"Sisi... "teriak digo yang refleks menopang tubuh sisi yang tiba2 pingsan.
"sisi.. Lo kenapa? Digo ayo bawa ke uks"teriak mila panik.
Digo langsung menggendong sisi ala bridal style menuju uks dengan setengah berlari diikuti mila dibelakangnya.
Sesampainya di uks digo merebahkan sisi di kasur. Mila memanggil dokter sekolah. Digo melihat air mata di ujung mata sisi. Masih teringat di bayangannya saat sisi kaget melihat digo. Digo merasa bersalah. Dia menggengam tangan sisi. Tiba tiba dokter datang.
"Permisi.. "ucap dokter
Digo mempersilahkan dokter untuk memeriksa sisi.. Sementara mila menarik digo keluar ruangan karena ada sesuatu yg ingin mila tanyakan..
"Digo.. Gue mau tanya sesuatu.. Lo sama sisi udah saling kenal? "tanya mila penasaran. Digo terdiam..
"Digo.. Jawab deh.. Sebenernya ada apa sih? "ucap mila penuh selidik
Digo menarik napas panjang..
"iya mil.. Gue kenal sama sisi.. Gue kenal dia dari kecil.. Dia sahabat gue.. "ucap digo
"sahabat? Dari kecil? Tunggu deh.. Gue masih belum paham.."ucap mila sedikit bingung
"jadi gini... " digo menceritakan semua kepada mila tanpa ada yg dia tutup2i. Mendengar cerita digo, mila sempat kaget. Namun kemudian dia mengangguk mulai memahami maksud digo.
"gitu mil.. Gue ngerasa bersalah banget"ucap digo sambil menunduk penuh penyesalan
"ntar gue bantu jelasin deh digo.. Gue yakin dia pasti bisa ngerti. "ucap mila tersenyum sambil menepuk bahu digo. Digo tersenyum mendengar perkataan mila..
Kemudian mila masuk ke dalam uks untuk menemani sisi. Saat mila duduk, sisi terlihat mengerjap ngerjapkan matanya..
"si.. Lo udah sadar? "tanya mila
Sisi memegang kepalanya.. Sepertinya dia pusing.. Kemudian dia berusaha untuk bangun.. Namun nyeri di punggungnya membuat sisi meringis..
"aaaw"teriak sisi
"mending lo Rebahan dulu aja si.. Jangan paksain.. "ucap mila sambil mengelus rambut sisi
Sisi memejamkan matanya.. Dia menahan sakit yang luar biasa di punggungnya. Namun dia berusaha menahan agar mila tidak curiga. Pasti punggungnya lebam saat ini. Tiba tiba digo masuk..
"Si.. Lo uda sadar? "tanya digo
Sisi membuka matanya. Dia kaget melihat digo.. Seketika air matnya mengalir dari sudut matanya.. Dia berusaha bangun dan ingin turun dari kasur untuk menghindari digo. Namun usahanya ditahan digo..
"si.. Lo mau kemana? Lo masih sakit.. Lo harus istirahat. "ucap digo sambil memegang tangan sisi erat. Sisi berusaha melepaskan genggaman tangan digo sambil menahan tangis. Tubuhnya bergetar. Digo berlutut di hadapan sisi..
"si.. Plis lo jangan menghindar.. Gue bakal jelasin semuanya ke lo.. Plis kasih gue kesempatan. "ucap digo memelas
Namun sisi seperti tak menghiraukan ucapan digo. Dia masih berusaha untuk meninggalkan digo. Sampai akhirnya digo berdiri dan memeluk sisi. Sisi berontak namun sia sia.. Digo lebih kuat.. Digo memeluk sisi erat. Melihat digo dan sisi, mila meninggalkan mereka berdua untuk menyelesaikan masalahnya. Sisi semakin berontak hingga akhirnya punggungnya terasa nyeri kembali.
"aaaaw.. "teriak sisi
"si.. Lo knp? "teriak digo khawatir
Badann sisi ditahan dengan dua tangan digo. Digo menahannya tepat di punggung kanan sisi yg memar. Sisi semakin meringis kesakitan. Penasaran, digo menyingkap seragam sisi. Betapa kagetnya digo melihat punggung sisi yg lebam. Rahang digo mengeras. Dia menahan amarah yang sangat memuncak terhadap seseorang saat ini. "sialan!! "bisiknya. Digo mengangkat tubuh sisi.direbahkannya sisi diatas kasur. Dia berniat mencari seseorang saat ini. Saat akan beranjak meninggalkan sisi, sisi memegang tangan digo.sisi sepertinya bisa membaca raut wajah digo.

KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You
Romancesisi sudah terbiasa tidur dengan tidak tenang. tidurnya selalu di hantui dengan kenangan2 buruk masa lalunya. semenjak kejadian itu, sisi yang awalnya periang dan bawel berubah menjadi sosok yang pendiam dan tanpa ekspresi. tak ada satupun yang tau...