Beberapa hari ini aku merasa kurang enak badan untunglah chan membantu pekerjaan rumah sampai menjemput christ.
Perutku sangat lapar lalu aku menuju dapur dan kulihat chan sedang memasak sesuatu aku penasaran lalu mendekati chan dan memeluknya dari belakang.
"Kamu masak apa sayang?" Ucapku mengagetkan chan
"Astaga sayang ngagetin aja."
"Kamu masak?"
"Iya. Buat makan siang."
"Astaga kok repot-repot sih sayang kenapa gak delivery aja."
"Gapapa sayang sekali-kali aku masak. Kamu juga kan lagi gak enak badan."
"Tapi itukan tugas aku kok jadi kamu yang ngerjain."
"Gapapa sayang dulu waktu dirumah aku sering masak sendiri jadi udah biasa kok. Sekarang kamu duduk aja di meja makan nanti makanan nya aku hidangin."
"Gak mau aku mau bantu kamu."
"Yaudah terserah kamu."
Aku membantu chan merapikan piring dan menaruh makanan yang sudah masak ke meja makan tapi tiba-tiba aku merasa pusing dan hampir jatuh untung saja chan bergegas menangkap tubuhku.
"Tuh kan udah aku bilang mending kamu duduk aja kamu tuh lagi gak enak badan."
"Iya. Maafin aku ya."
"Yaudah kamu duduk terus makan nanti kita ke rumah sakit ya."
"Iya."
Chan pergi ke kamar christ untuk memanggil nya makan siang. Kami makan siang bersama, masakan Chan enak tapi karna aku sedang tidak enak badan aku hanya makan sedikit.
Setelah makan chan mengajak ku pergi kerumah sakit. Sampai di rumah sakit aku di periksa lalu dokter memberi tahu keadaanku.
"Gimana dok, istri saya sakit apa?"
"Tenang. Istri tuan tidak sakit."
"Lalu kenapa istri saya sering pusing dan tidak enak badan."
"Itu hanya efek samping dari kehamilan saja."
"Maksud dokter?"
"Istri tuan sedang mengandung. Usia kandungan nya 8minggu."
Aku dan chan kaget lalu saling tatap.
"Serius dok?"
"Iya. Selamat ya tuan nyonya. Baiklah kalo begitu saya permisi."
"Iya dok."
Dengan wajah sumringah kami keluar dari ruangan dokter lalu pulang ke rumah di mobil Christ bingung banyak pertanyaan di lontarkannya.
"Ayah, maksud dokter itu tadi apa? Hamil? Mengandung?"
Chan tersenyum melihat kepolosan Christ.
"Itu tandanya Christ sebentar lagi punya adik."
"Maksudnya?"
"Di dalam perut bunda ada adiknya Christ." Ucapku
"Ohh begitu. Aku senang bisa mempunyai adik. Apa nanti kami bisa bermain ayah?"
"Tentu saja. Nanti jika adikmu lahir jaga lah dia dan kau bisa bermain bersamanya."
Christ mengangguk mengerti ucapan ayahnya.
Setelah sampai di rumah chan langsung menyuruh ku istirahat dan langsung meminum vitaminnya.
"Istirahat lah aku akan selalu menjaga mu."
"Terimakasih sayang."
"Aku gak nyangka sebentar lagi aku akan menjadi ayah untuk ke dua kalinya."
"Aku juga, aku harap setelah hadir anak ini tidak ada lagi masalah dalam hidup kita."
"Iya, semoga ya sayang."
Cuuuuuppppp
Kecupan singkat mendarat di bibirku membuatku tersenyum kearah chan.
"Chan?"
"Em iya sayang."
"Apa dia akan kembali untuk mengganggu hubungan kita."
"Tidak sayang. Tidak akan aku biarkan dia mengganggu rumah tangga kita."
"Benarkah?"
"Tentu. Kamu tidak perlu khawatir aku akan selalu bersamamu."
"Terima kasih chan."
"Sama-sama sayang." Chan memelukku dan mengelus Surai rambutku.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Threat of Love || Bang Chan × You🔞🔞|| 18++ AREA
FanfictionY/n diancam oleh hyunjin untuk menjadi kekasih chan. Hyunjin adalah sahabat semasa kecilnya chan, chan selalu berkorban untuk hyunjin dulu. Dan sekarang hyunjin mencoba membalasnya dengan mengabulkan cinta pertama chan. Cinta pertama itu pun di dapa...