Kaki wanita itu terasa sakit, sebari berdenyut tak karuan setiap kali ia melangkah. Grace mendesis kesakitan saat akan pergi menuju sebuah lift. Ia terlalu berfokus dengan tempat tersebut, sampai tak sadar jika seseorang tengah mengikutinya dari belakang.
Pria tersebut bernama Leon Lee, ia tengah menyiapkan sebuah kain yang sudah dibaluri cairan klorofom. Ia menyeringai puas saat tahu jika mangsanya tidak mencurigai keberadaannya. Leon perlahan mulai melebarkan langkahnya, bahkan teramat pelan. Hingga tidak menimbulkan suara.
Di sisi lain, Grace benar-benar tidak merasakan apapun. Hanya saja rasa sakit yang ia terima ditelapak kakinya semakin menjadi-jadi.
Dalam langkahnya, Grace terus memegang dinding guna menompang tubuhnya. Ia tak sengaja tersandung ganjalan dilantai yang menyebabkan ia terjatuh, Grace meringis kembali. "Astaga, sakit sekali." keluhnya sebari bangkit.
Sejenak pemandangan itu membuat Leon terkejut. Ia sempat berhenti lantaran wanita tersebut membuka suaranya. Setelah memperhatikan keadaan, Leon melangkah lebih lebar untuk menghampiri Grace yang tengah kesulitan berdiri.
Ia mendekati wanita itu dan memegang pundaknya. "Apa kau tidak apa-apa nona?" tanya Leon sebari berpura-pura membantu wanita tersebut.
Bahkan tanpa di duga, Grace tersenyum dan berterimaksih padanya.
"Ah, terimakasih. Aww, ini sss-sakit sekali." ringis wanita itu lagi, sebari membiarkan pria di hadapannya untuk membantunya berdiri. Grace tak menaruh curiga sedikitpun, karena perawakan pria tersebut seperti orang biasa. Tentu saja, Grace belum mengetahui siapa Leon.
Grace berbalik, berniat untuk membungkuk sebagai ucapan terimakasih. "Sekali lagi terima ka---mmmpphhtt!!" dan tanpa di duga, Leon langsung membekap mulut Grace menggunakan sapu tangan yang sudah ia siapkan. Menutup alat pernafasan wanita itu, hingga ia lemas tak berdaya.
Grace menjadi pening dan pusing, seperti tak ada tenaga yang ingin singgah ditubuhnya. Alhasil wanita itu terduduk lemas di dalam dekapan pria yang sedang menyeringai lebar tersebut, "Dapat!" ujar Leon sebelum menggendong tubuh Grace. Lalu pergi meninggalkan gedung ketempat antah berantah.
***
Selang beberapa menit setelahnya, Vincent tiba di dalam flatnya. Rahangnya mengeras saat tidak menemukan siapapun disana. Ia terkejut melihat darah disela-sela beling kaca dengan tumpukan tali yang sudah putus.
"Sial! Dimana wanita itu?!" teriaknya.
Vincent kemudian tersenyum miring, "Rupanya kau suka bermain-main dengan ku."
Namun tak lama, senyum mengerikan tersebut memudar. Tatkala Vincent menerima sebuah pesan yang tiba-tiba saja membuatnya mengepalkan kedua tangannya. Vincent membanting ponselnya setelah mengumpat keras di dalam ruangan tersebut. "Leon Lee bajingan!"
***
Disebuah ruangan gelap yang disarangi oleh debu, terdapat seseorang wanita yang sedang duduk di sebuah kursi. Dengan kondisi lesu dan tak memiliki tenaga. Matanya tertutup damai tanpa penghalang, dan kedua pergelangan tangan yang diikat kebelakang dengan begitu erat. Kaki jenjang yang mulus itu juga sudah tak mampu bergerak sebab ikatannya begitu kuat. Ia adalah Grace, wanita yang berada di dalam situasi berbahaya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Obsession ! [KTH] END √
Fanfic[COMPLETED] √ Rasa suka, cinta dan obsesi sangatlah berbeda. Bagaimana dengan obsesi? Hal yang mengerikan dibandingkan apapun. Kau akan melakukan apa saja untuk menjadikan obsesi tersebut menjadi milikmu selamanya.~ .Mengandung unsur kekerasan, dan...