Ethan melangkahkan kakinya menuju ruang kelas. Hari ini adalah hari awal semester 2. Sudah sebulan sejak Sena menghilang dan kini tim SAR memutuskan untuk menghentikan pencarian.
Cklek!
Semua yang ada di kelas menatap Ethan yang baru masuk. Kabar tentang hilangnya Sena sudah menyebar luas. Mereka menatap Ethan iba.
"Keadaan lo gimana?" Tanya Fauzan yang mendapat gelengan dari Ethan.
"Kenapa?" Tanya Tessa lembut saat sang pacar sudah duduk di sebelahnya.
"Kacau. Tim SAR memutuskan untuk berhenti nyari Sena. Nyokap depresi berat, hampir tiap hari nangis-nangis histeris. Bokap berusaha buat tegar walaupun gue tau hampir tiap malem bokap selalu ke kamar Sena dan nangis sendirian di sana," curhat Ethan pada teman-teman dan kekasihnya.
"Tamara gimana?" Tanya Ethan ke Harsa yang dibalas tatapan lesu dari lelaki itu.
"Tamara berubah. Gue kayak nggak kenal dia lagi. Bawaannya diem mulu," ucap Harsa mulai putus asa dengan gadis itu.
"Itu mah wajar. Sena sama Tamara udah kenal dari SD dan mereka selalu sama-sama," jelas Ethan masih dengan tatapan kosong.
"Kamu gimana?" Tanya Tessa melihat tatapan sang kekasih yang terlihat putus asa.
Ethan menggeleng lemah. Masih menatap kosong entah ke mana. Hatinya hancur sehancur-hancurnya.
"Nggak ada seorang Abang yang nggak sedih pas tau adiknya menghilang. Apalagi orang-orang pada bilang kalau adiknya itu udah meninggal," lirih Ethan dengan air mata mulai mengalir.
Semua yang ada di kelas hanya mendengarkan keluh kesah lelaki itu. Mereka bahkan tak percaya melihat Ethan yang menangis.
Cklek!
"Kevin!"
Semua menatap pintu yang baru di buka. Kevin, lelaki itu terlihat lebih kacau daripada Ethan. Baju dan rambut yang biasanya rapi kini berantakan.
"Hai Kevin," Kevin menatap Stella sinis.
"Lepasin," pinta Kevin dingin.
Stella sempat mengerucutkan bibirnya. Walaupun pada akhirnya melepaskan tangannya yang sengaja ia genggam dengan tangan Kevin.
Suasana tegang. Tidak ada yang berani bertanya lagi. Melihat kondisi Kevin dan Ethan yang jauh dari kata baik-baik saja membuat mereka semua iba.
"Assalamualaikum anak-anak! Hari ini kita kedatangan murid baru," ucap pak Dani saat baru memasuki kelas.
"Hai semuanya. Nama gue Joe Leandro," ucap Joe ramah.
"Silakan duduk di kursi yang kosong," ucap pak Dani yang diangguki oleh Joe.
Semua fokus dengan pelajarannya. Kecuali Kevin yang masih sibuk memandang gelang berbandul gembok love yang sedari tadi digenggamnya. Rindu melanda lelaki itu. Hatinya masih sakit mengingat kenangannya bersama sang kekasih.
Kring kring kring!
"Mau kemana lo?" Tanya Erick pada Kevin yang langsung mengemasi barang-barangnya ketika bel pulang sekolah baru berbunyi.
"Pulang," jawabnya singkat.
"Vin, anterin aku pulang dong," pinta Stella dengan nada yang dimanja-manjakan.
"Nggak."
"Ayolah. Sekali ni aja," bujuk gadis itu.
"Gue cuma mau boncengin satu cewek, yaitu Sena. Pacar gue," ucap Kevin penuh penegasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE ARE ONE (TAMAT)
RomanceDitembak sama cowok paling cool, pinter, dan ganteng? Siapa yang nolak coba. Tapi gimana kalau cowok itu adalah sahabat dari abang sendiri? Terlebih lagi tuh cowok maksa? Gimana ya rasanya?