar yang kasih tau aku sejak aku sama dia masih sama sama di malang kita sering jalan bareng,terus kenapa kamu gak mencoba buka hati untuk sekar ?”
“aku merasa egois za untuk terus suka sama kamu sedang kamu gak ada perasaan apapun sama aku,dan sekar ? aku gak menyadari ada orang yang mencintai aku selama ini. Aku dan sekar gak beda jauh za. Kita sama sama mencintai tanpa dicintai. Kamu ? kamu dan ilham saling mencintai dan dicintai. Aku sudah coba buka hati untuk sekar,tapi apa ? nyatanya aku selalu kembali ke kamu dan kamu selalu kembali ke ilham. Ya aku bisa apa ? pada akhirnya Cuma waktu yang bisa mengubah ini semua”. Eliza terdiam dan menatap nando yang hanya bisa tertunduk.
“asal kamu tau ya ndo,aku sudah mulai lupa soal perasaanku sama ilham,tapi tak dapat di pungkiri dia cinta pertamaku,sulit bagiku secara instan untuk lupain dia. Tapi kalau perjodohan antara aku dan kamu bisa mengubah segalanya dan ini yang terbaik ya kenapa enggak”
“jadi ?”
“jadi...ya maksudnya kita jalanin aja dulu,banyak banyak istikhara deh”. Nando tersenyum seperti ia sangat senang ternyata perkataannya tak membuat eliza menjauh darinya.
“dih,ngapain kamu senyum senyum ?”
“enggak za,yaudah pulang pulang yuk”. Mereka pulang bersama. Nando mengantar eliza ke kosannya. Saat eliza hendak masuk ke pintu kosnya tiba tiba nando memanggil.
“za”. Eliza menoleh kebelakang.
“makasih ya”ucap nando. Eliza hanya tersenyum dan menganggukan kepala. Saat memasuki kos eliza menatap kaca dan berbicara dengan dirinya sendiri.
“ya Allah kenapa berdebar kenceng banget si ni hati,lain daripada yang lain rasanya. Dengan ilham pun gak seperti ini”. Tak lama eliza mengambil buku diarynya ia seperti menulis sesuatu di dalamnya.
ya Allah kenapa ini ?dengan ilham tak pernah seperti ini,masih pantas kah aku terus menunggunya datang,sedangkan di hadapanku ada laki laki yang selalu menautkan perasaannya padaku dengan tulus. Jika memang benar perasaan ini datang dari-MU
Mohon di mudahkan dan beri petunjuk yaAllah” begitu tulis eliza dalam buku diarynya.
...............
Sementara itu sekar yang sudah nyaman dengan pekerjaannya di surabaya tiba tiba ia mendengar sesuatu dari ibunya.
“sekar”
“ya bu ?”
“ibu sama ayah pingin bicara sama kamu”. Sekar menganggukan kepalanya
“sekar,apa sekarang kamu sudah punya laki laki pilihan dalam hatimu ?” tanya ayah sekar
“ayah,sekar lagi pingin kejar karir dulu untuk masalah laki laki kalau sudah waktunya pasti nanti datang kok yah”
“bukan begitu sekar,sebenarnya ibu dan ayah ingin kenalin kamu sama cowok dia anak temennya ibu,anaknya baik,ilmu agamanya juga sudah pas untuk jadi imam yang baik ibu rasa dia sudah cukup,dan juga ia sudah mapan” jawab ibu sekar.
“iya sekar,sebenarnya ayah dan ibu juga gak pingin cepet cepet,Cuma apa salahnya kamu mengenal dia lebih dulu” jawab ayah sekar
“ayah,ibu, iya nanti dulu ya untuk kenalannya sekar lagi pingin fokus kerjaan”
“iya sekar ibu juga ngerti,tapi ibu dan ayah juga pesen jangan sampai kamu terlena dengan pekerjaanmu ya”. Sekar hanya menganggukan kepala dan kembali masuk ke dalam kamarnya. Sekar membuka laci lemari dan mengambil sebuah foto yang di dalamnya ada foto dirinya,eliza,dan nando.
