.
.
.Taehyung terbangun, mengerjap sebentar ke sekelilingnya. Pandangannya tidak terlalu jelas, satu-satunya sumber cahaya ada pada beberapa buah lampu dinding di kamarnya. Seingatnya terakhir kali sebelum tertidur ialah seorang dokter yang datang memeriksanya.
Jam kecil yang berdetak di meja samping tempat tidur mereka menunjukkan pukul 2 dini hari. Taehyung tidak pernah bangun jam begini sebelumnya. Tapi sekarang dengan terpaksa dia harus karena perutnya berbunyi dari tadi.
Beranjak dari tempat tidur, Taehyung menyalakan lampu kamarnya. Baru saja akan membuka pintu saat sebuah suara parau dan berat menahannya,
"Taehyung? Kau mau kemana?" Itu Jeongguk.
"Aku lapar." Taehyung berbalik sejenak sebelum membuka pintu lagi.
"Tunggu sebentar."
Jeongguk bangun dengan cepat. Melompat dari tempat tidur, memakai jubah tidurnya sebelum menyusul Taehyung. Matanya belum terbuka sempurna. Kentara sekali masih sangat mengantuk.
"Kalau masih mengantuk tidur saja lagi. Tidak perlu ikut, aku cuma mau ke dapur ini kok."
"Ini sudah malam Taehyung. Kalau ada apa-apa bagaimana?"
"Memangnya akan ada apa? Ini masih di dalam manor. Berlebihan sekali."
"Biar aku panggilkan pelayan. Tidak perlu ke dapur. Kau tunggu disini saja."
"Hum.. baiklah."
Walaupun dilingkupi rasa heran Taehyung ikuti saja kata Jeongguk. Baguslah jika ada yang akan mengantarkan makan daripada dia sendiri yang harus ke dapur.
Dia kembali masuk ke kamar. Duduk manis di sofa sambil menunggu Jeongguk menghubungi penjaga dapur dari telpon dikamar mereka. Terhubung langsung pada penjaga diluar sana.
Dia sedikit bingung sebenarnya melihat tingkah Jeongguk. Pria itu memang baik, tapi tidak sampai seperti ini sebelumnya. Bangun hanya untuk membantunya mendapat makanan. Rasanya aneh tapi Taehyung memutuskan dia tidak perlu memikirkannya. Mungkin saja Jeongguk juga lapar.
"Hmm, Jeongguk! Aku ingin makan kue jeruk."
Taehyung menyela, entahlah dia tiba-tiba sangat ingin kue jeruk sekarang.
Jeongguk hanya memandangnya sebentar, tampak menimbang sesuatu sebelum bicara lagi pada penjaga diseberang telpon.
"Kau ingin kue jeruk? Bukan stroberi?" Selesai bicara di telpon Jeongguk segera beranjak ke sisi Taehyung, menatapnya sangsi.
"Iyaa. Aku ingin makan kue jeruk sekarang. Kenapa? Tidak boleh?"
"Oh.. tidak. Sudah aku pesankan juga."
Seingatnya Taehyung tidak suka jeruk. Terlalu kecut katanya. Lalu mengapa? Ah, ini mungkin bagian dari kehamilan? Seperti kata dokter Hoseok sebelumnya.
Saat makanannya datang Taehyung tidak menunggu lagi. Mengabaikan Jeongguk disisinya Taehyung segera mengambil kue jeruk didepannya.
"Taehyung, makan yang lain dulu. Jangan langsung kue jeruknya." Jeongguk menahan tangan Taehyung yang baru saja akan menyuapkan kue jeruk ke mulutnya. Mendapat balasan bibir cemberut dari Taehyung.
"Loh, memangnya kenapa? Kau kalau lapar juga ya makan dong. Ini masih banyak makanannya."
Taehyung menunjuk makanan didepan mereka. Jeongguk sepertinya lapar sekali. Dia hanya ingin kue jeruk, tapi Jeongguk memesan banyak.
"Bukan begitu. Kau belum makan apapun sebelum tertidur tadi. Makanlah sesuatu yang berat sebelum kue itu."
"Ohh jadi ini semua untukku? Kau tidak makan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
01: 30 | KookV
FanfictionAbracadabra!!! ... here comes the magic spell. Sebuah keajaiban- atau mungkin kutukan? Apapun itu yang kemudian membawa mereka terjebak bersama. KookV fanfiction Top! Jeongguk Bottom! Tae