BOSS | 12

893 102 0
                                    

Saatnya pulang, melakukan perjalanan panjang menuju Indonesia, dan kembali melakukan pekerjaan masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saatnya pulang, melakukan perjalanan panjang menuju Indonesia, dan kembali melakukan pekerjaan masing-masing.

Disinilah mereka, masih berada di perjalanan menuju ke bandara dengan Johnny yang menyetir. Ini mobil sewa, nantinya akan ada yang mengambilnya di bandara. Jadi tak perlu khawatir dengan keadaan si mobil setelah ditinggalkan.

Keadaan mobil itu sangat hening, tidak seperti waktu pertama kali mereka sampai yang membuat kepala Johnny hampir meledak karena terusik oleh teriakan Haechan dan Shelina yang nampaknya sedang adu nada tinggi waktu itu. Tapi sekarang, semua terbalik.

Haechan duduk di pangkuan bundanya dengan posisi tertidur, bocah itu mungkin terlalu kelelahan sampai lupa kalau dia belum menyusu seharian ini. Sedangkan di kursi belakang, ada dua insan yang saling diam. Juan memang sejak awal tidak berniat mengatakan. Walaupun pria itu banyak ngoceh, tapi entah mengapa sifat itu langsung hilang saat Shelina muncul. Sedangkan si gadis tertidur sambil duduk mepet dengan pintu sampai kepalanya terhantuk beberapa kali, padahal masih ada banyak tempat jika dia mau sedikit ke tengah. Anehnya, gadis itu selalu ingin nempel ke Juan waktu berangkat, tapi sekarang bahkan tak mengatakan apapun semenjak keluar dari hotel.

"Tidak ada yang ingin mengatakan sesuatu? Mobil ini terasa sangat sepi saat mereka berdua tidur." tanya Jessie sambil melirik si bos yang menyetir disampingnya, dan melirik Juan lewat sebuah kaca yang mengarah ke belakang.

Tak ada yang menjawab, Johnny masih fokus menyetir sedangkan Juan mengalihkan pandangannya sambil memapankan dirinya untuk tidur dengan posisi sama seperti Shelina.

"Juan, jangan ngambek sama mbak dong! Mbak minta maaf." kata Jessie sedikit merengek sambil membujuk Juan yang masih tetap tak berkutik. Tapi hal itu malah membuat Jessie merasa gemas dengan cara ngambek Juan.

"Aww!"

"Kenapa?" Jessie sedikit terkekeh mendengar pertanyaan reflek dan kompak dari Johnny dan Juan saat gadis yang tengah tertidur di kursi belakang itu tiba-tiba memekik. Rupanya, barusan kepalanya terhantuk jendela dengan keras karena Johnny tak sengaja melewati jalan yang berlubang. Ternyata di New York juga ada jalan berlubang, di jalan utama menuju bandara pula.

"Eungg––gapapa." jawab Shelina dengan suara serak dan kembali memposisikan dirinya untuk lanjut tidur dengan posisi sama. Tapi yang terjadi selanjutnya malah membuat Jessie ikut geregetan tatkala Juan menarik kepala Shelina dan menaruhnya di pundak lelaki itu tanpa mengatakan apapun.

"Gemes banget sih anak muda." komentar Jessie dengan pelan sambil melirik dua muda-mudi di belakang. Apalagi sekarang kepala Juan menyandar diatas kepala Shelina.

"Kamu mau juga? Ini, pundak saya kosong loh." tanya Johnny yang kebetulan mendengar gumaman Jessie sambil beberapa kali menoleh kesamping.

"Bapak jangan aneh-aneh! Lebih baik bapak fokus nyetir, daripada nanti terjadi apa-apa karena bapak kurang fokus." kata Jessie dengan sedikit ketus. Benar yang dipikirkan Juan saat pertama kali Jessie memperkenalkan diri dengan ramah sebagai sekretaris pribadi Johnny, wanita itu akan berubah ke wujud aslinya saat tahu bagaimana Johnny yang sebenarnya. Saat itu Jessie berpikir kalau first impression itu penting, jadi dia harus memberikan yang terbaik walau sebelumnya sudah pernah bekerja sama saat dirinya masih pelatihan. Kalau dipikir-pikir, bosnya itu memang sedikit menyebalkan. Tapi setidaknya Jessie bersyukur karena tidak memiliki bos yang galak seperti yang biasa ia baca di wattpad atau di film yang ia tonton.

BOSS✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang