11

1K 170 2
                                    

.
.
.

Taehyung berdiri tegang di pintu masuk taman bunga kecil saat melihat dua orang yang duduk pada pendopo di tengah taman.

Ibu mertuanya memanggil Taehyung tadi. Kalau saja bukan nyonya Jeon dia tidak akan mau. Enak saja mengganggu waktunya bersantai. Waktu yang sebenarnya–kapan lagi dia bisa memperhatikan Jeongguk tertidur begitu pulas.

Memegang kembali kalung yang saat ini melingkar indah di lehernya. Pikirannya kembali pada apa yang terjadi di kamar tadi. Jeongguk yang memasangkan kalung inj pada leher Taehyung. Lalu mereka sarapan bersama sambil mengobrol tentang kegiatan masing-masing saat berjauhan dan diakhiri dengan Jeongguk yang tertidur karena kelelahan dan Taehyung yang duduk disampingnya–memperhatikan Jeongguk dengan seksama.

Taehyung mendekati dua orang perempuan disana dan langsung disambut oleh ibu mertuanya. Dipersilahkan duduk disampingnya berhadapan dengan seorang wanita yang Taehyung sudah tahu siapa.

Tentu saja tahu. Dia baru saja melihat wanita ini pagi tadi datang bersama suaminya.

Keduanya saling menunduk sebelum sang ibu memperkenalkan mereka..

"Taehyung, ini Hyori dari keluarga Min. Dan Hyori, ini Taehyung menantuku." Setidaknya nyonya Jeon mau menganggapnya menantu.

Keduanya kembali memperkenalkan diri sambil berjabat tangan. Hyori tersenyum terlihat sangat sopan, lembut dan halus. Sebersit pikiran sampai pada Taehyung, pantas saja ibu mertuanya sangat suka pada gadis ini.

Entah hanya Taehyung saja atau memang suasana pertemuan ini canggung sekali. Tentu siapa yang tidak canggung duduk bersama wanita yang sebelumnya akan dijodohkan dengan suamimu? Untuk apa juga bertemu, mereka tidak saling kenal dan tidak ada keperluan apapun sebelumnya. Taehyung menghela nafas pelan.

Sepanjang waktu bersama mereka hanya mendengar ibu Jeon berbicara. Sesekali ditanggapi Hyori. Taehyung sudah layaknya patung disana. Menjawab seadanya dan lebih memilih mendengarkan saja. Tidak seperti Taehyung biasanya yang selalu cerewet.

Rasanya gelisah, tidak nyaman. Apalagi dengan sikap ibu Jeon yang sedari tadi terus menerus tanpa sadar membandingkan Taehyung dengan Hyori. Sehalus apapun bahasanya Taehyung tahu. Dia sadar sedang disindir. Dibanding-bandingkan seperti ini membuatnya kesal.

Taehyung diam, masih bisa menahannya. Karena Hyori dihadapannya pun hanya tertawa canggung menghadapi ibu mertuanya dan dia tidak akan semakin memberikan kesempatan mereka memandangnya rendah dengan bersikap tidak sopan didepan mereka berdua.

Dalam hatinya berteriak kencang, Taehyung ingin pergi. Kalau begini jadinya lebih baik tadi dia tidur siang saja bersama Jeongguk.

~

"Kau tidak apa-apa?" Taehyung terperanjat kaget mendengar suara Jeongguk dari belakangnya.

Setelah kembali ke kamar dari pertemuan melelahkan tadi Taehyung berdiri didepan jendela. Memandang keluar dengan wajahnya yang nampak lelah hingga tanpa sadar Jeongguk sudah terbangun dan ada dibelakangnya. Dia bahkan tidak sempat memperhatikan Jeongguk yang tidak ada ditempat tidur tadi.

Taehyung hanya menggeleng. "Kau sudah bangun?"

Alis Jeongguk berkerut. Taehyung tampak sedikit aneh dan kosong. Sepertinya sesuatu menganggu pikiran lelaki cantik didepannya ini.

"Kau darimana? Tadi aku terbangun dan kau tidak ada di sampingku." Jeongguk bertanya lembut.

"Oh.. I-itu. Ibu memanggil."

Taehyung tergagap menjawabnya dan Jeongguk tersentak kecil. Kesadaran menghantamnya.

Ibunya pasti mengajak Taehyung bertemu Hyori, dan melihat dari ekspresi Taehyung sekarang pastinya pertemuan itu tidak berjalan baik.

01: 30 | KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang