02.

1.9K 227 54
                                    

Terlihat seorang gadis menghampiri Kenneth dimeja kantin,gadis itu mendekati Kenneth sambil menyodorkan kotak makan tersebut kepada Kenneth. Kenneth mengerutkan dahinya.

"Kak Kenneth ini buat kakak," ucap Laila anak kelas 10.

Laila Ayana. Gadis imut bersurai hitam pekat,memiliki para yang cantik,membuat siapa saja yang mengira gadis ini polos.

"Udah tau Kenneth udah punya pacar'kan?mau jadi pelakor lo?" Salsa tiba-tiba datang langsung mengambil kotak makan yang diberikan Laila untuk Kenneth tadi dan membuangnya ke tong sampah.

Laila menahan air matanya untuk tidak keluar. "Kenapa kakak buang?apa salah aku memberikan makanan ke kak Kenneth?"ucap Laila dengan air mata yang menetes.

"Lo buta? Ini kantin,Kenneth gak semiskin itu sampai gak bisa beli makanan," sinis Salsa sambil menatap tajam Laila.

"Tapi aku hanya memberikan makanan yang aku buat untuk kak Kenneth."

"Berani lo sama gue." Dengan emosi Salsa menampar Laila. Membuat gadis itu meringis dengan kelakuan Salsa.

Plak

"Aw." Laila meringis akibat Salsa yang melayangkan tamparan ke wajah Laila. Laila semakin meneteskan air matanya. Drama Queen batin gadis itu sambil memutar bola matanya malas.

"Apa salah aku kak?apa?" lirih Laila.

Plak

"Pergi Lo!" teriak Salsa.

Kenneth menatap jengah kearah Salsa.

"Sal ikut gue, gue mau ngomong penting sama lo," ucap Kenneth langsung menuju kearah taman belakang. Pemuda itu tampak terlihat santai sambil menyeret lengan Salsa.

Disinilah Kenneth dan Salsa sekarang taman belakang. Salsa yang menatap Kenneth yang diam saja sendari tadi,pikiranya sudah melayang kemana-mana.

"Gue mau putus."

Salsa menatap Kenneth dengan tatapan tak percaya."What? Gak gue gak mau." Salsa menggeleng tak terima.

"Salah aku apa,Ken?"

"Banyak."Kenneth menjawab dengan santainya.

"Dan ya gue pacaran sama lo hanya karena taruhan,so gue gak ada rasa sedikitpun sama lo."

"Kamu jahat,Ken. Aku benci sama kamu," ucap Salsa menangis terisak-isak dengan air mata yang tidak berhenti untuk bercucuran. Gadis itu tampak benar-benar terlihat menyedihkan.

"Lagian ada yang harus gue kejar," tekan Kenneth melihat Salsa dengan malas akan reaksi gadis itu. Terlalu mendrama sekali gadis ini,jika saja bukan karena taruhan dari para sahabatnya mana mau dia.

Salsa mendongak mengelap bulir-bulir air matanya yang membasahi pipinya."Gue akan hancurin hubungan kalian! Bagaimana pun itu caranya,walaupun dengan nyawa." Salsa bertekad kuat.

Kenneth yang mendengar perkataan yang baru saja dilontarkan Salsa menggeram marah.

"Lakukan selagi lo bisa,asal lo tau konsekuensi nya. Gue peringatin gue gak pernah main dengan nama nya perkataan gue sendiri," sarkas Kenneth berjalan pergi meninggalkan Salsa yang tengah menatap kepergiannya dengan tatapan sendu.

"Sekalipun itu perusahaan bonyok gue,gue akan tetap menghancurkan hubungan lo dengan orang itu, Kenneth," gumam Salsa berjalan menuju kearah kamar mandi.

O•

"Tumben lo pagi-pagi udah tidur ?" celetuk Anya sambil melihat teman satu bangkunya tersebut,tidak ada sahutan dari sang teman.

Derap langkah mulai terdengar dan perlahan mendekat tanpa ditanya Anya sudah tahu siapa pemilik dari langkah kaki tersebut tak lain adalah Pak Budi guru Fisika yang terkenal dengan sifatnya yang cenderung galak.

"Bangun,Neth! Pak Budi otw," ujar Anya sambil menepuk pundak Anneth. Anya terus berusaha membangunkan temanya, "Neth,Pak Budi udah disini,bangun woi."

"Selamat pagi anak-anak."

"Pagi pak."

"Itu yang ditembok kalau tidak ingin belajar silahkan keluar," celetuk Pak Budi melihat kearah Anneth yang tidak sedikitpun terusik dengan kebisikan dikelas.

"Bangunkan dia!" titah Pak Budi menatap tajam para murid dikelas ini.

"Anneth, woi bangun woi."

Anya mengocang-goncang tubuh Anneth tapi tidak terjadi hal apapun dan betapa terkejutnya Anya melihat wajah pucat Anneth. "Wajah Anneth pucat pak," ucap Anya.

"Bawa dia ke Uks sekarang!"

•••

Anneth mengerang meluruskan para otot-otonya yang kaku. Gadis itu tampak melirik sekitar ruangan bercat putih dengan bau obat-obatan disekitarnya.

"Makan." Setelah menyerahkan kresek makanan kepada Anneth. Pemuda itu lantas meninggalkan Anneth yang menatap aneh pemuda itu. Ada apa dengannya? Pikir gadis itu.

Anneth memulai sarapan pagi nya dengan bubur yang telah diberikan oleh pemuda yang bertugas menjaga Uks hari ini. Saat sedang asik memakan bubur sebuah dobrakan pintu membuat Anneth mengumpat.

Brak

"Uhuk." Anneth yang tersedak lantas meminum air yang ada disebelahnya,menatap tajam siapa pelaku pendobrak 'kan dadakan tersebut. Anya sang pelaku hanya menatap ke arah lain berpura-pura tak mengerti.

"Lo tuh bar-bar banget sih,Nya. Kalau Anneth mati gimana? Mau tanggung jawab lo?" Anneth hanya mendengus saat mendengar kalimat terakhir Aurora,walaupun gadis itu hanya bercanda.

Anya hanya mengangkat kedua jari nya sambil cengegesan dan berjalan menghampiri Anneth. "Lo belum sarapan tadi pagi?" tanya Anya.

"Hehe. Belum."

"Lo kebiasaan gak pernah sarapan setiap pagi."

"Kalian tau sendiri kalau gue sarapan apa yang akan terjadi." Ketiga gadis itu baru teringat jika sarapan Anneth akan sakit perut apapun itu makanan nya,karena sejak kecil Anneth memang tidak bisa makan saat pagi.

Brak

Untuk kedua kalinya Anneth tersedak karena sebuah dobrakan kasar dari seorang pemuda yang kini sedang terjungkal dilantai menatap keempat gadis itu dengan pandangan malu yang luar biasa.

•••

Ngebet pngn up
Next yok.
Typo? Tandain

Indigo Vs Psychopath Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang