SENA

85 33 10
                                    

     Malam menyingsing, memperlihatkan seorang gadis cantik bernama Senaya Fernandez. Biasa dipanggil Sena. Gadis itu memiliki sifat dingin, tapi jika bersama keluarga dan sahabatnya dia berubah hangat dan menyenangkan.

     Dia memiliki seorang abang yang usianya berbeda dua tahun darinya. Namanya adalah Ethanas Fernandez. Biasa dipanggil Ethan. Sifatnya sama persis dengan Sena, hanya saja dia sudah memiliki kekasih bersama Tessandra putri yang biasa dipanggil Tessa.

     Malam ini, Sena menyelimuti tubuhnya dengan selimut saking ngantuknya. Dia sangat tidak sabar untuk menginjakkan kaki di bangku SMA dua hari lagi.

                            ***

     Pagi menyingsing, terlihat Sena yang sibuk memasukkan peralatan sekolah ke tas nya. Besok dia resmi menjadi seorang siswi SMA. Dia bersekolah di SMA Pelita Jaya, satu sekolah dengan Ethan.

     Fokus gadis itu teralihkan ketika mendengar suara berisik dari ruang tamu. Akhirnya dengan malas dia berjalan dan melihat lima laki-laki dan tiga perempuan sedang bercanda di rumahnya. Mereka Ethan dan teman-temannya.

     "Loh, dek? Dah siap beres-beresnya?" Tanya Ethan ketika melihat adiknya berdiri tak jauh dari mereka.

     Sena mengangguk, Ethan memberi isyarat agar Sena duduk bergabung dengan mereka.

     "Kenalin ini adik gue," ucap Ethan memperkenalkan Sena pada teman-teman dan pacarnya.

     "Nama lo siapa?" Tanya laki-laki yang memiliki sifat seperti Ethan dan Sena, dingin plus ganteng.

     "Sena," balas Sena singkat.

     Sedangkan yang lain terkejut, baru pertama kali laki-laki itu bertanya nama seorang cewek. Biasanya dia selalu cuek kepada cewek selain teman-teman dan keluarganya. Sebelas dua belas dengan Ethan sih. Hanya saja laki-laki itu lebih dingin dari Ethan.

     Mereka memperkenalkan diri mulai dari Kevin, laki-laki yang bertanya pada Sena. Tessa pacar Ethan. Fauzan dan pacarnya Klara. Erick dan pacarnya Vania. Serta Harsa yang jomblo seperti Kevin.

     "Bang, adek ke dalem ya," ucap Sena dingin pada abangnya. Sedangkan Ethan hanya mengangguk.

     Sementara teman-temannya kecuali Kevin menggeleng kepala. Sangat sulit untuk dipercaya, baik Abang maupun adik sama-sama dingin.

     Tiba-tiba Kevin menyodorkan ponselnya pada Sena. Semua yang ada di sana kecuali Sena menganga seketika. Ethan memiliki firasat yang sulit diartikan. Sedangkan Sena hanya menatap ponsel itu dengan wajah tanpa ekspresi.

     "Ngapain?" Tanya Sena singkat dan dingin.

     "Nomor lo," ucap Kevin tak kalah dingin.

     Sementara yang lain? Menyimak pembicaraan dingin itu pastinya. Kevin sama seperti Ethan, dingin dan cuek. Tapi jika tentang orang yang mereka sayangi sifat mereka akan menjadi hangat.

     Sena mengambil ponsel Kevin dan mengetikkan nomor hp nya. Awalnya dia ragu, tapi dia tau abangnya tidak berteman dengan sembarang orang. Dan kalau dilihat-lihat, seperti Kevin orang yang baik.

     Setelah itu Sena berjalan ke dapur, membantu mamanya memasak. Sesekali dia tertawa mendengar candaan mamanya.

     "Nih, kasih ke temen-temen abang. Sekalian Sena bergaul dengan mereka. Kan Sena mau sekolah ke sekolah Abang, jadi otomatis mereka kakak kelas Sena," ucap mamanya Sena kepada putri bungsunya itu.

     Sena mendengus kesal. Dia kurang suka keramaian. Dengan langkah lemas, Sena berjalan dengan pelan menuju ruang tamu.

     "Nih makan," ucap Sena kemudian berniat untuk kembali masuk ke dalam sebelum suara Kevin menghentikan langkahnya.

