Halo! Harusnya diupdate besok, tapi aku pikir sekarang juga nggak apa-apa deh. Mana love buat aku? Hehe
Siap ketemu Satria & Kanaya? Masih penasaran kan sama kelanjutannya? Kalau gitu, happy reading semuanya!
🏠
Ponsel Kanaya bergetar saat sedang berjalan menuju ruangan Mbak Galuh, atasannya di kantor. Satu notifikasi muncul menampilkan nama Satria. Sambil memelankan langkah, ia membaca dan berbalas pesan dengan Satria.
Satria: Doain, Nay. Aku lagi otw minta cuti, nih.
Kanaya: Ih, sama dong. Aku juga udah di depan pintu ruangan si bos.
Satria: Tuh, kan.
Kanaya: Tuh kan, apa?
Satria: Kita sama-sama mau ke ruangan bos buat minta izin cuti. Artinya kita emang jodoh, Nay.
Kanaya: Maaf, salah sambung.
Satria: Wkwkwk! Bikin jadi semangat pengin cepet-cepet nikahin kamu.
Kanaya berdecak dan memutar bola matanya sebal. Ia mengabaikan pesan terakhir Satria dan tidak membalasnya. Tangannya segera mengetuk pintu setelah beberapa kali menarik napas. Kanaya harus segera menemui si bos dan minta izin cuti.
"Cuti nikah? Saya nggak salah dengar nih, Nay?"
Kanaya menggeleng seraya tersenyum kikuk, sementara Mbak Galuh menatapnya dengan keheranan. Sesungguhnya, kabar pernikahan ini tidak hanya mengejutkan Mbak Galuh, tetapi juga Kanaya sendiri.
Mbak Galuh tertawa heran setengah mengejek. "Kamu mau nikah sama siapa?"
"Ya, sama calon suami sayalah, Mbak," sahut Kanaya.
Mbak Galuh berdecak. "Iya, saya juga tahu sama calon suami kamu, tapi bukan itu maksud pertanyaan saya. Bukannya selama ini kamu nggak punya pacar, makanya selalu lemburan di kantor? Kok sekarang tahu-tahu minta cuti nikah."
"Oh, itu. Sama Sa---"
"Dadakan pula kamu ngajuin cutinya. Kapan, Nay? Dua minggu lagi? Haduh," sela Mbak Galuh seraya memijat pelipisnya. Seakan-akan permintaan cuti Kanaya adalah musibah.
Kanaya tersenyum meringis seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal menanggapi ocehan Mbak Galuh. Ia memang tidak tahu malu, mengajukan cuti mendadak seperti ini. Mau bagaimana lagi? Kanaya tidak punya pilihan. Di rumah, semua orang sudah heboh mempersiapkan acara pernikahannya yang akan diselenggarakan dua minggu lagi.
Awalnya, Kanaya ingin menolak menikah secepat ini. Namun, urung niat karena ternyata Satria sudah bernegoisasi pada para orang tua---berharap pernikahan akan dilangsungkan satu atau dua bulan lagi, tetapi ditolak. Keputusan ini sudah mutlak dan tidak bisa diganggu gugat tepat seminggu setelah malam tahun baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAHABAT SATU ATAP ✓
ChickLitSAHABAT SATU ATAP (18+) "Mungkinkah kita saling mencinta?" *** Sial, Kanaya benar-benar terpaksa menikah dengan Satria demi sebuah tiket liburan gratis seumur hidup. Juga agar pikiran kolot Mama dan Bunda berhenti mencurigai mereka melakukan hal-hal...