Part 18 - Grogi

393 75 23
                                    

"Na.. Yena.."

Hangyul mengguncang pelan kedua tangan Yena yang melingkar di perutnya, tapi tidak ada respon dari Yena yang masih terlelap di boncengan Hangyul.

"Na.. Bebek.."

"Hmmm.."

Yena malah semakin mengeratkan pelukannya di perut Hangyul, bahkan menduselkan kepalanya di punggung Hangyul.

Hangyul langsung menegakkan punggungnya sambil mengatur nafasnya.

"Bebeeek.. Ini udah sampai di parkiran Rumah Sakit. Buruan bangun !"

"Hah ? Hm.. Hoaaam.." Yena nguap lebar banget.

Akhirnya Yena mulai bangun, meregangkan badan dan mengucek matanya.

"Widih, udah gelap aja." kata Yena setelah cukup sadar.

"Ya gue pelan-pelan, lo kan tidur. Kalau gue kencengan, entar lo kejengkang."

"Ehehehe.. Baik banget deh Hangyul Sabulloh bin Makhmud Aca Aca.." kata Yena nyengir sambil nepuk bahu Hangyul.

"Lo nggak laper ?" tanya Hangyul saat mereka sambil jalan menuju ruang rawat inap mama Yena.

"Lo laper ya, Gyul ? Sorry ya tadi nggak mampir makan dulu. Entar makan di kantin yuk.."

"Gue nanyanya elo laper enggak ? Kalau gue mah gampang."

Yena berhenti jalan dan noleh ke Hangyul sambil senyum.

"Gue juga gampang kok.. Gue malah nggak enak sama lo, Gyul.." kata Yena sambil lanjut jalan.

"Halah ! Gue mah santai, kayak sama siapa aja." ucap Hangyul sambil mengusak pucuk kepala Yena.

Nggak tau kenapa, dada Yena jadi terasa hangat, tenang dan nyaman.

Sesampainya di depan kamar mama Yena dirawat, Yena langsung buka pintu dan masuk ke dalam.

"Mamaaa.."

Yena menghambur memeluk mamanya yang terbaring lemah sambil menangis.

"Lhoh ? Yena ?" tanya papa yang sedang duduk di sofa.

"Papaaa.." Yena gantian lari meluk papanya.

"Huweee.. Mama kok diem aja sih ma ? Kok mama merem terus ? Bangun maaa.. Ini Yena maaa.."

Pundak Yena dipegang dan ditarik papanya.

"Naaa.. Mama masih belum sadar karena efek obat bius setelah operasinya. Jangan dibangunin."

"Oalaaah.. Kirain mama.. Hiks.."

"Wkwkwk.. Kamu nih ada-ada aja."

Papa lalu menoleh ke arah Hangyul yang cuma berdiri diam dan nampak tegang seperti patung.

"Itu siapa, sayang ? Kok nggak dikenalin ke papa ?" tanya papa sambil senyum jahil dan naik turunin alisnya.

"Oh iya, sampai lupa !" Yena nepok jidatnya sendiri.

"Gyul, masuk sini !"

Hangyul nurut aja dan salim ke papa Yena.

"Ini Hangyul pa, temen kampusnya Yena."

"Halo om, saya Hangyul. Lee Hangyul."

"Halo, saya papanya Yena. Choi Siwon. Bener kamu temen Yena ? Cuma temen ?"

"Bener kok om."

"Kok nggak pacar sih ?! Nggak asik ah kalian."

"Ehehehe.." Hangyul garuk-garuk tengkuknya sambil senyum grogi.

FourEver | 99LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang