"Perasaan orang lain tidak bisa dipaksa."
•Happy Reading•
Anneth memasuki kawasan rumah tetangganya, sepertinya dirumah itu tidak ada siapapun Anneth berjalan hingga kedepan pintu mansion.
Dengan kotak makan berwarna biru ditanganya.Tok
Tok
Tok
"Assalamualaikum. Mami Kella." Panggil Anneth tapi tidak ada yang menjawab. Anneth masih senantiasa menunggu seseorang untuk membuka pintu.
Sedangkan seorang laki-laki menggeram kesal saat tidurnya terusik, ia dengan malas turun kebawah membukakan pintu.
"Gila tuh orang pagi-pagi buta udah bertamu," gerutu Kenneth sepanjang tangga. Bagaimana tidak gadis itu bertamu tidak tahu waktu padahal waktu baru menunjukan pukul lima pagi.
"Sorry gue lagi gak terima tamu,"ujar Kenneth saat ingin menutup kembali pintunya.
"Ets, jangan dulu, nih." Anneth menyerahkan kotak makan kepada Kenneth.
"Mami Kella mana?" tanya Anneth berjalan memasuki rumah ia celingak-celinguk saat mencari keberadaan wanita paruh baya tersebut tapi, ia tidak dapat menemukaan keberadaannya.
"Mami keluar kota sama papi malam tadi," ujar Kenneth sambil memakan makanan dari kotak makan yang diberikan Anneth tadi.
"Ck! gak sopan lo jadi tamu." Kenneth berdecak malas saat melihat gadis itu langsung masuk tanpa ia suruh, benar-benar tetangga tidak ada akhlak.
Anneth tidak menghiraukan ucapan Kenneth ia duduk disofa dengan segelas minuman yang diberikan pembantu Kenneth tadi, sambil menikmati acara dari layar televisi.
"Pulang sono!"
"Bentar lagi gue sendirian dirumah, bang Andra keluar sama Rey."
"Udah pulang-pulang," usir Kenneth.
"Iya-iya." Dengan malas Anneth beranjak dari sofa.
"Untung tetangga kalau gak udah gue pites tuh orang," gumam Anneth yang terdengar samar ditelinga Kenneth.
"Ngomong apa lo?"
"Buset. Tajem bener tuh telinga."
•••
"Woi Neth." Aurora menepuk pundak gadis itu.
"Tumben lo datang cepet."
"Ye, hari ini gue khilaf."
Kedua gadis itu memasuki ruang kelas yang belum diisi orang sama sekali hanya ada mereka berdua mungkin karena kepagian meteka datang.
"Kantin yuk Neth." Anneth hanya menjawab dengan anggukan. Lalu mereka menuju ke kantin dan memesan makanan disana.
"DOR."
"Kucing beranak tujuh."
"Emang ada kucing beranak tujuh?" tanya Anya polos sedangkan Aurora memberengut kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Vs Psychopath
Roman pour Adolescents(Sequel KTL) (KENAPA HARUS NUNGGU END KALAU BISA BACA SEKARANG?!!) Menceritakan Seorang gadis cantik, yang memiliki kelebihan bisa merasakan dan melihat kehadiran mereka mahkluk tak kasat mata. Setiap hari ia selalu melihat 'mereka'. Dan berceritaka...