Hai, semuaaa. Aku kambek! Hujan-hujan enaknya baca kelanjutan cerita Kanaya-Satria, nih Siapa yang kangen mereka? Cung!
Langsung baca aja. Jangan lupa vote dan komen yang rame dooong. Bab kemarin komennya pelit-pelit, ih 🤣
🏠
Setelah puas menikmati sunset di Pantai Pok Tunggal, Satria mengajak Kanaya makan malam di Bakmi Jawa Mbah Gito---warung bakmi yang konon dulunya bekas kandang sapi dan membuat Satria amat penasaran---di daerah Kotagede, Yogyakarta, sebelum akhirnya mereka tiba di hotel pukul sembilan malam. Sejak mereka tiba di bandara sore tadi, keduanya belum sempat ke hotel karena Kanaya memaksa untuk langsung pergi ke pantai dengan mobil sewaan yang sudah menunggu di depan bandara.
Setelah seharian menikmati Jogja sampai lupa waktu, barulah mereka sadar bahwa tubuh mereka sudah sangat lengket dan harus segera membersihkan diri. Mereka juga harus lekas beristirahat supaya kembali bertenaga untuk menghadapi jadwal liburan esok hari.
"Ini kuncinya, Pak. Lorong kamarnya dari sini lurus, lalu belok kiri," kata seorang pegawai hotel sambil memberikan kunci kamar pada Satria di lobi resepsionis.
Satria sengaja ingin pergi ke kamar tanpa diantar petugas hotel karena ada yang harus ia bicarakan dengan Kanaya. Setelah menerima kunci dengan gantungan kulit cokelat bernomor 110 dengan ragu, Satria menatap Kanaya yang memejamkan mata di sofa ruang tunggu. Gadis itu tampak kelelahan di hari pertama liburannya.
Satria bergegas menghampiri Kanaya dengan raut gelisah. "Nay?" panggilnya. Gadis itu membuka mata, lalu berdiri dari duduknya.
"Sudah check in-nya?" tanya Kanaya. Wajah gadis itu tidak secerah tadi siang karena perjalanan yang cukup melelahkan. Namun, semua orang bisa lihat dengan jelas, senyum ceria Kanaya seperti enggan memudar. Gadis itu tampak benar-benar menikmati liburannya.
"Nay, ehem, anu ...." Satria terbata. Sebelah tangannya menggaruk kepala yang tidak gatal.
"Kenapa? Kamarnya penuh?" tanya Kanaya penasaran. Wajar, jika kamar hotel penuh karena mereka tiba di Jogja saat weekend. "Eh, tapi bukannya kamu sudah booking hotel dari dua minggu lalu, ya, Sat?"
Kanaya ingat betul Satria begitu antusias mengatur urusan booking-mem-booking dua minggu lalu di The Crab usai dapat izin cuti dari atasan masing-masing. Sambil makan malam, Satria sibuk mengutak-atik ponsel untuk booking tiket pesawat dan hotel. Sampai-sampai Kanaya dengan terpaksa harus menyuapi Satria karena pria itu malah abai dengan makan malamnya.
"Nggak---eh, iya, sih. Kamar di hotel ini memang penuh, tapi yang aku booking, aman, kok."
"Oh, ya udah. Terus kenapa kamu gelisah gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SAHABAT SATU ATAP ✓
Romanzi rosa / ChickLitSAHABAT SATU ATAP (18+) "Mungkinkah kita saling mencinta?" *** Sial, Kanaya benar-benar terpaksa menikah dengan Satria demi sebuah tiket liburan gratis seumur hidup. Juga agar pikiran kolot Mama dan Bunda berhenti mencurigai mereka melakukan hal-hal...