apa kabar kalian ? eliza,kamu yang merasakan mencintai dan dicintai pria lain,sedang nando,kamu dan aku adalah cermin yang sama sama merasakan mencintai namun tak dicintai. Maafkan aku persahabatan kita menjadi seperti ini karena perasaan yang bertaut. Sampai sekarang pun aku belum menemukan jawaban dari ujung perasaan ini. Semoga kita segera menemukan jawaban atas segala perasaan yang tumbuh ini. Eliza semoga kamu segera dipertemukan dengan ilham,dan nando semoga perasaanmu segera menemukan titik terang”. Sekar memasukkan kembali fotonya dalam laci. Begitu kiranya ia mengenang perasahabatan mereka bertiga. Tak terasa sekar meneteskan air matanya. Merindukan momen momen bersama eliza dan nando semasa sekolah. Ia mulai sadar kini persahabatannya mulai renggang karena sekar merasakan canggung ketika ia bertemu nando dan eliza. Sekar ingin kembali ke persahabatannya yang dulu. Namun apa daya sekar ingin melupakan perasaannya ke nando,dengan terlalu sering berhubungan dengan nando maka akan terasa sulit untuk melupakannya. Sampai suatu hari,ilham pulang kerumah
“yaAllah anak ibu,ibu kangen nak”. Ilham tersenyum sambil mencium tangan ibunya. Sementara ayahnya tersenyum melihat ibu dan anak saling berpelukan melepas rindu.
“anaknya disuruh masuk dulu lah bu”. Ilham masuk rumah dan segera membersihkan diri. Setelah itu ia menemui ibu dan ayahnya di ruang makan.
“sini nak,ibu masak makanan kesukaanmu”
“wah ibu,terimakasih bu”
“sama sama,ayo makan bersama”. Ibu ilham menyiapkan makanan ayahnya sedangkan ilham mengambil makanan.
“gimana nak kerjanya ? kamu sehat sehat kan ?”
“alhamdulillah bu ilham sehat,selama ilham dirumah ibu dan ayah gak ada masalah kan ?”
“enggak nak alhamdulillah”
“oh iya ilham,ayah mau tanya sama kamu,untuk sekarang apa kamu punya perempuan yang bertaut di hatimu ?”. ilham yang terkejut dengan pertanyaan ayahnya langsung batuk batuk karena tersedak.
“aduh minum dulu nak” sahut ibu ilham sambil menyodorkan minuman ke ilham.
“haduh ayah,tanyanya ya nanti aja lah,orang ilham baru dateng loh” lanjut ibu ilham
“gakpapa bu,untuk perempuan ada yah tapi ilham belum berani untuk menemuinya,sekarang dia ada di malang dia kerja di salah satu instansi keuangan yah”
“kenapa belum berani ? memangnya dia siapa ?”
“ilham belum berani kasih kepastian buat dia yah,dia temen ilham SMA sedari SMA ilham dan dia sudah saling suka tapi kita sama sama menyembunyikan karena sama sama tak ingin berlarut dalam perasaan yang datangnya belum pasti dari Allah”
“begini ilham,sebenarnya ibu dan ayah sudah punya perempuan pilihan untuk kamu,tapi kalau kamu punya pilihan sendiri ya sudah terserah kamu jangan lupa istikhara,dia anak temannya ayahmu” sahut ibu ilham.
“ilham minta waktu untuk istikhara ya bu,yah kalau memang jawabannya adalah eliza,ilham akan segera menemui dia tapi kalau jawabannya adalah pilihan ibu dan ayah,ilham bersedia diperkenalkan”.
“ohh namanya eliza” sahut ibu ilham. Ilham hanya tersenyum memandang wajah ibunya.
Pada akhirnya tak lama lagi mereka akan menerima sebuah kejutan tak di sangka dari Allah. Kepulangan ilham,kembalinya sekar,perginya eliza dan nando membawa berbagai cerita yang akan bertemu dengan ujung perasaannya.

PELABUHAN TERAKHIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang