SSA: 9. Gigit, Nih!

18.6K 1.1K 91
                                    

Aku takjub sama viewers di bab 7 & 8, ya ampuuuun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku takjub sama viewers di bab 7 & 8, ya ampuuuun. Rame banget! Kalau ada kode 18+nya cepet ya naiknya, wkwk.

Bab ini aku bablas lagi nih nulisnya sampe 3000++ wkwk. Tapi, yaudah sih. Yg penting akunya seneng yg nulis, hehe.

Vote dulu dong sebelum baca. Komen yg rame lagi kayak kemarin yaa hihi.

🏠

Jakun Satria naik turun karena kesulitan mengalihkan tatapannya dari Kanaya sejak tadi. Persis di hadapannya, Kanaya tampak sibuk melepas satu per satu kancing kemejanya sendiri. Tatapan Satria menurun seiring dengan kemeja Kanaya yang dibiarkan jatuh oleh pemiliknya. Satria menelan ludahnya kasar. Jantungnya mendadak ingin lepas mendobrak tulang-tulang rusuk saat tiba-tiba Kanaya mendekat dan meraih ujung kaosnya.

"Sat, ayo, cepet. Buka kaos kamu!" suruh Kanaya dengan semangat.

Satria menggeleng. Tangannya refleks menahan kausnya. "Ng-nggak usah, Nay."

"Ish, mana asyik kalau pakai kaos?" Kanaya menarik paksa kaus Satria ke atas hingga perut pria itu sedikit terlihat.

"Nay. Malu, Nay," risi Satria sambil terus berjuang menahan kausnya agar tidak berhasil dilepas Kanaya. "Kamu ... mending pake kemeja kamu lagi, deh. Itu ..., ehem, dada kamu ..., kelihatan ke mana-mana!"

Tadi pagi, gadis itu protes saat Satria menuduh sudah berusaha membuatnya khilaf karena daster berdada rendah yang Kanaya pakai. Namun, sekarang ini apa? Kanaya melepas kemejanya sendiri dengan sukarela di hadapannya, menyuguhkan pemandangan yang indah, tetapi sekaligus mendorong Satria untuk---benar-benar---berbuat khilaf.

Satria ini pria normal yang punya batas kesabaran menahan hasratnya dan Kanaya tidak lupa fakta itu, kan? Atau Kanaya memang sengaja mancing-mancing agar Satria membuktikan kenormalannya? Satria menggeram dalam hati dengan tangan terkepal, Astaga, Kanaya sengaja mau bikin aku mimisan apa gimana, sih?

Kanaya tertawa jengkel mendengar ucapan Satria, lalu melirik tubuhnya sendiri. Bagian mana dari dadanya yang terumbar ke mana-mana? Dia hanya mengenakan tanktop, bukan bikini dengan tali tipis seperti yang sering cewek-cewek pakai saat berkunjung ke pantai.

"Pake lagi kemejanya!" Satria melempar kemeja Kanaya yang baru saja dipungutnya, persis ke dada gadis itu. "Jangan mentang-mentang nggak ada Mama sama Bunda, kamu jadi nggak kontrol pakaian kamu pas liburan ke pantai, ya!"

Kanaya tersenyum menang sambil kembali melempar kemejanya pada Satria. "Justru karena Mama sama Bunda nggak ikut liburan bareng kita, aku mau puas-puasin main di pantai pakai tanktop, dong!"

Sudah cukup bagi Kanaya, sejak kecil hingga belasan tahun kemudian, para ibu mengatur pakaiannya saat main di pantai, yaitu mengenakan kaos oversize dan celana selutut. Kanaya bahkan tidak pernah tahu rasanya berenang di pantai pakai baju renang, apalagi bikini. Maka pada liburan kali ini, dia tidak akan membiarkan siapa pun menghalangi keinginannya untuk pakai tanktop di pantai. Satria sekalipun.

SAHABAT SATU ATAP ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang