BOSS | 05

1K 149 2
                                    

Jessie merapikan pakaian yang akan digunakannya untuk bekerja sambil terus mengembangkan senyumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jessie merapikan pakaian yang akan digunakannya untuk bekerja sambil terus mengembangkan senyumnya. Sejak mendapat kabar dari Juan bahwa dia dipilih menjadi sekretaris pribadi direktur utama, senyuman itu tak pernah hilang dari wajahnya. Bahkan Jessie telah membuat Haechan pusing karena mengajak bocah itu berputar-putar untuk meluapkan kesenangannya. Tak hanya itu, Jea bahkan hampir membuat pesta perayaan untuk terpilihnya Jessie sebagai sekretaris pribadi presdir.

Jujur, Jessie masih tak menyangka kalau dia yang akhirnya terpilih. Melihat saingannya yang berpendidikan tinggi tentu membuat Jessie langsung insecure dengan kemampuannya. Mereka terlihat lebih berwawasan dan berpengalaman dibanding Jessie. Jadi sedikit tak percaya kalau pada akhirnya Jessie yang terpilih.

Dari ratusan pelamar kerja dipilih lima orang untuk melakukan pemilihan termasuk dirinya, dan dari lima kandidat akhirnya dia yang berhasil mendapatkan posisi yang selama ini tak pernah ia impikan. Bahkan tak pernah hinggap di benaknya kalau dia akan melamar kerja sebagai seorang sekretaris kalau bukan paksaan dari Jea, sahabatnya.

"Echaaaan, bagaimana penampilan buna?" tanya Jessie sambil memutar-mutar tubuhnya didepan Haechan yang tengah asik menonton upin ipin, kartun dua bocah kembar botak asal Malaysia yang digemari oleh semua anak-anak tanpa terkecuali. Bahkan sekarang Jessie menutupi layar televisi supaya putranya itu hanya berfokus padanya.

"Buna ceyayu cantik." kata Haechan sambil mengacungkan jempolnya. Lebih baik bilang seperti itu supaya bundanya cepat menyingkir dari layar televisi, mengganggunya nonton upin ipin saja.

Sekarang, hilang sudah harapan Haechan untuk menonton serial kartun kesukaannya karena sang bunda malah menghampirinya dan memangkunya sambil menguyel-uyel pipinya. "Uuuuh, gemes banget sih anak bunda."

"Ihh, buna yepacin! Echan bukan anak keciy yagi ya, Echan cudah becal, cudah tiga tahun." kata Haechan yang memberontak karena sekarang bundanya itu beralih untuk mengigit pipinya, kemudian ia membuat postur tubuh ala petinju yang menunjukkan ototnya saat pertandingan.

Jessie terkikik geli lalu kembali mencubiti pipi sang anak, "Kalo cudah becal berarti harus mandi sendiri dong. Malu kalo dimandiin sama buna terus."

Haechan kecil hanya menanggapinya dengan cengiran polos, "Heheee, kan Echan ga bica mandi cendili. Nanti kyepeset di kamal mandi." alibinya.

Kali ini Jessie beralih mencubit hidung Haechan, "Kepleset, sayang, bukan kyepeset." kekehnya mengoreksi. Sedangkan bocah kecil itu hanya nyengir, membuat Jessie makin tak rela untuk meninggalkannya. Ingin sekali membawa Haechan ke tempat kerja. Tapi Jessie cukup tahu diri, dia sadar anaknya ini terlalu pecicilan. Dia takut kalau bocah itu mengganggu karyawan lain yang sibuk bekerja, makin tak enak kalau bocah itu mengganggu bosnya.

Bocah itu hanya cengengesan kemudian merengek, "Bunaaa, mau cucu."

"Cucu? Bunda udah pakai baju rapi masak mau cucu sih? Minum cucu botol aja ya."

BOSS✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang