Ayra bukan tipe orang yang ditindas lantas diam saja, dia justru menindas balik sampai kandas. Apalagi cuma berhadapan sama Zulita yang bukan siapa-siapanya.
Menurutnya kalau ada orang yang baik, dia pun akan melakukan yang lebih dari kata baik untuk orang yang bisa memperlakukannya dengan baik.
"Kakak kan bisa minta tolong sama yang lain?"
"Terus juga gada sangkut-pautnya sama Dio kak! Lagian gak semua orang yang kelihatan nya baik, jadi baik juga kan? Bisa jadi malah memanfaatkan keadaan, cari-cari kesempatan dalam kesempitan. Jangan-jangan kakak manfaatin Ayra?"
"Ahhhiya lupa waktu itu kan Kak Lita sibuk ya? Sibuk caper kesana-kemari. Eh- Maksudnya sibuk ngurusin yang lain.." Ayra menepuk keningnya sendiri.
Semua atensi menatap Ayra, begitupun Alka yang menatapnya tajam. Sedangkan dia hanya menatap sinis ke arah Zulita.
"Kamu nuduh senior manfaatin juniornya gitu? Terus menganggap senior caper juga?" tanya Jia. Belum sempat Ayra menjawab, Geva sudah menceletuk.
"Nggaklah Ya. Kita juga yang terlalu menggantungkan orang lain." Mata Geva beralih menatap Zulita.
"Gue manggil Lo buat ngasih flashdisk, abis itu Lo bisa lanjutin tugas Lo lagi. tapi yang gue liat Lo malah photo-photo."
"Terus Ayra yang nanggung." Alka mengernyit, seakan bertanya bagaimana Fabian bisa tahu,
"Kata cewek gue."
"Justru itu sebagai gantinya gimana kalo uang yang hilang kita pake dana kas dulu atau gak kita bisa ngadain bazar lagi?" tanya Zulita,
"Pokoknya Ayra gamau kalau harus diganti apalagi pake dana kas. Mending dananya dipake buat kepentingan yang lebih berguna."
"Kemarin gue check juga udah limit kas nya," keluh Jia.
"Kita coba ajuin proposal aja buat gantiin uangnya Ayra, gimana?"
Ayra memutar bola matanya kesal mendengar ucapan Zulita. Sudah jelas-jelas dirinya bilang tidak usah diganti. Itu tidak sebanding dengan harga dirinya.
"Ayra yang teledor, jadi ya harus tanggung jawab, dan gaperlu diganti." Ayra menggelengkan, sebelum melanjutkan.
"Kalo kalian mau ngajuin proposal atau ngadain bazar lagi, silahkan. Tapi untuk tambahan uang kas."
"Gabisa gitu. Ini semua juga tanggung jawab kita. Ya kan Gev?" bantah Zulita.
"Intinya Ayra keberatan kak!"
"Oke Gini. Yang kemarin anggap udah clear dan sekarang kita cari dana buat keperluan yang lebih penting, setelah itu, kalau ada lebihan, baru untuk kekurangan yang lain. Gimana?" tanya Geva,
"Pulihin dulu dananya, sekiranya udah tertutup semua, gunakan uangnya sebaik mungkin."
"Ngajuin proposal itu banyak resikonya. Belum lagi kalo lama atau ditolak. Memang sebaiknya yang teledor harus bertanggung jawab." Alka melirik pada Ayra.
"Yang kemarin jadiin pelajaran Gev. Sekarang mikirin buat kedepannya gimana." ucapan Alka, membuat Geva mengangguk.
"Iya Al. Tapi berhubung gada sponsor buat bazar, gue sama anak-anak mau nyoba ngajuin proposal aja."
"Yaudah gimana kalo kita buat proposal nya di bantu sama dua orang ini? Biar lebih mudah.." usul Zulita,
"Boleh juga. Lo berdua mau kan?" Cleo mengkode Alka dan Fabian, lalu mereka mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I'm With You
General FictionKehidupan Ayra Baby Anaistacia berubah ketika menjalin cinta nya dengan seorang laki laki yang tiba tiba muncul. Menjadi lebih seperti pelangi, kadang membuat nya capek, kesel, marah, suka berubah ubah seperti bunglon, tapi meskipun begitu sikap nya...