     "Lo duduk sini," ucap Kevin dingin pada Sena. Sedangkan Sena? Mengangguk dan duduk diantara Ethan dan Kevin. Toh, mamanya juga menyuruhnya untuk berbaur dengan teman-teman Ethan.

     Tanpa sadar Kevin tersenyum tipis ketika melihat wajah Sena dari dekat. Entah apa yang terjadi dengan Kevin, tidak ada yang bisa menebaknya.

     "Ini seriusan lo Vin?" Tanya Erick yang sudah mulai bingung dengan sifat aneh Kevin.

     Semua menatap Kevin, selain Sena yang memang duduk di situ tapi pikirannya fokus ke komik yang dia baca. Sementara Kevin hanya memberikan tatapan tajam, membuat semua yang ada di sana mengunci mulut mereka dan mencari topik pembicaraan yang baru.

     Semua bercanda, tidak dengan Sena. Gadis itu diam, masih fokus pada komik favoritnya. Setelah selesai membaca komik, gadis itu masuk ke kamarnya untuk istirahat.

     Kevin melihat punggung Sena semakin menjauh. Rambut panjang yang dikucir kuda, baju kaus warna kuning dan celana jeans ketat menambah pesona kecantikan gadis itu.

     "Cantik," gumam Kevin membuat yang lain tersedak dan terkejut.

     "Apa lo bilang?" Tanya Vania, kali ini mereka semua yakin ada yang tidak beres dengan Kevin.

     "Nggak ada," jawabannya singkat.

     "Jelas-jelas tadi lo bilang cantik," ucap Fauzan.

     "Lo bilang itu ke Sena?" Tanya Klara menyambung pertanyaan pacarnya tadi.

     Tidak ada jawaban dari Kevin. Seakan-akan itu hanyalah angin lalu. Mereka mengelus dada menahan kesabaran.

     "Untung lo sahabat gue, kalau nggak udah gue tonjok lo," ujar Harsa.

     "Halah, bilang aja lo takut kalau Kevin jadian sama Sena, otomatis lo sendiri yang jomblo diantara kita," ucap Tessa menertawakan Harsa.

     Mereka tertawa termasuk Kevin. Harsa cowok yang playboy sehingga banyak cewek-cewek yang menghindarinya.

     "Makanya jangan playboy," Ethan menertawakan Harsa.

     Mereka bergurau sepanjang hari. Hingga malam tiba dan mereka pulang ke rumah masing-masing.

     Ethan masuk ke dalam kamarnya. Dia bingung dengan sifat Kevin.

     "Masa iya Kevin suka sama Sena?" Tanya Ethan pada dirinya sendiri. Dia terkekeh membayangkan apa yang ada di pikirannya itu benar.

                            ***

     Tengah malam, Ethan berasa haus. Dia memutuskan untuk turun ke bawah dan mengambil minum.

     "AYAM! KUNTI! HANTU!" Latah Ethan ketika melihat gadis berambut panjang memakai baju tidur warna putih.

     Gadis itu menoleh, mengerutkan keningnya. Memasang wajah datar plus kesalnya.

     "Apaan sih, ayam, kunti, hantu. Nggak sekalian aja setan biar lengkap," ucap Sena datar membuat Ethan bernafas lega.

     "Udah berapa kali abang bilang jangan pakai baju itu. Serem tau," ucap Ethan berjalan mengambil minum.

     "Sayang, masih bagus kalau nggak dipakai. Emangnya muka Sena seseram itu ya," cemberut Sena.

     Sementara Ethan? Hanya menertawakan Sena. Baju itu baju yang dibeli Sena ketika di pasar malam. Karena bajunya tipis jadi Sena menyukainya ketika dipakai untuk tidur.

     "Btw besok kita ke sekolah bareng kan," tanya Sena sembari mengambil cemilan dan memakannya.

     "Besok kita bareng temen-temen abang, abang bonceng Tessa," ucap Ethan membuat Sena terkejut.

     "Jadi Sena dibonceng siapa?! Sena kan nggak bisa bawa motor," keluh Sena cepat. Dia tak habis pikir, bagaimana abangnya yang dingin bisa lebih milih ceweknya dari pada adiknya sendiri.

     Ethan mengedikkan bahu. Tentu saja hal ini membuat Sena kesal. Akhirnya Sena memutuskan untuk masuk ke kamarnya dan lanjut tidur.

     "Emang dasar cewek," kekeh Ethan melihat tingkah lucu adiknya itu.

WE ARE ONE  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang