Setelah kejadian kemarin, hari ini Sena berangkat ke sekolah bersama Kevin. Sementara Ethan menjemput Tessa di rumahnya.
Sesampainya di sekolah, menjelang bel berbunyi Sena hanya berbincang dengan Tamara. Hal ini terjadi karena Sena belum memiliki teman selain Tamara.
"Lo Sena kan?" Tanya seorang gadis bermata sipit dan sedikit lebih tinggi dari Sena.
Sena hanya melihat gadis itu bingung kemudian mengangguk.
"Boleh kenalan nggak?"
"Nama gue Sheila," ucap Sheila memperkenalkan diri.
Sena dan Tamara terdiam dan saling melempar pandang. Beberapa detik kemudian lepas sudah tawa mereka.
"Kok ketawa sih?" Tanya Sheila yang heran dengan sikap Sena dan Tamara.
"Nggak kenapa-napa sih, cuma lo lucu aja. Masa mau kenalan nanya dulu sih," jawab Tamara membuat Sheila menyadari keanehannya.
"Ya boleh lah."
"Kita di sini tuh sama, lagi beradaptasi," ucap Sena bijak.
"Gue Sena dan ini Tamara. Yaudah, mulai sekarang kita sahabatan aja, bosan gue punya satu sahabat aja yang suaranya kek toa," lanjut Sena dan dibalas dengan tatapan sinis Tamara.
Setelah itu, Sena dan Tamara jadi semakin dekat dengan Sheila. Mereka berbincang-bincang hingga bel masuk berbunyi dan para siswa kelas sepuluh wajib berkumpul di lapangan untuk melaksanakan kegiatan MOS.
***
"Guys, gue ke toilet dulu ya," ucap Sena pada Tamara dan Sheila.
Tamara dan Sheila hanya mengangguk. Kemudian Sena berjalan menuju salah satu kakak OSIS untuk meminta izin ke toilet.
***
Setelah keluar dari toilet, Sena berniat untuk mencuci tangannya. Dia berjalan menuju wastafel yang masih berada di dalam toilet kemudian mencuci tangannya.
Bruk!
Alangkah kagetnya Sena ketika ada seorang yang mendorongnya sehingga kepalanya terantuk wastafel hingga berdarah. Sebenarnya benturannya lumayan keras mengakibatkan Sena sedikit pusing, tapi dia terpaksa berdiri untuk melihat siapa pelakunya.
"Jauhin Kevin!" Bentak Stella, teman sekelas Kevin yang sudah menyukai Kevin sejak mereka SMP dulu. Dibelakangnya ada dua perempuan lagi bernama Bella dan Anna. Tapi Sena tidak mengenal mereka semua.
"Urusan gue sama kalian apa!?" Tanya Sena, tidak dengan bentakan tapi sangat dingin.
Plakk!
Sena memegang pipi kirinya yang terasa panas karena ditampar Stella. Kemudian Stella menarik rambut Sena atau lebih tepatnya menjambak rambut Sena membuat gadis itu meringis kesakitan. Ditambah lagi tangannya dicekal dengan kuat oleh Stella.
"Lo apa-apaan sih!?" Bentak Sena. Kepalanya sudah berdenyut karena Stella masih menarik rambutnya.
"Lo yang apa-apaan!"
"Gue udah suka sama Kevin sejak SMP!"
"Susah payah gue perjuangin dia, tapi dengan mudahnya lo ngerebut Kevin!" Bentak Stella membuat Sena terdiam.
"Kalau dia nggak cinta sama lo dan cintanya sama gue itu hak bang Kevin!" Bentak Sena membuat amarah Stella, Bella, dan Anna sudah di ujung tanduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE ARE ONE (TAMAT)
RomanceDitembak sama cowok paling cool, pinter, dan ganteng? Siapa yang nolak coba. Tapi gimana kalau cowok itu adalah sahabat dari abang sendiri? Terlebih lagi tuh cowok maksa? Gimana ya rasanya?