1. Bakery

84 11 0
                                    

Seorang baker wanita sedang memasukkan adonan yang sudah dia buat pagi ini. Tak lama kemudian seorang lelaki memakai jas putih masuk ke tokonya, dan seperti biasanya tersenyum, lalu mereka bersalaman.

Amasha adalah desa yang tenang dan tentram, seperti kebanyakan desa lainnya di negeri Atlanta. Hanya saja Amasha punya daya tarik tersendiri, seperti tempat sejarah yang lengkap dan pengobatan yang sudah sangat maju ditahun ini.

Thomas, lelaki yang memasuki toko bakery itu adalah satu-satunya Tabib di Amasha. Sedangkan, si baker wanita itu adalah Anthea, teman Thomas sejak kecil. Anthea memasang senyum terindahnya, ini kali kedua Thomas mengunjunginya, maksud Anthea, tumben sekali?

Biasanya Thomas hanya datang dihari Minggu, Ya! Thomas itu satu-satunya Tabib setelah Ibunya pensiun. Jadi dia pasti akan sibuk. Mengingat tidak hanya warga Amasha sendiri yang datang dan berobat kepada Thomas.

"Jadi katakan, ada apa?" tanya Anthea

"Aku mendapatkan surat misterius dari Tabib di daerah Ankara" ucap Thomas

"Ankara? Maksudmu desa sebrang itu? Jauh sekali?" ucap Anthea tak percaya

Anthea mendapatkan tatapan mematikan dari Bibinya karena membuat pelanggan bakery mereka terkejut. Anthea hanya memasang cengir kudanya dan meminta maaf pada semua orang yang berada di toko bakerynya. Dia menarik Thomas keluar dan mengajaknya berbicara diluar.

"Ceritakan Ulang" titah Anthea memasang telinganya

Thomas memulai ceritanya dan mengatakan bahwa dia mendapatkan surat itu pagi ini, namun dia juga mendapatkan pemberitahuan bahwa surat itu ditulis satu minggu sebelumnya. Surat itu berisikan peminjaman alat terapi yang diciptakan Thomas sekitar setahun yang lalu.

Thomas tentu saja enggan meminjamkan alat itu, tapi Miriam, Ibu Thomas mengaku mengenal Tabib itu dan meminta Thomas supaya mau meminjamkan alat terapi itu kepada Tabib bernama Ilyas di desa seberang itu. Miriam sendiri yang akan mengambil tanggung jawab jika sesuatu yang buruk terjadi pada barang itu.

Anthea tau, Miriam bukan tipe ibu pembual. Dia mengenal jelas Miriam bukan tipe orang suka membatalkan janjinya apapun resikonya. Jadi, Anthea tidak punya saran yang lain selain hanya meyakinkan Thomas untuk mengirimkan alat terapi itu. Tapi Anthea selalu punya jalan tengah.

"Kita minta kirimkan malam ini, berapapun biayanya, kamu kan kaya Thomas" ucap Anthea

"Aihhh Walaupun begitu, tetap saja." ucap Thomas

"Kau tau kan, malam adalah waktu mereka mengirimkan makanan. Maksudku itu bisa mengurangi resiko alat terapimu hilang Thomas. Ayolah, apa Sir Thomas sebodoh ini?" olok Anthea

"Oh Astagah! Kau benar-benar pandai Anthea!" puji Thomas pada Anthea

"Kalau begitu, ayo ikut aku ke kurir sekarang"ajak Thomas menarik tangan Anthea

"Eh! Aku ijin Bibiku dulu" ucap Anthea diabaikan oleh Thomas

Inilah Thomas, selalu mengabaikan urusan orang lain demi mencapai urusannya sendiri. Memang Bibi Anthea tidak akan marah, tapi meninggalkan rumah tanpa meminta ijin sama sekali bukan Anthea. Berbeda lagi jika Anthea sudah bersama Thomas.

***

Hi,Sama seperti tag-nya. 

Ini adalah kisah yang ditulis berdasarkan mimpi Author pasca Author nonton The Fate Of Winx Saga series di Netflix. 

Author sering banget mimpi ya? Iya, hampir tiap hari mimpi. Jadi alam bawah sadar Author selalu On. Makanya agar tidak overload, munculah cerita ini di Wattpad.

Kalau kalian nemu book ini, aku mau berterimakasih banget ke kalian. Apalagi yang sudah baik hati mau membaca dan menekan tombol bintang kecil *

Sayang readers banyak-banyak :*


DREAM | Twins Brother Of Atlanta✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang