Arabella 29

7K 686 41
                                    

Happy Reading
.
.
.
.

Kini Rey tengah merebahkan tubuhnya di atas king size miliknya, meskipun matanya ia pejamkan namun ia sama sekali tidak tidur ataupun mengantuk. Rencananya hari ini untuk pergi ke rumah Ara gagal, pasalnya sejak kasus di ruang guru tadi, Rey tidak lagi pernah melihat keberadaan gadis itu di sekolah.

Sebenarnya Rey sendiri sudah malas terus berurusan dengan Ara. Apalagi gadis itu kelihatan tidak suka dengan kehadiran Rey. Mungkin selama ini Rey terlalu mengusik kehidupan gadis itu, Jika saja Reno tidak memintanya untuk memastikan dugaan mereka tentang Ara apakah benar atau salah, pasti Rey tidak akan bertanya kepada Ara hal-hal yang membuat gadis itu selalu marah. Namun dengan demikian, semua masalah selama ini seolah mendapat titik terang. Rey menjadi tau identitas Ara sebenarnya.

Rey sedikit menggeser tubuhnya, berusaha meraih handphone yang sejak tadi terus saja berbunyi.
karena adanya Ayah Nadin yang marah-marah karena kasus putrinya itu.

Rey segera menggerakkan tangannya untuk membalas beberapa chat dari Nathan dan Rafael yang mengatakan jika mereka akan datang ke rumah Rey hari ini. Ada spam chat juga dari Naya yang sejak semalam, namun Rey masih mengabaikannya. Lagipula Rey belum bisa memenuhi permintaan Naya untuk menghabiskan waktu bersama hari ini.

"Nathan udah bilang kalau mereka mau mampir?" tanya Reno tiba-tiba. Pria itu baru saja tiba, dan langsung ikut duduk di samping Rey.

"Eh, sejak kapan lo di sini?" Bukannya menjawab, Rey malah balik bertanya. Pria itu kembali menyimpan handphonenya di atas nakas.

"Gue baru pulang dari kampus, Nathan kabarin mereka mau ke sini. Ya ... gue langsung ke kamar lo aja, kita harus bicarain tugas yang Papa kasih!" Rey hanya mengangguk sebagai jawaban. Tidak lama lagi Nathan dan Rafael juga akan tiba.

Lima menit sudah berlalu, namun Nathan dan Rafael belum juga datang. Rey dan Reno masih tetap diam dalam lamunan masing-masing, entah apa yang dipikirkan kedua kakak adik itu.

Setelah lama menunggu, akhirnya Nathan dan Rafael sampai ke rumah Rey, dengan sedikit berlari kedua pria itu mulai memasuki kamar Rey. Sementara Rey yang menyadari kehadiran Nathan dan juga Rafael segera mengubah posisinya, sembari terus menatap Nathan seolah bertanya apa yang terjadi sampai mereka datang terlambat. Tidak seperti biasanya. "Ada sedikit masalah tadi di jalan, makannya kita telat." Seolah mengerti dengan maksud Rey, Nathan segera memberi alasan dan Rey memberikan anggukan sebagai jawaban.

"Gue tadi udah dapat informasi," ucap Rey tiba-tiba memecahkan keheningan. Reno, Nathan dan Rafael seketika melihat Rey serius. Tatapan ketiganya seolah-oleh meminta Rey untuk melanjutkan ucapannya. "Ternyata dia memang benar orang yang kita cari selama ini. Dia masih ada, dia selamat saat itu."

"Lo jangan bercanda Rey, gue mau lo nunjukin bukti atas ucapan lo barusan!" Reno kembali membuka suara. Pria itu terlihat begitu serius.

"Ada." Rey merogoh saku celananya, pria itu mengangkat sebuah kalung dan langsung menunjukkannya kepada Reno, Nathan dan Rafael.

"Lo serius dapet itu dari dia? Lo nggak bercanda 'kan, Rey? Lo serius, 'kan?" Reno merebut kalung itu dari tangan Rey, ia seakan tidak percaya dengan apa yang sedang ia dengar dari mulut Rey barusan. Akhirnya setelah lama menunggu, mereka bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Ayahnya.

"Wah, ini sebuah kejutan besar. Ternyata orang yang selama ini kita cari-cari sangat dekat dengan kita! Nggak sia-sia usaha kita selama ini!" sahut Nathan membuka suara.

"Iya, mulai sekarang kita harus berhati-hati! Nggak ada lagi waktu untuk bersantai, satu persatu misteri sudah mulai terjawab, saatnya menjalankan misi selanjutnya!" balas Rey tak kalah serius.

The Mission  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang