Part 33 - Kepikiran (2)

263 59 36
                                    

Pagi-pagi Sihyun sudah memasak di apartment Juyeon.

Juyeon yang baru bangun tidur tiba-tiba saja memeluknya dari belakang sambil meletakkan dagunya di pundak Sihyun.

"Jangan gitu ih, kak."

"Kangen." ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Apa sih ? Tiap hari juga ketemu."

"Mau dibantuin apa nih ?"

"Nggak usah kak, entar dapurnya malah meledak."

Juyeon terkekeh.

"Kamu mulai sekarang nggak usah bersih-bersih apartmentku, masak juga jangan. Masak pacar sendiri bersihin rumah pacarnya ?"

"Ya nggak papa, aku kan masih belum lunas utangnya."

"Anggep aja udah lunas. Valid no debat, jelas no kecot." tegas Juyeon.

"Wkwkwk.. Kakak dapet istilah kayak gitu darimana ?"

"Dari komen-komen di socmed. Jadi udah fix pokoknya lunas ya."

"Tapi kan kak--"

"Ya aneh dong, Hyun. Kamu ke rumah pacar buat bersih-bersih. Kecuali kamu ikut tinggal disini, baru masuk akal."

"Hah ?!" Sihyun sampai berbalik dan menghentikan aktifitas memasaknya.

"Apa ?"

"Nggak usah aneh-aneh ya kak.."

"Aneh apa ?" Juyeon bingung. "Ah, itu.. Aku nggak maksud nyuruh kamu tinggal bareng disini ya.. Diiih, mikirnyaaa.." Juyeon jitak pelan dahi Sihyun.

"Terus ?"

"Ya itu kan misalnya aja. Jangan ngadi-ngadi kamu."

"Kok jadi aku yang dibilang ngadi-ngadi ya ?" Sihyun beneran bingung, sedangkan Juyeon terkekeh pelan.

Beberapa saat kemudian mereka mulai makan, tapi bel apartment Juyeon berbunyi. Dia melihat siapa tamunya dari layar dan langsung tampak kesal.

Juyeon dengan terpaksa membuka pintu, tanpa mempersilahkan tamunya masuk. Kalau dibiarkan, tamu itu akan terus membunyikan bel yang mengganggunya.

"Ada apa ?" tanyanya ketus.

"Mama nggak disuruh masuk dulu ?"

"MAMA ?! ANDA BUKAN MAMA SAYA !"

Sihyun bisa mendengar suara Juyeon yang cukup ketus itu, lalu mengintip sedikit.

Tamu yang seorang wanita paruh baya itu terkekeh seperti meremehkan.

"Bilang aja kamu lagi nyembunyiin wanita murahan di dalam apartment kamu, makanya mama nggak boleh masuk. Rumor itu udah mama denger ya."

"ANDA BUKAN MAMA SAYA ! Jangan pernah berharap saya akan memanggil anda seperti itu. Dan juga, urusan saya bukan urusan anda. Anda tidak perlu repot-repot bayar orang untuk memata-matai saya. Silahkan pulang."

Baru Juyeon mau menutup pintu, tapi ditahan oleh wanita itu.

"Kamu akan dijodohkan dengan anak kerabat mama. Papa kamu sudah setuju, daripada kamu berhubungan dengan wanita murahan nggak jelas."

"SETIDAKNYA JAGA UCAPAN ANDA, KALAU SIKAP ANDA SUDAH TIDAK BISA DIJAGA !" Juyeon sudah tampak murka.

Wanita itu juga tampak kesal.

"Lihat saja. Apa kamu bisa melawan papa kamu ? Pilihannya antara kamu nurut sama papa kamu atau kamu tidak dianggap anaknya lagi dan pergi dari apartment ini."

FourEver | 99LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang