03.

220 151 119
                                    


Ditengah perjalanan Labib melihat penjual bubur ayam. Kebetulan ia juga sedang lapar, jadi ia memutuskan untuk mengajak Alesya dan Erlang makan terlebih dulu.

"Sya laper gak, yuk makan."

"Itu pertanyaan apa pernyataan?" tanya Alesya dengan wajah gemas.

"Dua-duanya hehe," jawab Labib sambil cengengesan.

"Kalo gitu ngapain nanya," balas Alesya dengan jutek.

"Nama nya juga basa basi Sya, iya gak Lang?" tanyanya meminta pembelaan dari Erlangga.

"Iyaa betul banget," jawab Erlang membenarkan ucapan Labib.

"Apa yang betul?" tanya Alesya kepada sang adik.

"Itu yan tadi kata bang Abib, tapi Lang juga dak tau ka hehe."

"Dasar bocil, kalo gak tau apa-apa mending diem aja gak usah ikut-ikutan," cibir Alesya yang kesal terhadap adik nya yang malah membela Labib.

Sialan.

"Tapi, gini nih cowo tuh ribet. Apa-apa harus basa basi dulu, gak bisa apa langsung to the point," celetuk Alesya ketika mereka sedang hendak menyebrang jalan.

"Heh betina! Enak aja ya lisan lo, gak mikir apa nyari topik tuh susah!" Jawab Labib dengan ngegas. Dirinya tak terima jika kaum adam selalu disalahkan.

"Heh ayam jantan makannya kalo mau ngomong apa-apa gak usah basa basi, langsung ke intinya aja. Hidup kok dipersulit," ujar Alesya dengan wajah tengilnya.

"Bener-bener minta di gantung nih anak," batin Labib.

"Emang ya bener kata orang, para kaum betina tuh gak mau ngalah, gak mau disalahkan, pengen nya menang sendiri, gak bisa menghargai pengorbanan laki-laki yang udah nurunin ego nya buat basi-basi duluan." jawab Labib mendramatisir.

"Idih curhat mas nya hahahaha," Alesya tertawa terpingkal-pingkal melihat wajah Labib yang merah padam karena menahan kesal.

"Dahlah males gue sama lo," ucap Labib sambil pergi meninggal kan Alesya yang masih melongo dengan tingkah laku Labib yang seperti bocah SD.

"Gue yakin, pasti tetangga-tetangga gue mata nya pada siwer. Masa tingkah kaya gitu dibilang cool, cuek. Cuek dari mana nya coba? kalo dilihat dari pluto sih mungkin," ujarnya bermonolog.

...

Setelah tersadar dari lamunannya Alesya segera menyusul Labib yang sudah duduk manis di kedai penjual bubur ayam.

"Duduk sini Sya," Titahnya.

Alesya segera mengikuti arahan dari Labib. Setelah duduk sambil menunggu pesanan mereka tiba, Alesya sangat nyaman dengan situasi saat ini sedikit terselip rasa bahagia didalamnya.

Tetapi balik lagi Alesya kembali tertampar oleh kenyataan bahwasannya hidup nya sudah dibawah naungan orang lain.

Mereka makan dalam diam hingga tiba-tiba ada seorang Ibu-ibu dengan seorang anak kecil yang sedang di gandeng oleh nya yang kira usia nya hanya terpaut 1 tahun lebih tua dari Erlangga menghampiri mereka.

"Dek permisi," panggil sang Ibu.

Labib, Alesya dan Erlangga kompak mendongak kan pandangannya melihat sang Ibu.

"Iya bu, ada apa?" tanya Alesya dengan sopan.

"Maaf Ibu mau tanya ade ini nikah muda atau maaf ya de, hamil di luar nikah?" tanya sang Ibu tersebut dengan wajah polos tak berdosa.

ALESYA RAQUELA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang