"Panggil aku Gojo-sama"
Dimana seorang gadis yang duduk dibangku kelas 1 SMA ingin berhijrah kedunia para penyihir Jujutsu ada. Namun gadis malang ini bukannya menjadi seorang siswi disekolah jujutsu. Mengenaskan, Ia malah berakhir menjadi seorang s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mengapa/Apa?
Gadis itu memandangi jendela sendu, dengan perban yang membaluti kepalanya ia memandangi pemandangan dunia luar dari lantai tujuh belas. Pintu diketuk tiga kali, ia hanya mendeham sebagai respon.
Ia datang membuka pintu, lengkap dengan buah tangan bucket buah-buahan dan sejumlah kantung keresek berisi makanan ringan favorit si gadis. Gojo datang menjenguk [Name] kala sinar senja diluar sudah mulai redup.
"Hey, sudah sadar?"
Ia tak menyahuti panggilan dari Gojo.
Gojo memilih untuk mendudukkan dirinya dikursi tepat bersebelahan dengan kasur yang dipakai [Name] untuk rehat."Aku membawakan kikufuku,"
Ia sama sekali tak menoleh, gadis itu sangat membiru, terlihat kosong.
"Aku tahu kau benci jahe, tapi aku membawakan permen dan minuman jahe agar kau lebih hangat."
"Oh iya, kata dokter kau harus tinggal dirumah sakit lebih lama."
Percakapan terjadi sepihak. Respon kecil diberikanlah dari si gadis. [Name] menoleh, menatap kosong Gojo. "Kenapa anda mau membunuhku?"
"Gojo-sama, anda tahu saya hampir mati karena kehilangan banyak darah kan?! Karena anda, saya hampir mengalami geger otak!"
Gojo tak menjawab, tak berani menatap langsung wajah gadis dihadapannya. "Kenapa pakai saya-anda lagi? Kita sedang berdua."
"Tahu tidak?!"
"Tahu,"
[Name] mendaratkan tamparan di wajah mulus itu berkali-kali hingga wajah Gojo memerah. "LALU KENAPA?! KAU MAU AKU MATI?!" Ia meneriakkan segala sumpah serapah didepan wajah Gojo. "KENAPA?!"
Gojo menarik paksa tangan kanan [Name] yang terus saja dilayangkan pada kedua pipinya. Pria itu menatap lekat bawahannya. "Ini bukan masalah kenapa, kau tidak tahu permasalahnnya apa,"
"Apapun permasalahan itu, apakah bisa menggantikan nyawaku?!"
"Itu---"
"Saya minta resign."
Kata-kata [Name] membuat Gojo tertegun. Ia tersendak dari duduknya, meraih kedua pundak [Name], mengguncangkannya terus-menerus. "Kenapa?! Jangan bercanda dan minta resign, kau gila?!"
