Kembali dengan one shot story ya gaisss.. oke.. banyak Yang kangen Sama cerita saya Yang Ada warnings.. jadi Kali ini warning ya gaiss yg belum cukup umur minggir.. its 18+++🔥🔥🔥...
***
Kim Go Eun As Herself.
Lee Min Ho as Himself.
***
Go Eun benar-benar frustasi, entah mengapa ia jadi seperti ini akhir-akhir ini. Ia berbaring diranjangnya dan menatap langit-langit apartmentnya. Sudah 3 hari suaminya itu pergi ke Jepang untuk syuting. Dari jadwalnya seharusnya ia baru akan pulang 2 hari lagi dan dia sudah benar-benar merindukannya.
Go Eun paham konsekuensi dirinya menikah dengan aktor bernama Lee Min Ho, sang Halyu star. Ia harus siap jika suaminya itu harus pergi meninggalkannya jika dia harus melakukan syuting diluar Kota bahkan luar negeri. Tapi tetap saja saat ini rasanya begitu menyebalkan karena ia sudah tidak tahan dengan rasa rindunya.
Baru saja Min Ho menghubunginya lewat Video Call dan berkata jika pekerjaannya bisa lebih cepat selesai maka besok ia sudah bisa pulang. Namun Go Eun bertingkah seperti anak remaja yang baru saja berpacaran, selepas ia mengakhiri panggilannya ia menangis karena merindukannya. Ia merindukan sentuhan suaminya disekujur tubuhnya. Ya.. salahkan saja hormon kehamilannya ini.
Go Eun memang sedang mengandung anak pertama mereka. Usia kandungannya baru saja memasuki bulan kedua dan hormonnya sangat kacau akhir-akhir ini. Ia memang tau dari kedua kakak iparnya juga buku yang ia baca tentang kehamilan jika hal ini sangat wajar untuk wanita yang sedang mengandung. Tapi ia sudah tidak tahan lagi.
Jadi pada akhirnya Go Eun mulai menyentuh dirinya sendiri. Membayangkan jika hal itu dilakukan oleh Min Ho. Ia membuka pakaian tidurnya dan juga panty nya, mulai membayangkan jika suaminya disana dan sedang menyentuh dirinya seperti biasa.
" Aaahhh.. oppa..", Go Eun mulai menyentuh lehernya perlahan lantas menurunkan sentuhanya ke kedua payudaranya yang semakin membesar akibat kehamilannya. Mulai meremas keduanya bergantian sembari membayangkan jika tangan suaminyalah yang menyentuhnya seperti biasa.